Greta admits it.

22K 1.4K 299
                                    

Greta menarik tangan Naga untuk duduk di bangku besi berwarna putih, tapi Naga menghempaskannya.

Greta hanya mampu menghela nafas, dan menyusuli suaminya.

Greta duduk tepat disebelah suaminya, yang sama sekali tidak melihat kearahnya.

"Ga, lo salah paham."

"Gue rasa lo nggak cukup bodoh untuk mengingat kata-kata gue dulu, Gre."

"Lo cemburu?" Tanya Greta hati-hati.

Mendengarnya mampu membuat Naga tertawa, "Gue? Cemburu sama lo? Mimpi lo, Gre." Ucapnya sembari tertawa.

Hati Greta mencelos mendegarnya, Naga tidak cemburu padanya yang otomatis Naga juga tidak mempunyai perasaan apapun padanya. Mengapa mengatakannya sakit sekali? Apa benar ia sudah jatuh cinta pada suaminya?

"Terus kenapa lo marah?" Tanyanya.

"Gue nggak suka target gue disentuh, nggak ada yang boleh ngelindungin lo bangsat." Ucap Naga menatap tajam memandangi Greta.

"Terutama Argo, gue nggak suka dia melindungi lo dan nyentuh lo!"

"Cuma gue yang boleh ngelakuin itu dan tentu untuk menyakiti lo!"

Greta memalingkan wajahnya dari Naga, "Apa nggak ada sedikit aja rasa peduli lo untuk gue, Ga?"

"Enggak. Enggak akan pernah ada."

"Terus perlakuan baik lo kemarin itu apa kalo bukan peduli."

Naga berdecih dan tertawa mendengarnya, "Jadi lo baper?"

"Itu cuma karena gue merasa bersalah sama lo bukan karena gue peduli apalagi suka sama lo. Sadar diri Gre, Lo nggak sepenting itu buat gue."

Greta tersenyum kecut, ternyata dia salah menganggap Naga mulai membaik kepadanya karena perlakuan kemarin. Rupanya hanya karena Naga merasa bersalah. Cih, baperan sekali dirinya ini.

Salahkan hatinya yang sudah jatuh pada sosok Naga. Ya, Greta mengakuinya. Ia mulai mencintai suami brengseknya ini.

"Kalau gitu selamat, lagi-lagi lo berhasil menyakiti gue." Ucap Greta.

"Dan satu lagi, hubungan gue sama Argo udah berakhir. Pelukan tadi sebagai akhir dari semuanya antara gue sama Argo."

"Gue nggak selingkuh."

Setelah mengatakan itu, Greta pergi berlalu darisana meninggalkan Naga yang masih dengan keterdiamannya.

Naga mengeraskan rahangnya meredam segala emosi, "Argh!" Teriaknya, menendang pot bunga yang ada di depannya.

Greta menghampiri Argo yang sedang diobati oleh bibi diruang televisi, ia merasa tidak enak pada Argo.

"Ar, maafin Naga ya."

Argo tersenyum getir, "Kenapa harus kamu yang minta maaf, Ta. Kenapa bukan Naga?"

"Karena dia pasti nggak akan mau, Ar."

"Yaudah, aku juga nggak akan mau maafin dia."

Greta menelan ludahnya, "Maafin aku juga."

"Gapapa, Ta. Kamu nggak salah." Ucap Argo.

"Ta, kamu ada masalah sama Naga?" Tanya Maura, menghampiri anak sulungnya.

Greta menggeleng, "Enggak, Ma. Cuma salah paham."

"Sudah kamu selesaikan?"

Greta mengangguk, "Udah tadi."

Maura mengangguk, "Yasudah, mama juga nggak berhak untuk ikut campur masalah rumah tangga kamu, selagi dia nggak nyakitin kamu."

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang