Deny feelings

16.8K 1.1K 88
                                    

Tepat pukul 23.00, Greta baru selesai dengan pekerjaannya. Ia sedikit lembur hari ini mengingat ia banyak menghabiskan waktu diluar tadi.

"Terima kasih banyak, Pak. Maaf ngerepotin Bapak nganterin saya." Ucap Greta sopan pada boss-nya, Axel.

Iya, Greta diantar pulang oleh Axel, bukan Greta yang memintanya tapi Axel lah yang memaksa untuk mengantarkan Greta. Sudah malam katanya nggak baik perempuan pulang sendirian malam-malam.

"Enggak ngerepotin, saya yang maksa untuk nganterin kamu." Ucap Axel.

"Suami kamu enggak marah kan?" Tanyanya.

Greta tersenyum kecil, "Enggak kok, Pak."

"Baguslah kalau begitu."

"Saya turun, sekali lagi terima kasih, Pak. Hati-hati dijalan." Ucap Greta sangat tulus.

Saat baru menjejakan kaki keluar dari mobil, Greta melihat mobil suaminya yang baru saja memasuki halaman apartement. Pasti suaminya melihatnya saat ini.

Tapi buat apa juga takut, toh suaminya itu tidak akan cemburu kalau ia diantar oleh boss-nya, lagian juga bukannya suaminya juga habis bersenang-senang dengan perempuan lain yang sialnya adalah teman Greta sendiri. Shit!

Bertepatan dengan perginya mobil Axel, Naga keluar dari mobilnya. Greta hanya melihat sebentar kemudian berlalu darisana.

"Baru lagi nih."

Greta menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan suaminya yang sepertinya tertuju kepadanya.

Greta menoleh, seolah bertanya 'maksudnya'.

Naga berjalan pelan menghampiri Greta sambil terkekeh kecil, "Kemarin Argo, terus Altha, sekarang Axel?" Tanyanya menatap lekat kearah mata Greta.

"Maksud lo apa?" Tanya Greta, juga menatap lekat mata Naga seolah menantang.

Naga berdecih sinis, "Murahan banget lo, semua laki-laki lo deketin."

"Murahan? Lo bilang gue murahan?"

"Atas dasar apa lo berani bilang gue murahan?"

"Lo emang murahan, kenapa nggak terima?" Jawab Naga menantang.

"Berduaan sama Altha dirumah sakit, pelukan sama Argo terus dianterin pulang sama Axel boss lo. Apa tuh kalo bukan murahan? Lelangan?" Sambung Naga dengan Nada meremehkan.

Greta tertawa keras, "Terus kenapa? lo keganggu dengan KEMURAHAN gue?"

"Enggak, setidaknya jangan liatin kemurahan lo di depan gue. Gue jijik."

"Jijik apa panas?"

Kali ini Naga yang tertawa, "Panas? Lo enggak sepenting itu buat bikin gue panas, Greta."

"Yaudah, berati nggak ada masalah dong kalo gue memperlihatkan KEMURAHAN gue di depan lo. Mau gue berduaan sama Altha kek, pelukan sama Argo atau bahkan ciuman sekalipun nggak masalah dong."

"Bahkan gue bersenang-senang dengan boss gue sekalipun itu nggak akan jadi masalah dong. Right?"

Naga menatap tajam mata istrinya yang terlihat menantangnya saat ini, "Lakuin. Kalo lo mau mati ditangan gue." Ucapnya pelan namun terdengar dingin dan tajam.

"Enggak masalah. Gue bisa lakuin saat enggak di depan lo kok."

Greta hanya memancing emosi Naga saja, ia ingin melihat apakah Naga kesal atau tidak.

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang