part 15

286 36 3
                                    

Bismillah

                Saranjana I'm In Love

#part 15

#by: R.D.Lestari.

"Rea lihat itu!" gadis itu tiba-tiba berseru sembari menunjuk ke arah jalan.

Reagan spontan menoleh ke belakang. Tak ada apa-apa selain jalanan yang kosong.

Reagan kembali memindai pandangannya pada Jelita. Gadis itu ... hilang!

Lelaki yang usianya hampir matang itu mendengus kesal. Beberapa kali ia memanggil nama Jelita, tapi gadis itu tak kunjung terlihat.

"Okey, fine."

Dengan perasaan kecewa dan kesal, Reagan membuka pintu mobilnya dan masuk. Sempat menunggu beberapa waktu, sebelum akhirnya mobil menderu dan memutar, melaju kencang meninggalkan sisi hutan.

Ia tak menyadari bahwa gadis yang sejak tadi ia panggil sebenarnya tak menghilang. Gadis itu ada disampingnya dan tersenyum lebar melihat wajah kesal lelaki yang sengaja datang menemuinya.

Sebenarnya siapa gadis itu? mengapa ia bisa datang dan pergi dalam hitungan detik?

***

Willy menatap Reagan yang datang dengan wajah muram. Wajahnya tertekuk dan membisu.

"Pak ...,"

"Bereskan semua barang-barang saya, dan pesankan tiket segera. Aku ingin besok pagi-pagi sekali kita terbang dan kembali ke Jakarta," titah Reagan.

Willy yang melihat kilat amarah di mata bosnya tak berani protes. Ia hanya mengangguk dan pamit pergi mengerjakan apa yang di suruh majikannya.

Sedang Reagan memilih masuk ke dalam kamar. Membuka jaket dan merebahkan tubuhnya di springbed. Kesal dan kecewa.

Baru kali ia begitu tergila-gila pada seorang gadis yang penuh misteri. Wajahnya kembali terbayang. Hanya beberapa detik saja, tapi mampu mencambuk hatinya.

Tanpa terasa, Reagan terlelap. Gelap membalut tidurnya. Diantara perasaaan resah yang membelenggu pikirannya.

"Aku ... akan datang. Temui aku tepat tengah malam di taman bawah. Jangan terlambat. Aku tak akan menunggu lama,"

Reagan tersentak. Matanya mengerjap beberapa kali. Memperhatikan sekitar. Kembali ia merasa kecewa.

Mimpi. Ya, ia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang sudah membuat rasa penasarannya membuncah.

Seketika rasa kantuk itu hilang. Reagan menoleh ke arah jendela. Langit sudah gelap. Terang lampu di balkon menyinari hingga masuk ke dalam ruang tidur.

Reagan menyentuh perutnya yang terasa perih. Ia baru teringat sedari tadi pagi perutnya belum terisi.

Lelaki itu bangkit. Hanya memakai kaos berwarna putih, dan celana santai, Reagan keluar kamar dan menyuruh Willy untuk membawanya makan.

"Bawakan aku makanan enak di sini, aku lapar," titahnya.

Willy hanya mengangguk dan segera pergi mencari apa yang Reagan minta, sementara Reagan kembali masuk ke kamarnya.

Pikirannya melayang. Hingga tak terasa kakinya kini membawanya ke balkon. Matanya mengendar ke segala arah. Ia menunduk dan memperhatikan taman yang di maksud dalam mimpinya.

Hatinya ragu. Apa memang nanti pas tengah malam gadis itu akan muncul?

Matanya melirik ke arah jam tangannya. Pukul delapan malam. Masih empat jam lagi menuju tengah malam.

Saranjana I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang