part 33

211 28 0
                                    

Bismillah

  
           Saranjana I'm In Love

#part 33

#by : R.D.Lestari.

Willy mengangguk cepat. "Ya, Tuan, barusan ada yang datang dan bertanya keadaan Tuan,"

"Di mana gadis itu sekarang?"

"Dia baru saja keluar, Tuan. Mungkin saat ini berada di ujung lorong,"

Tanpa membuang waktu, Reagan berlarian, ia yakin gadis itu adalah Jelita, dan saat ia keluar, ia menemukan seorang gadis yang berjalan memunggunginya.

Dress kuning bunga-bunga mengingatkannya pads Jelita, gadis yang sejak lama mengisi hatinya.

Rambut terurai lurus sepinggang, hitam bersinar terkena pantulan cahaya dari luar yang menembus jendela.

"Jelita!" panggilnya, tapi gadis itu tak menyahut juga tak menoleh padanya.

Reagan berlari mengejar, dan ...

Tap!

Tangannya meraih tangan Si Gadis dan menariknya hingga wajah Si Gadis membentur dada bidangnya.

"Aughh!"

"Ma--maaf, Jelita, aku terlalu bahagia menemukanmu. Aku kira kita akan berpisah dan tak akan pernah bertemu," ceracau Reagan seraya memeluk erat tubuh Si Gadis.

Terasa pergerakan dari gadis yang di peluknya.

"Jelita? aku bukan Jelita ...," lirihnya.

"Hah?"

Secepat kilat Reagan melepas pelukannya dan mundur ke belakang. Kedua tangannya memegang dua lengan Si Gadis dan menatapnya dengan seksama.

Gadis yang semula tertunduk itu mulai mengangkat wajahnya dan balik menatap Reagan.

"Berlian?"

Refleks kedua tangan itu melepas genggamannya pada kedua lengan Berlian.

"Tapi ... gaun ini ...,"

"Gaun ini di berikan Sefia untukku. Dia bilang akan kembali pulang ke kampungnya dan tak akan pernah kembali,"

Reagan terdiam. Ia berlarian begitu saja menuju pantai. Kakinya yang tanpa alas menjejak pasir putih halus yang masih alami.

Deburan suara ombak seolah menemani langkah kaki Reagan yang tanpa henti.

Tersengal, memperhatikan sekitar. Berniat mencari dua batu besar yang menjadi penghubung antara dunianya dan dunia Jelita.

"Itu dia!" ucapnya girang saat melihat batu yang ia cari.

"Reagan! Reagan!" panggil Berlian yang ternyata mengikutinya.  Gadis itu terengah-engah, tapi Reagan tak perduli.

Ia tetap melanjutkan langkahnya menuju dua batu besar yang berdampingan.

Tanpa ragu, Reagan memasuki celah yang cukup sempit itu dan menyusuri jalan kecil berpasir tanpa alas kaki.

Sayangnya, semakin masuk, semakin ia merasa sesak dan semakin sempit. Tak ada cahaya sedikit pun. Gelap dan pekat.

Ia berjalan hingga menemui jalan buntu.

"Arggghh! sialan!" teriaknya kesal saat semua usahanya terasa sia-sia.

Ia berbalik arah dan kembali melangkah keluar. Suara Berlian terdengar lantang memanggil namanya di kegelapan.

Dugh!

"Awww!"

Tanpa sengaja, di kegelapan, Reagan menabrak tubuh seseorang. Ia lalu meraih korek api di kantong dan menyulutnya.

Saranjana I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang