Mungkin saja ada sedikit kebaikan di tempat yang kamu benci
Hal yang mungkin nggak pernah kamu bayangkan sebelumnya
*****
Setelah makan siang, aku langsung berkendara ke kampus teknik terbaik di Bandung, lalu bertemu Dika di Gerbang Dayang Sumbi. Sebelum memasuki perpustakaan umum ITB, kami bertemu dengan seorang cowok dengan tubuh berisi di depan bangunan itu. Dika bilang, cowok ini adalah teman SMA-nya.
Berbeda dengan Dika yang kesehariannya mengenakan jaket kulit, Converse dekil, serta ripped jeans, mahasiswa di hadapan kami mengenakan kemeja dan celana jeans tanpa lubang di lututnya. Sneakers bersih berwarna cokelat melengkapi penampilan rapinya. Rambutnya juga dipotong rapi, tidak dibiarkan gondrong seperti Dika.
Anak Teknik dan Desain emang kentara banget bedanya.
Setelah basa-basi semacam 'eh, kamana wae maneh?' dan 'didieu wae urang mah', cowok bertubuh berisi itu menyerahkan kartu mahasiswanya pada Dika. "Balikin bukunya tepat waktu! Kalau nggak, urang yang kena dendanya!" Cowok itu memperingati Dika.
Dengan santai Dika menerima kartu tersebut. "Iya, santai weh!"
Cowok itu kemudian melirikku, lalu kembali melirik Dika dengan tatapan jahil. "Saha ieu? Kabogoh?"
"Lain. Babaturan," jawab Dika santai.
"Geulis euy," ucap cowok itu, masih dengan tatapan jahilnya.
Aku terkekeh canggung dan sedikit mengangguk. "Nuhun, A."
Temannya Dika tampak terkejut. "Eh, kok ngerti bahasa Sunda?"
"Lah? Ya jelas. Aku, 'kan, orang Sunda juga!" balasku.
Cowok berkemeja itu terkekeh. "Oh iya, punten, Teh. Heureuy ini mah. Nggak kelihatan kayak orang Sunda soalnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Lulus? [END]
Romansa🏆 Spotlight Romance of August 2024 by Romansa Indonesia Walaupun sudah jadi mahasiswa tingkat akhir, Mika masih sering insecure sama prestasi akademiknya. Hingga suatu hari, prosesi wisuda sahabat karibnya telah mengubah tekad cewek itu. Di awal se...