part 32

203 24 0
                                    

Bismillah


Saranjana I'm In Love

#part 32

#by: R.D.Lestari.

Gerbang dijaga dua orang berwajah tampan dengan rambut panjang. Mereka berhidung mancung dengan bola mata biru yang menatap tajam ke arah Reagan.

"Ia datang denganku, ia tamuku," Jelita menerangkan terlebih dahulu sebelum dua orang tampan bertubuh kekar itu mengangguk dan membuka gerbang.

"Ayo,"

Lagi, Reagan di suguhkan pemandangan yang mencengangkan. Begitu ia masuk, ia melihat pemandangan kota besar yang amat padat dengan gedung bertingkat.

Menara-menara tinggi dan alat transportasi yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Di mana kendaraan itu melayang persis seperti UFO berseliweran di atas kepalanya.

Orang-orang yang lewat mempunyai rupa yang sangat rupawan. Tampan dan cantik. Wajah indonesia bercampur bule dengan kulit putih bersih.

Namun, ada salah satu yang mengganjal di hati. Mereka tidak punya garis antara hidung dan bibir, ia menoleh ke arah Jelita, dan benar saja, ia pun tak punya itu. Apa Jelita adalah Alien?

Reagan mundur beberapa langkah. Ia menatap punggung Jelita yang saat ini sedang menatap Kota misteri itu dengan rasa rindu yang sulit terungkap.

"Jelita ... makhluk apa sebenarnya dirimu?"

Jelita tertegun. Ia meneguk salivanya susah payah, rasa tercekat. Perlahan ia memutar kepala dan tubuhnya.

Menatap Reagan dengan tatapan yang sulit diungkapkan.

"Ka--Kau sadar di mana kita sekarang?" lirihnya terbata. Reagan mengangguk pasti.

"Kau Alien? ini di planet mana?" mata Reagan melebar. Ia kembali mengarahkan pandangannya ke arah kota yang memang sangat menakjubkan.

"Aku bukan Alien... tapi... aku ...,"

"Apa?"

"Aku jin, dan ini kota gaib kami...,"

Reagan terhenyak. Pandangannya melesat ke arah Jelita yang menunduk.

"Ji--Jin?"

Kali ini Reagan yang terdiam. Ia tak percaya dengan apa yang barusan di ungkap Jelita.

"Ya, aku adalah Jin. Dan ini kota Saranjana, kota gaib di Kalimantan,"

"Itulah sebabnya aku sulit terlihat oleh banyak orang. Hanya menampakkan diri pada orang-orang yang kupilih saja,"

"Yang bisa melihatku hanya kau dan Berlian, karena aku tau Berlian adalah gadis yang baik untukmu,"

"Aku tak percaya kau Jin, Jelita. Jangan-jangan ini trikmu untuk menolak perasaanku, 'kan?"

Reagan menarik lengan Jelita, hingga gadis itu menabrak tubuh kekarnya. Reagan menolak fakta yang kini ada di depan matanya. Meski ia sadar, apa yang di lihat jauh dari kata biasa. Ini luar biasa dan susah di terima nalar.

"Reagan! kau lihat sekitar! apa ini halusinasi belaka? kita berbeda alam! aku dan kamu tak sama!"

"Setulus apa pun, sekuat apa pun, sadarilah ... dunia kita berbeda," mata Jelita berkilat, ia merasakan panas menjalar di sana.

Reagan tertunduk. Tangisnya pecah saat itu juga.

"Aku ... jatuh cinta padamu... aku ... rela mengejarmu hingga ke sini, karena aku yakin, Sefia itu kamu ...,"

"Dan ternyata, hatiku benar. Kau memang Jelitaku. Wanita yang menyelamatkan nyawaku," Reagan memeluk erat tubuh Jelita. Menciumi surai panjang beraroma bunga.

Saranjana I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang