part 17

281 38 3
                                    

Bismillah

Saranjana I'm In Love

#part 17

#by:R.D.Lestari.

Benar kata Jelita. Banyak orang memakai kostum mengerikan, meski banyak juga yang seperti Jelita.

Rata-rata berparas rupawan, ganteng dan cantik, tapi mereka menyorot tajam ke arah Reagan dan tanpa ekspresi.

Reagan bergidik ngeri saat ia melihat sebagian orang nampak menyeramkan, ada yang wajahnya hancur dengan darah dan daging mengelupas, bola mata yang mencuat keluar, ada yang tangannya putus, ada yang tak punya kepala dan kepalanya di bawa dengan tangan, rata-rata wanita berambut panjang dengan pakaian putih lusuh dan ada pula yang berwarna merah dengan rambut panjang menjuntai beserta wajah pucatnya.

"A--apa mereka itu da--dari rumah hantu? kenapa banyak sekali yang seperti hantu?" Reagan mendebatkan wajahnya di telinga Jelita.

"Ya, kau benar, Tuan. Jangan takut, ada aku di sini," Jelita menggenggam erat tangan Reagan. Hati Reagan sedikit lega. Yang membuat ia resah, kenapa terlalu banyak yang berkostum mengerikan?

Namun, demi menunjukkan kalau ia memang lelaki sejati, Reagan berusaha berani dan mengikuti langkah gadis yang sedari tadi mengumbar senyum, membuat hati Reagan berbunga-bunga dan melupakan rasa takutnya.

Pun ketika Ia dan Jelita naik ke Gondola dan Komedi Putar, Reagan tampak menikmati, meskipun pemandangan yang di suguhkan hanya hutan dan sebagian perumahan yang gelap gulita.

Saat berada di ketinggian, lelaki bertubuh ideal itu memicingkan mata. Melihat di kejauhan cahaya terang berwarna kuning keemasan.

"Hei, Jelita. Itu ... apa?" desisnya.

Jelita menoleh ke arah telunjuk Reagan, dan ia hanya tersenyum simpul.

"Itu Kota Saranjana, tempatku tinggal," jawabnya.

"Sa--Saranjana?!"

"Kenapa kau terlihat terkejut, Tuan? bukankah kau sendiri yang mencari-cari kota itu," cecar Jelita, seolah tersinggung dengan sikap Reagan barusan.

Mata Reagan membola. "Dari mana kau tau aku sedang mencari kota itu?" Reagan balik bertanya.

"Ya, aku tau segala hal," ia menarik salah satu sudut bibirnya.

"Hah? Jelita?"

"Husst, emang kenapa dengan Saranjana?" tanya Jelita saat melihat perubahan wajah Reagan. Ia tau lelaki itu menyimpan banyak pertanyaan di otaknya.

"Emmh, ada yang pesan mobil truck, dan sampai sekarang karyawanku tak mampu menemukan alamat yang di maksud,"

"Dan alamat itu adalah kota Saranjana," terangnya.

"Owhh, berikan alamatnya, biar nanti aku suruh pelayannya mengambilnya dan mengantarkan ke pemesan," janji Jelita.

"Benarkah? apa kau bisa di percaya?" tanya lelaki itu ragu.

"Apa selama ini aku pernah bohong? jika nanti kendaraan itu tak sampai sama pemiliknya, aku akan ganti dua kali lipat,"

"Berikan nomor rekeningmu," gadis itu mengeluarkan ponsel dari dalam kantungnya.

Reagan mengawasi, ponsel Jelita terlihat canggih dengan warna merah menyala.

"Ah, aku yakin padamu," tolak Reagan saat Jelita mendesak.

"Kita baru kenal beberapa saat. Wajar bagimu untuk ragu,"

"Ayolah, berikan nomor telpon dan nomor rekeningmu,"

Saranjana I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang