Ta'aruf (vkook gs)

21

Beginilah aktivitas nyoya jeon setiap harinya, pagi setelah subuh dia sudah akan memasak untuk kedua putra dan putrinya, dan siang harinya wanita paruh baya itu akan pergi kesalon miliknya dirinya memang tidak seharian full berada disana , karena memang sudah ada karianwan yg sudah dia percaya.

Saat dirinya sudah bersiap untuk berangkat kesalon,belum lagi dirinya keluar dr rumah . Sudah terdengar suaran mobil yg berhenti dihalaman rumahnya, dia sendiri sudah terlalu hafal mobil siapa itu meskipun sudah beberapa tahun mobil itu tidak dia lihat namun tidak ada yg berubah dari mobil itu bahkan sejak terakhir kali dirinya lihat, Ketika si penumpang keluar dari dalam mobil justru itu yg membuat dirinya sedikit kaget, karena yg datang bukan sosok orang yg pernah setiap harinya datang kerumahnya itu bahkan itu sosok yg berbeda namun juga dirinya kenal.

" Assalamualaikum nyonya,,,," salam wanita yg kini berdiri dihadapan nyonya jeon, sebelumnya nyonya jeon memang sudah berada diluar rumah tepatnya baru diluar pintu.

" Walaikumsalam".. jawab singkatnya.

" Maaff nyonya mungkin kedatangan saya kesini membuat nyonya tidak nyaman, namun ada sesuatu yg saya ingin sampaikan ,, khususnya untuk anak" nyonya ".. wanita itu menjelaskan maksud kedatangannya.

" Kalo begitu silahkan masuk Irene,," nyonya jeon kembali membuka pintu yg tadi sudah dia kunci karena memang dia akan pergi.

" Terimakasih nyonya" ucap Irene dan langsung mengikuti nyonya jeon masuk kedalam rumah.

Wanita yg datang itu Irene,,

Disana Irene menceritakan sesuatu yg terjadi dan itu alasan kenapa dirinya datang kesitu, meskipun dengan rasa rasa takut dan malu yg teramat besar namun dirinya harus memberanikan diri datang kekediaman jeon itu.

" Tunggu sebentar Irene, saya hubungi j.hope dan jungkook dulu,biar mereka yg memutuskan untuk kesana atau tidak"  begitulah nyonya jeon mesipun luka yg pernah Irene dan suaminya torehkan begitu  sakit, namun dia sudah berdamai dengan keadaan dia tidak mau membenci terlalu lama.

" Baiklah nyoya dan terimakasih sudah memberikan saya kesempatan untuk menceritakan semuanya" Irene yg berbicara sambil menunduk.

Tutt,,tutt,tuutt suara sambungan telepon.

" Hallo Assalamualaikum kookie,bisakah kamu pulang sekarang,,,
............
" Nanti kamu akan tau sendiri dan sekarang pulang ya , bunda tunggu..
............
Dan panggilan telpon dengan jungkook pun berakhir, kini nyonya jeon kembali mengekrol ponselnya untuk menghubungi putra sulungnya juga.

Tuuutttt,tuuuuuut,tuuuutt,,,,,

" Assalamualaikum ka,,, apa sedang sibuk..
.............
" Kaka bisa pulang sebentar,
...........
Nanti kamu tau sendiri nak, sekarang tolong pulang secepatnya ya,bunda tunggu .
............
Nyonya jeon menang sedikit hati" untuk bicara dengan sulungnya,, ya ini mengangkut soal Irene dan ayahnya . Saat kejadian itu bukankah sulungnya yg lukanya paling dalam, Dimana kekasihnya justru selingkuh dengan ayahnya sendiri..

" Mereka akan segera pulang,,tunggulah sebentar lagi" nyonya jeon.

" Terimakasih nyonya" Irene.

Tak lama suara mobil pun terdengar datang,, itu jungkook yg datang bersama taehyung juga. Belum lg jungkook dan taehyung masuk j.hope juga sampai.

" Lohh kamu disuruh pulang juga sama bunda kook" j.hope yg baru turun dari mobil melihat jungkook dan Taehyung yg masih berdiri dihalaman rumah.

" Ka''kakkk,,,a'apa ayahh pulang.. gagap Jungkook yg menang sedari tadi dia Diam mematung setelah melihat mobil lain ada dihalaman rumahnya.

" Haaahhh,, j.hope yg juga kaget setelah melihat mobil ayahnya.

" Lebih baik kita masuk ajah dulu ya kookie,," taehyung yg tau jungkook seperti gugup itu mencoba menenangkan.

" Benar kata taehyung, ayo kita masuk dek", jangan takut Kaka Disni hmmm" j.hope menguatkan adiknya, meskipun sebenarnya dirinya pun tidak sekuat itu.

" Hh_emm ayo masuk" JK

Setelah mereka bertiga masuk kerumah, mereka sedikit heran karena bukan ayahnya yg datang melainkan istri mudanya 'irene',, mereka duduk bersama diruang tamu. Suasana begitu tegang, namun mereka juga mencoba untuk tetap bersikap baik bagaimana pun mereka tau tidak mudah untuk Irene memberanikan diri menemui mereka.