Pisah ?

27.3K 1.2K 109
                                    

Naga masuk kembali kedalam mobilnya, melempar kantung berisi susu itu kepangkuan istrinya yang tengah menikmati ciloknya. "Jangan sampe lo ngeluh mual lagi!" Ucap Naga yang mulai menjalankan mobilnya. Greta menatap diam 4 susu hamil dipangkuannya mulai dari rasa cokelat, strawberry, vanila serta rasa pisang. Sedikit spechless, kenapa banyak sekali? 1 kotak saja sudah cukup.

"Tapi ini kebanyakan, mubazir jadinya" Ucapnya.

"Baguslah. Enggak perlu beli lagi, expirednya juga masih lama" Ucap Naga ketus. Greta menghela nafas pasrah, "Masalahnya gue nggak suka rasa lain selain cokelat" Ucapnya.

Naga berdecak, "Disukain aja kenapa sih. Ribet banget" Naga tidak suka mendengar protesan orang lain, menurutnya itu sangat berisik.

Greta tidak menyahutinya, memilih diam daripada menjadi perdebatan panjang. Ia terus saja mengunyah ciloknya, Greta bimbang antara menawarkan ciloknya kepada suaminya atau tidak. Perlu diketahui, Greta terbiasa membagi makanan yang ia punya kepada siapun yang ada disekitarannya. Begitulah ajaran keluarganya, mengajarkan untuk saling berbagi.

Setelah berfikir panjang akhirnya Greta menawarinya, apa salahnya toh cuma menawarikan? Kalo nggak mau, yaudah. Greta menyodorkan cilok tepat didepan muka suaminya, "Apasih" Ujar Naga menyingkirkan tangan istrinya dari hadapannya.

"Mau nggak?! Gue diajarin untuk saling berbagi"

"Enggak suka makanan murah" Wah, Gila! Sombong banget si iblis! Hahaha, sialan.

Greta berdecih, "Cih, sok sokan, seorang mantan narapidana enggak suka makanan murah. Hei dude, di penjara juga lo makan makanan murah!" Ucapnya kesal.

Naga membenci kata kata 'seorang mantan narapidana' dan 'penjara' karena itu mengingatkannya pada perlakuan buruk orang orang dipenjara terhadapnya. Sedikit mengalami trauma akan perlakuan buruk terhadapnya selama disana.

Naga menghentikan laju mobilnya secara mendadak, Greta yang tidak siap terpental ke depan, untungnya ia menggunakan seatbelt "Shit! Lo apa apaan sih!" Umpatnya kesal.

Dengan gerakan cepat, Naga menampar kuat pipi istrinya, mencengkram kedua pipi Greta dengan kuat. "Berani lo ngatain gue seorang mantan narapidana?! Hah!" Ucapnya memandang Greta dengan sorot tajam.

"Emang itu faktanya!" Balas Greta, berusaha melepaskan tangan Naga yang semakin kencang mencengkram pipinya.

"GUE DI PENJARA JUGA GARA GARA LO! GARA GARA TUDUHAN PALSU LO! SIALAN!" Naga tidak mampu menahan emosinya, ia sangat marah, kesal dan.. Ah entahlah.

"TUDUHAN PALSU APA?! KENYATAANNYA EMANG LO YANG BUNUH ANNA!" Greta tak kalah kesal, ia juga marah.

Naga semakin mengencangkan cengkraman di pipi mulus istrinya, menancapkan kukunya disana sehingga menimbulkan bekas kemerahan yang kontras dengan kulit putih istrinya. "GUE NGGAK MEMBUNUH SIAPAPUN, SIALAN!" Ucapnya tajam.

"DIA YANG LEBIH MEMILIH MATI DARIPADA MENGUGURKAN BAYI SIALAN ITU!" Lanjutnya.

Greta mulai merasakan sakit di pipinya, juga merasakan sakit dihatinya mengingat kematian tragis adiknya, Anna. "Tapi lo yang ngebunuh mentalnya. Lo manfaatin dia, lo porotin dia juga bahkan lo hamili dia setelah itu lo buang dia tanpa mau bertanggung jawab! BAHKAN DENGAN TEGA LO YANG KASIH DIA PILIHAN UNTUK MATI ATAU MENGUGURKANNYA! DISEBUT APA LO KALO BUKAN PEMBUNUH!" Ucap Greta mengebu gebu, meluapkan segala emosinya.

Naga masih menajamkan pandangannya, "Berapa, berapa kerugian Anna yang gue porotin. GUE GANTI!"

"Mungkin dulu gue emang miskin, tapi sekarang gue mampu bayar itu semua. Bahkan lo juga mampu gue bayar, Greta!" Lanjutnya.

"GUE NGGAK BUTUH DUIT LO! BISA NGGAK LO BIKIN ANNA HIDUP LAGI?! HAH? NGGAK BISA KAN LO!"

Mereka masih sama sama membisu, Naga melepaskan cengkramannya. Mumukul stir dengan kuat, melampiaskan segala emosinya. "ARRGGHH!" Teriaknya.

Air mata Greta meluruh begitu saja, dadanya terasa sesak. "Kenapa juga gue harus hidup sama lo, kenapa lo nggak nyuruh gue gugurin aja anak lo ini. Kasih gue pilihan yang sama kayak Anna, hm?" Ucapnya begitu lirih.

"Atau lo biarin aja Argo yang tanggung jawab. Lo buang aja gue sama kayak lo buang Anna"

Mendengar itu, kembali menyulut amarah Naga. "Itu anak gue! Bukan anak Argo, sialan!"

"Bayi Anna juga anak lo! Kenapa lo nggak mau tanggung jawab!"

"KARENA ITU BUKAN ANAK GUE! DIA UDAH NGELAKUIN ITU SAMA ORANG LAIN SEBELUM SAMA GUE!"

Greta terdiam, menoleh kearah suaminya. "Maksud lo?"

Naga membuang nafas kasar, "Udahlah Gre, nggak ada habisnya bertengkar sama lo" Naga membuang muka kearah jendela.

"Ayo pisah, Ga. Tujuan lo mau nyakitin gue kan? Gue udah sakit, Ga. Lo mau nyakitin gue darimana lagi"

Naga menoleh cepat kearah Greta, "Apa lo bilang? Pisah? Jangan mimpi, sialan!"

"Gue nggak akan ngelepasin lo, sebelum lo ngerasain apa yang gue rasain selama ini!"

"Lo egois, Ga" Greta tersenyum getir.

"Harusnya sekarang gue udah nikah sama Argo, gue bahagia sama dia, mengandung anak dia" Ucap Greta, mengelus perutnya. Membayangkan itu adalah anak Argo, mantan kekasihnya.

Naga mengeraskan rahangnya, menyetak tangan Greta yang mengelus perutnya. "Jangan lo sebut nama dia didepan gue! Dan jangan berani beraninya lo bayangin anak gue itu anak dia, sialan. Ngerti lo?!"





hawwoo , cie lebaran hahaha
selamat lebaran ya ges ya 

hayo gimana sama part kali ini ?

bantu vote dan comment ya ges ya hehe...

mau bilang apa sama Naga nih ?

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang