Prolog

7.1K 579 279
                                    

"Kamu nggak akan pernah ngerasa benar-benar kesepian, sampai satu per satu teman seangkatanmu lulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu nggak akan pernah ngerasa benar-benar kesepian, sampai satu per satu teman seangkatanmu lulus."

*****

Sabtu siang, aku berdiri di balkon Gedung Kuliah Umum dengan bangunan arsitektur yang cukup membosankan, bercat putih, persis seperti penjara. Di seberang bangunan ini, gedung Fakultas Seni Rupa dan Desain yang memiliki desain serupa disulap seratus delapan puluh derajat. Spanduk bernuansa jingga-putih-hitam yang mencolok dengan foto informal dua lusin mahasiswa terbentang di atas pintu masuk. Di sana terdapat tulisan 'SELAMAT WISUDA, LUR!' Bendera segitiga dari kertas berwarna-warni menghiasi bangunan. Di atas balkon, kanan kiriku penuh sesak dipenuhi manusia-manusia berpakaian aneh.

Seaneh apa? Kamu bisa menemukan Spider-man, Pikachu, manusia metalik lampu merah, hingga model Victoria's Secret di sini, hanya saja mereka semua laki-laki.

Seseorang di sampingku meledakkan confetti dan nyaris membuat jantungku copot. Kini, langit dipenuhi oleh butiran-butiran kecil berkilauan, beterbangan, dan perlahan jatuh ke Jalan IV yang diapit oleh Gedung Kuliah Umum dan FSRD. Beberapa tembakan confetti menyusul setelahnya. Di ujung jalan, aku melihat rombongan bertoga berbelok ke Jalan IV. Kemudian, sorakan yel-yel memenuhi udara.

"Kami anak desaaain, nggak punya yel-yel. Sebenarnya punyaaa, tapi rahasia!"

Penyambutan ini dikhususkan berdasarkan permintaan dua lusin muda-mudi yang kini berbaris di Jalan IV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penyambutan ini dikhususkan berdasarkan permintaan dua lusin muda-mudi yang kini berbaris di Jalan IV. Mereka yang baru saja selesai melakukan prosesi wisuda di gedung serbaguna, kini akan mengikuti prosesi wisuda jurusan di gedung fakultas kami. Semuanya mengenakan toga berwarna hitam-jingga, warna khas kampus kami. Cewek-cewek tampil berkilauan dengan kebaya dan riasan terbaik mereka. Cowok-cowok tampak gagah, tidak kalah berkilauan dengan jas dan kacamata hitam. Biar keren, ceunah.

Tidak ada yang bermuka masam, semuanya bahagia di hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang bermuka masam, semuanya bahagia di hari ini. Tentu saja, wisuda adalah momen dimana mereka terbebas dari tugas-tugas, setidaknya sampai sebuah perusahaan menerima mereka untuk bekerja. Selain itu, mereka bisa meminta apa pun pada adik kelasnya. Ya, itu menjelaskan mengapa ada Joker dan Pennywise di gedung kami, lengkap dengan balon merahnya.

Tidak ada paksaan, tradisi ini berlangsung secara turun temurun. Adik-adik kelas yang mengenakan kostum unik akan melayani sang wisudawan seharian penuh, seperti memayungi mereka saat berjalan dari gedung serbaguna menuju gedung fakultas, membantu membawa barang orang tua wisudawan, serta menjadi fotografer mereka. Karena khusus di hari ini, wisudawan adalah raja dan ratu.

Ini wisuda gelombang kedua angkatanku. Mereka yang berbaris di Jalan IV adalah teman-temanku yang lulus empat setengah tahun. Di tengah rombongan wisudawan, aku melihat cewek berpipi tembam dengan kebaya pink-silver sedang berswafoto dengan cewek-cewek lain. Setelah mendapatkan gambar yang memuaskan—terlihat dari raut wajahnya—ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, tersenyum menikmati penyambutan yang hanya bisa dirasakannya sekali seumur hidup.

Ketika mendongak ke atas balkon, pandangan kami bertemu. Senyumnya semakin lebar, ia melambaikan tangan sambil melompat-lompat kecil, lalu berteriak, "Mika! Aku lulus!"

Aku balik berteriak, "Welcome to the jungle!" Itu adalah ungkapan ketika kamu lulus dan harus terjun ke dunia kerja. Anggap saja dunia kerja itu 'jungle'.

"Bodo amat!" teriaknya lagi. "Mika! Ayo cepat nyusul!"

Aku tidak menjawab lagi, tetapi masih tersenyum. Lambaian tangan cewek itu terasa lambat bagiku, begitu pula dengan orang-orang yang bergerak di sekitar. Suara yel-yel dan teriakan memudar, seperti suara televisi yang dikecilkan. Aku tidak berkedip, kedua mataku menerawang jauh dan nyaris kosong. Setelah semua yang terjadi, kini pikiranku fokus pada diri sendiri. Senyumku lama kelamaan hilang.

Aku, Mika Gianina, harus wisuda juga nyusulin Aruna!

Dukung Kapan Lulus dengan menekan bintang di pojok kiri bawah 🌟

7 November 2022

7 November 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Welcome to my very first local story!
Anyway, ke-absurd-an anak-anak jurusan FSRD di bab ini beneran based on true story sebuah kampus yang ada di Bandung. Yap. Ini mantan kampusku😂

Beberapa tahun lalu sempat viral di sosmed, aku nggak tahu kalian sempet ngikutin ceritanya apa nggak, tapi tradisi wisuda di kampusku emang seunik ini.

Apa yang bakal terjadi sama Mika, kayak gimana kuliahnya Mika, kayak gimana love interest-nya Mika, itu sebagian besar terinspirasi dari kisah nyataku. But no, Mika ini tokoh fiksi murni buatanku sendiri, yang artinya Mika itu bukan aku😋

I hope you enjoy this story!

*****

Kamus Sunda Kapan Lulus

Lur / dulur = Saudara, Bro, Sis

Ceunah = Katanya

Kapan Lulus? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang