Hai, Altha

19.7K 1K 14
                                    

Naga memasangkan plaster di dahi istrinya dengan pelan, kemudian membereskan kotak P3K dan menutupnya kembali.

Naga berdiri, berjalan menuju lemari menaruh kembali kotak obat tersebut ke tempat semula. "Buruan siap siap" Ucapnya

Greta yang masih terdiam mematung kembali tersadar, "Udah"

Greta kembali merasakan tak enak diperutnya, rasa mual itu kembali lagi. Ah, mungkin karena ia belum memakan apapun dari semalam.

Greta membekap mulutnya, berlari ke kamar mandi. Hueeeekkk.....

Ia kembali memuntahkan angin, tak ada cairan apapun yang keluar dari mulutnya tapi ia merasakan mual. Kembali ia memuntahkan angin hingga berkali kali bahkan ia sudah lemas rasanya.

Naga tengah memasukan barang barang yang akan ia bawa ke dalam koper, mengernyitkan dahi ketika mendengar suara seseorang seperti muntah yang ia tau adalah istrinya.

"Kenapa lo?" Tanya Naga ketika melihat Greta keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lemas bahkan dengan muka sedikit pucat.

Greta hanya diam, mendudukan diri diatas ranjang bersandar di kepala ranjang dengan memijat pangkal hidungnya, pusing.

Naga menatap dalam diam, "Can you get me a drink, please?" Tanya Greta, menoleh kearah Naga berada.

"Lo nyuruh gue?"

"Please, lemes banget" Mohon Greta dengan mata sendu, tanda bahwa ia benar benar sangat lemas

Naga berdecak singkat, "Lebay banget sih" Ucapnya

"Beneran lemes, Ga"

Naga beranjak dari duduknya, keluar mengambil minum sesuai perintah istrinya. Tumben banget nurut.

Greta masih setia memijit pangkal hidungnya, pusing masih dirasakannya bahkan saat ini tubuhnya sangat lemas sekali. Ia sepertinya membutuhkan sesuatu untuk dimakan, tapi rasanya takut untuk turun kebawah dan bertemu si orang gila itu lagi.

"Nih, ngeperotin" Naga memberikan gelas kaca bening berisi air putih hangat ke istrinya

"Thank you"

Greta meminumnya hingga tandas, menaruh gelas kaca bening itu ke nakas samping ranjang. "Mau berangkat sekarang?" Tanyanya

"Masih mau disini emang?" Tanya Naga

Sontak Greta menggeleng keras, "Enggak!"

"Yaudah, ngapain nanya!"

Greta berdecak singkat, kembali berdiri mengambil tas berwarna putih dengan merk terkenal, menyampirkan di bahu kanannya dan menyeret koper berisi barang barangnya.

Naga mengikutinya dari bekalang, "Gue pamit dulu sama Mami. Lo tunggu di depan"

Greta hanya mengangguk, masih menuruni tangga satu persatu mengangkat koper dengan susah payah.

"Eh, mau kemana bang?" Altha yang baru saja tiba memasuki rumah bertanya heran, pasalnya abangnya dengan seorang wanita cantik sedang menuruni tangga dengan koper ditangan masing masing.

Naga hanya diam, berbelok ke arah kanan, menuju kamar Maminya.

"Mau kemana?" Tanya Altha lagi, kali ini kepada Greta yang ia yakini adalah istri dari abangnya itu.

"Mau pindah ke apartementnya Naga"

Altha mengangguk, "Oh btw, gue Altha. Adik Naga" Altha mengulurkan tangan kearah Greta

Greta tersenyum singkat, menyambut uluran tangan dari si adik ipar, "Greta" Ucapnya menyalami Altha

"Lo, istrinya Naga?"

Greta mengangguk singkat sebagai jawaban. "Berati gue manggil lo Kak Greta dong ya" Tanya Altha dengan sedikit cengiran

"Gak usah panggil Kak, Greta aja. Kayaknya kita seumuran" Ucap Greta

"Oh, okaay" Altha mengangguk, "Hebat juga ya lo bisa buat Naga komitmen sama satu cewek, sampe nikah lagi. Gue tau Naga itu gimana, makanya rada nggak percaya dia nikah. Eh ternyata bener, cantik lagi istrinya" Ucapnya tersenyum kearah Greta

Greta hanya tersenyum menganggapi, ia terlalu malas menceritakan yang sebenarnya terjadi. Kalau dipikir juga Greta mana mau sama Naga si brengsek itu.

Naga menghampiri adiknya serta istrinya, "Ngapain lo?" Tanyanya pada Altha

"Enggak ada. Cuma kenalan doang sama kakak ipar"

Naga menengok sekilas kearah Greta yang sama sekali tidak melihat ke arahnya, "Gue pindah ke apartement" Ucapnya pada Altha

"Yah, Gue sendirian dong. Gue ikut lo dong bang"

"Ngapain ikut gue"

"Kan dulu kita tinggal bareng di apartement"

"Disini aja, temenin Mami sama Papi"

"Bilang aja nggak mau diganggu berduaan sama istri"

Naga mengeplak kepala adiknya, "Banyak bacot lo"

Naga mengambil kopernya, memasukan kedalam bagasi mobil. Koper Greta juga, tapi dimasukan sendiri oleh Greta.

"Gue pergi, Tha" Pamit Naga

"Yoi, Hati hati. Nanti gue main deh kesana"

Naga hanya mengangguk, masuk kedalam mobil diikuti Greta, "Duluan ya, Altha"

"Iya, Greta. Hati hati"

Greta lagi lagi hanya tersenyum menanggapi.

Disepanjang perjalanan hanya keheningan yang menguasai kedua makhluk didalam mobil tersebut, tidak ada yang memulai percakapan atau sekedar memutar lagu.

drt.. drt..

Greta merasakan ponselnya bergetar, segera membuka tasnya dan mengambil ponselnya yang menyala tanda ada panggilan masuk. Oh, ternyata Mamanya melakukan panggilan video.

Greta menggeser tombol hijau kearah kanan, "Hallo" Ucapnya menaruh ponsel tepat didepan muka.

"Etaaaa. Where are you?" Oh, ternyata adik kecilnya yang melakukan panggilan video tersebut. Gemesss!

"Hei, Gaby. I'm on the road" Ucapnya

"Will you come here? I really miss you, Eta"

"No, sweetheart. I'm going to a new house"

Terdengar nada kekecewaan disebrang telepon, tentu saja pelakunya Gaby. Ia kira Etanya akan datang, ternyata tidak.

"Gaby, I promise. I will come tomorrow" Greta mengacungkan jari kelingkingnya kearah ponsel, seolah olah sedang membuat janji dengan adik kecilnya itu.

"Really?" Tanyanya antusias. Greta mengangguk semangat membenarkan.

"Okaaay" Ucap adiknya semangat, mengikuti Greta mengacungkan jari kelingking seolah menyambut janji Greta.

"I'm closing, I'll call you later, Gaby" Ucap Greta

Gaby hanya mengangguk, kemudian panggilan video itu berakhir.




Haii....
Aku mau bilang makasii nih sama kalian yang udah baca wattpadku.

Makasiii yaaa, udah mau baca cerita aku hehe...
Kalau masih banyak kurangnya mohon maaf ya, soalnya ini cerita pertamaku...

Aku harap kalian suka ya sama ceritaku..

Nih aku kasih update 2 part
Langsung baca yaaa...

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang