part 26

215 27 2
                                    

Bismillah

Saranjana I'm In Love

#part 26

#by: R.D.Lestari.

Sesampai di apartemen, Berlian membawa Reagan ke kamar. Ia kemudian membantunya berbaring di atas kasur springbed dan membiarkan lelaki itu terlelap.

Sementara ia dengan langkah riang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ide buruk tiba-tiba melesat di pikirannya. Apalagi saat melihat lelaki tampan yang memang ia taksir sejak lama sedang tertidur pulas.

"Sepertinya malam ini akan jadi malam yang panjang untuk kami, dan bisa jadi momen ini akan membawanya jadi milikku selamanya,"

"Ha-ha-ha!"

Berlian segera menutup mulutnya, refleks, takut terdengar dan membuat Reagan terbangun.

Bught!

Samar Berlian mendengar benda berat terjatuh. Ia sempat menghentikan kegiatan mandinya dan menajamkan telinga.

Ia cepat-cepat menyiapkan mandinya dan memakai handuk. Segera ia keluar dari kamar mandi, dan benar saja, Reagan sudah menghilang!

Berlian mencari ke semua sudut kamar, tapi pria berotot itu tak ada. Benar-benar hal yang di luar dugaan mengingat kamarnya itu memakai kode dan hanya dia yang bisa bebas keluar masuk di sana.

Tak mau kehilangan jejak, Berlian meraih mantel bulu andalannya, ia kemudian berlarian menuju pos satpam, bertanya di mana ia bisa melihat CCTV apartemen.

Karena itu rahasia, maka sulit bagi Berlian untuk bisa melihatnya. Sedangkan Berlian bersikukuh jika ada barangnya yang hilang. Ia hanya ingin melihat wajah pencurinya.

"Bagaimana bisa ada kasus pencurian? apa ibu memberi tau kode rahasianya? bukankah tak sembarangan orang bisa masuk ke tempat Ibu?" selidik Pak Satpam.

Berlian terhenyak. Merasa terpojok dengan pertanyaan Pak Satpam. Ia memutar otak agar alasannya bisa di terima.

"Emh, mungkin itu ulah asisten rumah tangga yang biasa datang. Dia mungkin yang bocorin kodenya," tukas Berlian sembari menggigit bibirnya.

"Sekarang alamat asisten rumah tangganya di mana? biar saya bantu telpon polisi untuk penyelidikan," jawab Pak Satpam.

"Emh, ga usah, Pak. Barangnya ga banyak, juga ga seberapa mahal. Saya hanya ingin lihat yang ambil," Berlian masih mencari alasan.

Pak Satpam yang melihat gelagat Berlian yang mencurigakan akhirnya memperbolehkan wanita cantik itu untuk ikut ke ruangan khusus di mana mereka bisa dengan mudah memantau situasi di Apartemen.

Berlian dengan langkah tergesa mengikuti Pak Satpam yang berjalan begitu cepat.

Keringat dingin mengucur saat Berlian masuk ke dalam ruangan yang banyak TV berisikan berbagai sudut Apartemen.

Pak Satpam bertanya kapan waktu kejadian dan Berlian menjawab dengan lugas. Sehingga mudah bagi petugas melihat CCTV di jam yang Berlian ucapkan.

Tak lama siluet kejadian terekam jelas di sana, di mana Reagan pergi seorang diri tanpa ada yang membawanya.

Mulut Berlian tanpa sadar melongo tak percaya. Ia amat yakin beberapa menit yang lalu Pria kaya itu sedang tertidur pulas di springbed mahalnya.
Bagaimana bisa dalam hitungan menit ia bangkit dan berjalan seolah tak terjadi apa-apa padanya? bukankah ia mabuk?

"Apa dia pencurinya, Bu?" tanya Pak Satpam sopan.

Berlian mematung. Bingung mau bicara apa.

"Di-- Dia pacar saya, Pak. Tak mungkin mencuri barang," jawab Berlian terbata.

"Jadi? apa kita lapor polisi saja? mengingat mungkin pacar Anda dalang di balik pencurian barang yang Ibu sampaikan,"

Berlian tertegun. Tak mungkin ia melaporkan kejadian yang fiktif alias tak pernah terjadi. Itu sama saja dengan cari mati!

"Bu?"

"Sa--Saya rasa kemungkinan barang itu tidak hilang. Mungkin saya kurang teliti mencarinya,"

"Kalau begitu terima kasih, Pak. Saya permisi dulu,"

Secepat kilat Berlian berbalik dan setengah berlari meninggalkan ruangan monitoring.

Sedangkan Pak Satpam di dalam hanya geleng-geleng kepala, heran dengan kelakuan gadis penghuni Apartemen yang ajaib. Membuat rusuh, di bantuin eh malah ninggalin tanpa pamit. Pak Satpam kena... prank!

***

Angin berhembus cukup kencang di sekitar tubuh pria berjas hitam yang tampak berantakan di atas kasur.

Pria itu tertidur amat lelap hingga tak sadar jika ada sesosok makhluk sedang mengintainya.

Makhluk itu tersenyum manis menatap wajah tampan yang terlihat amat polos saat tidur seperti ini.

Wajah damai itu sesekali mengkerut dan bibirnya lirih menyebut nama seorang gadis.

" Je ... li ... ta...,"

Sosok yang awalnya tersenyum itu kembali menarik senyumnya dan memandang sendu.

Awalnya ia tak ingin berbuat apa-apa dan membiarkan pria itu tertidur lelap.

Namun, saat mendengar kata-kata dan niat buruk dari Berlian, sosok itu memilih menolong dan berniat membawa Reagan jauh dari sana.

Ia tak ingin Berlian berbuat hal yang bisa merugikan Reagan. Bagaimana pun Reagan orang yang berharga dan bukan orang sembarangan. Ia pun bukan seorang cassanova yang senang mengobral cinta.

Walaupun saat ini ia dalam keadaan mabuk dan hilang kesadaran, itu tak bisa menjadi alasan untuk siapa pun memanfaatkan kesempatan.

Sosok itu kemudian berubah menjadi asap dan memasuki semua lubang di tubuh Reagan. Lelaki itu tak dapat mengelak. Ia tetap tertidur dengan pulasnya.

Yang Reagan rasakan dalam tidurnya, ia seperti melayang di udara. Tubuhnya terasa ringan, seperti tanpa beban.

Tanpa ia sadari, tubuhnya kini dikuasai sosok tak kasat mata yang membawanya pergi dari kamar Berlian.

Bukan prihal susah untuk bisa keluar dari Apartemen yang memiliki kode rahasia. Makhluk itu tau segala hal.

Reagan yang telah di rasuki makhluk misterius itu melenggang pergi begitu saja tanpa pamit atau sekedar mengucapkan terima kasih pada gadis yang tadi sudah menolongnya, Berlian.

Hingga Berlian menyadari telah kehilangannya dan terjadilah peristiwa di mana Berlian akhirnya sadar, jika Reagan pergi seorang diri, tampa bantuan siapa pun.

***

Cicit burung terdengar bersahut-sahutan. Reagan mulai menggeliat. Matanya mengerjap kala sinar matahari menerobos jendela yang tersibak karena angin,mengenai wajahnya. Silau dan hangat.

Ia merentangkan tangan dan merenggangkan otot juga sendi yang terasa kaku.

Kuduknya terasa amat berat. Meski rasa malas kian menyergap, Reagan berusaha bangun dan membuka matanya.

Tak ada yang aneh. Ia berada di kamarnya sendiri. Kamar bercat abu-abu dan perabotan lengkap berwarna putih.

Namun, keanehan mulai terjadi saat ia melihat ke samping. Ia seperti melihat sekelebat bayangan wanita diluar jendela.

Serta merta Pria tampan itu bangkit dan berlari ke arah jendela. Menyibak horden agar terbuka sempurna.

Nihil. Tak ada siapa pun diluar. Yang terdengar malah samar suara wanita yang tertawa renyah di sertai aroma bunga yang menenangkan.

Reagan terhenyak. Ia membuka pintu kaca dan mencari semua keanehan yang terjadi pada dirinya.

Benar saja, saat ia melihat ke bawah, jelas ia melihat seorang wanita bermain bersama kucing-kucing peliharaannya di bangku taman..

Gadis yang memakai dress bunga-bunga itu tampak sangat cantik. Reagan tertegun menatap sang gadis. Gadis itu ...

Saranjana I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang