Kapan Lulus? [END]

Satu

"Katanya kalau kita baik-baik ke orang, orang lain bakalan baik ke kita. Itu benar kok, tapi sayangnya berlaku buat orang-orang tertentu aja."

*****

"Teh Run, Wi-Fi-nya nggak jalan, ya?"

"Ah, masa sih?"

"Iya Teh, lemot."

Aku mendongak ke arah kasir setelah mencuri dengar percakapan seorang cowok yang mengenakan kaos polo dan celana bahan berwarna hitam dengan celemek putih gading. Itu kasirnya Aruna, sahabatku semasa kuliah. Ia sibuk mengutak-atik touchscreen mesin kasir POS. Di sebelahnya, Aruna yang berpakaian sama, tetapi tanpa celemek, turut mengetuk-ngetuk layar. Alisnya bertaut.

Aruna mendongak ke arahku yang sedang duduk di salah satu meja kedai kopinya. "Mik, Wi-Fi-nya lemot nggak?" teriak cewek berambut panjang dengan pipi tembam itu.

Aku melirik layar laptop di hadapanku untuk mengecek koneksi. "Nggak kok! Lancar."

Aruna berjalan cepat menghampiriku dengan wajah kusut. Ketika cewek itu sampai di meja, buru-buru ku-minimize tab Chrome yang sedang menampilkan Netflix, menyisakan aplikasi AutoCAD yang sedang dalam posisi terbuka, menampilkan denah bangunan kantor tiga lantai yang sedang kukerjakan.

"Tadi ngapain?" Aruna merebut tetikus di tanganku dan membuka tab Chrome yang sudah ku-minimize. Matanya membola. "Mika, kamu download film di Netflix?"

Aku nyengir kuda.

"Kamu download dua drama Korea pakai Wi-Fi dan kamu cuma beli lychee tea seharga lima belas ribu?" Aruna menaikkan nada bicaranya.

"Ya ampun, masih jam sepuluh pagi. Nanti jam dua belas aku bakalan beli rice bowl-nya, kok! Kamu tahu sendiri Wi-Fi di kostku jelek banget," kilahku tanpa dosa.

"Tapi Wifi-nya jadi lemot gara-gara kamu pakai download drakor. Gimana kalau ada pesanan Go-Food yang masuk tapi-"

"Pesanan baru diterima." Suara rekaman wanita dewasa terdengar dari arah mesin kasir, penanda bahwa ada satu pesanan yang masuk melalui aplikasi Go-Jek.