part 29

364 33 0
                                    

Bismillah

   
               Saranjana I'm In Love

#part 29

#by: R.D.Lestari.

Kumandang Azan magrib terdengar sayup-sayup, tapi Wilson tak hendak beranjak dari kasurnya, hingga ia merasakan sesuatu seperti membelai tubuhnya.

Aroma wangi bunga kantil begitu menusuk indra penciumannya. Namun, karena di dera rasa kantuk yang teramat sangat, ia menepis semua kejanggalan dan rasa aneh yang terjadi pada tubuhnya.

Belaian itu berubah menjadi kecupan-kecupan manja yang membuat tubuhnya bergidik karena geli.

Wilson menggeliat, tubuhnya yang semula miring, kini telentang.

"Ughht!" saat ia telentang, sesuatu yang berat seperti menimpa perutnya, membuatnya sesak dan terpaksa membuka mata.

Samar-samar, antara sadar dan dalam fase mengantuk berat, ia melihat seorang wanita berkulit hitam legam dengan sekeliling mata hitam, sedang menyeringai padanya.

Rambutnya yang gimbal acak-acakan tergerai panjang, tak memakai selembar benang pun hingga payudaranya yang sebesar tampah terekspos sempurna.

Wanita itu duduk tepat di atas perutnya dan menatapnya penuh nafsu.

Wilson ingin berontak, tapi sayang, tubuhnya terasa kaku dan tak mampu bergerak.

Pria lajang itu kemudian memejamkan mata dan berdoa sebisanya dalam hati, memohon pertolongan Tuhan agar makhluk menyeramkan itu pergi dan tak mengganggunya.

Benar saja, tak lama ia merasakan tubuhnya ringan dan ia bisa bernapas lega. Mata Wilson mengerjap dan makhluk berpayudara besar itu sudah hilang.

Wilson kemudian terduduk dan tangannya menekan dada, merasakan debaran jantungnya yang begitu cepat .

Pria manis itu tersentak saat mendengar bunyi derit pintu, ia menoleh dan seraut wajah menyembul.

"Haris?"

"Wil, baru bangun? mau barengan makan di resto pinggir pantai, ga? daripada di penginapan, sepi," ajak Haris.

Wilson tanpa pikir panjang langsung beringsut dari atas kasur dan melesat keluar kamar, sedang Haris yang sudah berada di dalam terpelongo melihat Wilson yang tampak ketakutan.

"Wil?"

"Aku tunggu di lobi," seru Wilson masih berlari.

Haris menghela napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Temannya yang satu ini memang kadang keterlaluan.

Pria berambut cepak itu kemudian berbalik dan berniat untuk keluar, tapi ekor matanya menangkap sesuatu di atas TV.

Awalnya ia menganggap itu hanya perasaannya saja, tapi begitu ia melihat jelas, seketika tubuhnya bergetar hebat dan ototnya melemas.

Tanpa pikir panjang, pria tinggi itu menutup pintu dan lari tunggang langgang menyusul Wilson yang saat itu sudah berada di luar penginapan, menunggunya.

Bught!

"Awww!"

Saking takutnya, Haris menabrak tubuh Wilson yang saat itu berdiri memunggunginya.

"Apaan, sih, Ris. Sakit," protes Wilson saat berbalik dan menatap wajah Haris yang ketakutan.

"Ayo, Wil, ki--kita makan," Haris menarik tangan Wilson, bergegas menjauh dari penginapan.

Di resto yang terletak di pinggir pantai, ketiga teman mereka, Indra, Didi dan Amran, begitu juga Berlian sedang asik menyantap makanan laut berupa cumi, udang dan ikan-ikanan.
Cah kangkung dan capcai pun jadi pelengkap.

Saranjana I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang