Masa Buruk

7 1 0
                                    

Iya, aku berharap padamu.
Tapi aku tidak ingin berharap dengan kepalsuan disampingmu.
🌼🌼🌼

Jasmine bangun mendapati langit langit kamarnya. Pukul 20 masih terlalu dini untuknya, ia bangkit terdiam sekedar mengumpulkan kesadaran totalnya.

Setelah benar benar sadar, Jasmine turun dari tempat tidurnya lalu masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamarnya. Disana ia masih mendapati dandanan serta pakaian yang sama saat ia jalan dengan Kakak angkatnya itu.

"Lipstik gue doang yang pudar," monolognya menatap bayangan dirinya di cermin besar kamar mandi.

Ia mulai menghapus segala macam make upnya lalu mulai melaksanakan ritual mandi.

Sekitar setengah jam di dalam sana, Jasmine keluar dengan hoodie serta hot pants yang sudah melekat di tubuhnya.

Tak niat hati untuk turun, Jasmine menuju balkon kamarnya. Tak lupa ia membawa ponselnya.

"Tiba tiba gue kangen sama lo," ucapnya menerima sapuan angin malam.

Jasmine mulai menelusuri ponselnya, membuka segala kenangan yang tersimpan di galeri ponselnya. Penampakan pertama yang ia lihat adalah foto dirinya dengan cowok dengan seragam putih dongker. Jasmine tersenyum terus setelah melihat kenangan kenangannya bersama laki laki itu.

"Gue kangen lo yang dulu, Lan!" ucapnya lagi.

"Gak sering, tapi udah dua kali gue denger nama itu!" secepatnya Jasmine keluar dari galerinya lalu mematikan ponselnya setelah mendengar suara yang tak asing di telinganya.

"Bisa gak, kalo masuk tuh ketuk pintu!" protes Jasmine berbalik menatap Lionel.

Lionel menatap Jasmine lekat, "Lan, siapa?" tanyanya tanpa perduli dengan seruan Jasmine barusan.

"Bukan siapa siapa!" jawab Jasmine kaku.

"Gue gak suka sama nada bicara lo yang kikuk kek gini, Mel!"

Jasmine menelan salivanya, "Itu ... Udah lah Li, gak penting juga kan." ujar Jasmine.

"Yakin gak penting?" Jasmine mengangguk cepat.

"Bener?"

"Beneran ih!" balas Jasmine lagi.

Lionel sudah tidak berkata, ia mengambil posisi berdiri disamping Jasmani dan diam di samping Jasmine.

"Lo marah?" tanya Jasmine ragu melihat Lionel yang terdiam seperti itu.

Lionel menggeleng, "Atas dasar apa coba?"

"Kali aja lo marah gue deket sama cowok, Kak."

Lionel sontak melirik Jasmine, Jasmine sangat jarang memanggilnya Kakak seperti tadi. Tapi ia agak merasa senang mendengar sebutan itu.

Lionel melirik Jasmine dibarengi senyum khas cowok itu, manis. "Gue gak marah, Mel. Paling kesel doang sama lo yang gak mau jujur ama gue!"

"Itu artinya lo marah ama gue!" ucap Jasmine.

"Ya makanya ngomong siapa si Lan Lan itu."

Jasmine terdiam, selama ini dia selalu menyembunyikan perasaannya pada Arlan dari siapapun bahkan itu Lionel sekalipun, seseorang yang sudah ia anggap penting dalam hidupnya.

"Kalo gue curhat soal gue suka sama orang, lo bakal denger sama percaya gak?" tanya Jasmine ragu.

Lionel hampir terbatuk mendengar ucapan Jasmine barusan, dia tidak menyangka ini akan terjadi dengan waktu sesingkat ini.

"Emang lo lagi suka sama seseorang?" tanya Lionel dengan suara kecil.

Jasmine mengangguk kecil.

"Siapa? Orang yang lo sebut ..."

Just - MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang