Pagi ini Greta sudah siap dengan setelan kerjanya. Ia akan kembali bekerja hari ini setelah mengambil cuti beberapa hari. Oh, fyi Greta bekerja sebagai Creative Director di salah satu Agency Modeling di Jakarta.
Greta duduk di meja makan, menyantap sarapannya. Hanya sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi.
"Kok mual lagi sih" Greta membekap mulutnya menahan rasa mual yang bergejolak di perutnya.
"Tahan, Greta. Lo harus tahan" Ucapnya pada diri sendiri.
Damn! Greta tidak mampu menahannya, ia berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan apa yang ia makan tadi.
Hueeeekk....
Ah, akhir akhir ini ia sering sekali merasakan mual, sepertinya ia butuh sesuatu untuk menahan rasa mualnya itu. Sepertinya susu hamil dapat membantu, ia akan membelinya nanti.
Greta membasuh mulutnya dengan air membersihkan disekitar area bibirnya. "Ah, kalo gini terus sih nyiksa banget" Keluhnya.
Naga dengan setelan formalnya menuju meja makan, ia sudah terbiasa sarapan pagi. Jadi wajar saja saat ini ia mengunjungi meja makan. Tapi nampaknya tidak ada apapun disana, hanya sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi yang sudah dimakan separuh.
"Greta!" Teriaknya memanggil sang istri.
Naga melihat Greta yang baru saja keluar dari kamar mandi, langsung menghampirinya. "Sarapan gue mana?" Tanyanya.
Greta mengernyitkan dahinya, "Ngapain nanya gue?"
"Lo nggak bikinin gue sarapan?"
"Enggaklah. Emang gue pembantu lo!"
"Shit! Buatin gue sarapan sekarang!"
"Lo masih punya tangan lengkap, buat sendiri lah"
Naga menatap Greta sangar, "Buatin sekarang atau gue patahin leher lo!"
"Sorry, I'm not afraid" Greta berjalan meninggalkan Naga yang masih berdiam diri disana.
Naga mengepalkan tangan kuat, berbalik dan langsung menjambak rambut Greta yang tergerai, "Akh.. sakit bangsat!" Ringis Greta
Naga semakin menarik rambut Greta, membuat Greta semakin tercongak keatas. "Naga, sakit bangsat!" Ucap Greta masih terus meringis. Demi apapun itu sangat sakit.
"Lo ngelawan gue, Greta!"
"Ga, sakit! Lepasin!"
Naga semakin menjadi menarik rambut Greta, sampai terdengar suara kretekan di bagian leher istrinya.
"Makanya nggak usah ngelawan gue, anjing!"
"Lepasin!" Ucap Greta
"Sekarang bikinin gue sarapan!"
"Fine! Lepasin sekarang, brengsek!"
Naga tersenyum puas, ia melepaskan tarikan dirambut istrinya. Greta dengan cepat mengusap lehernya, memastikan tulangnya baik baik saja. Naga memang brengsek!
Greta menatap tajam kearah suaminya. Sial, suaminya malah tersenyum mengejek. Naga duduk di meja makan menunggu sarapannya. Benar benar kurang ajar.
Greta masih dengan ke kesalannya menyiapkan bahan makanan yang akan dimasaknya untuk suami brengseknya itu.
"Jangan nasi goreng"
Greta menghembuskan nafas kasar, "Terus maunya apa?!" Tanyanya kesal
"Apa aja selain nasi goreng"
"Nggak ada! Gue cuma bisa masak nasi goreng! Nggak usah ribet deh!"
"Gue nggak bisa makan nasi goreng"
"Sok banget lo!"
Naga emang nggak bisa makan nasi goreng, lebih tepatnya ia trauma dengan nasi goreng karena kejadian semasa ia kecil dulu.
"Roti bakar aja" Ucap Naga
"Demi apapun, lo ribet banget setan" Ucap Greta kesal
Naga menulikan pendengarannya, ia hanya fokus menatap ponselnya. Entah apa yang menarik di ponsel mahalnya itu.
Greta menghentakan piring berisikan roti bakar sesuai request dari suaminya ke atas meja, "Done!" Ucapnya.
Naga mengangkat pandangannya dari ponsel ke Greta, kemudian turun menatap roti bakar yang sudah dibuatkan oleh istrinya.
Naga mulai memakan sarapannya dengan santai sambil terus memainkan ponselnya, "Minum gue mana?"
Greta mengepalkan tangannya kuat, "Gue bukan pembantu lo!"
Naga kembali menatap Greta yang juga tengah menatapnya dengan pandangan nyalang, "Mau lanjut gue patahin leher lo?"
Mood Greta sudah hancur pagi ini karena ulah suaminya, ia juga sudah lelah berdebat terus akhirnya menuruti perintah suaminya. Mengambil gelas kaca bening dan menuangkan air kemudian memberikan kepada suaminya.
Naga meraihnya, meneguknya hingga tandas. "Mau kemana lo?" Naga bertanya, pasalnya penampilan istrinya sangat rapi seperti ingin pergi keluar.
"Kepo!"
Naga hanya menatapnya, kemudian bangkit dan keluar apartement untuk pergi ke kantor.
"Naga sialan!"
drt.. drt..
Ponsel Greta bergetar, ada panggilan masuk dari Argo. Greta menerima panggilan tersebut, "Udah di lobi ya, Ar?" Tanyanya langsung.
"Iya, aku udah di lobi ya"
"Oke. Aku turun sekarang" Greta mengakhiri panggilan telepon tersebut. Mengambil tasnya dan bergegas menuju lobi.
"Yuk, Ar. Berangkat sekarang" Ucap Greta setelah tiba di lobi dan menghampiri Argo.
Argo mengangguk mengikuti langkah Greta menuju mobilnya. "Gapapa nih kamu nganterin aku? Soalnya ini lumayan jauh loh dari tempat kamu, Ar" Tanya Greta setelah sampai di mobil.
Argo tersenyum, "Its okay, Ta. Anything for you, I can" Ucapnya mengelus rambut Greta lembut.
Greta mengangguk, "Thank you, Ar" Ucapnya tulus.
Dari jarak yang tidak cukup jauh, Naga memperhatikan kedua manusia di depannya. Ia baru saja ingin berangkat tapi urung ketika melihat kedua manusia yang ia kenal sedang berjalan beriringan menuju ke sebuah mobil di depannya.
Naga tersenyum miring, "Berani banget lo gangguin mangsa gue, Go!"
"Oke. Lo yang mulai semuanya, get ready for your destruction, damn it!"
hai, aku update lagi ya hehe..
masih dengan keminderan yang ada huhu...seperti biasa, gimana sama part ini ? masih seru atau biasa aja ?
bantu vote yaaa hihi...
kalau boleh, kalian comment juga yaaa...semoga kalian masih suka sama ceritanya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
GRETA
Literatura KobiecaGabriella Greta Jackson, gadis berusia 24 tahun yang berakhir menikah dengan mantan kekasih adiknya, Gabriella Annastasya Jackson. Greta terpaksa menikah dengan Naga karena dijebak oleh pria itu sehingga Greta hamil. Sialnya, Naga menjebak Greta bu...