Yes, I could.

23.8K 1.2K 33
                                    

Naga terus menarik paksa Greta hingga sampai di kamar wanita itu. Naga mengempas kasar tubuh Greta di atas kasur, "LO UDAH BUAT GUE MARAH, GRETA!" Ucapnya marah.

"KARENA LO GILA!" Teriak Greta

Naga menjambak rambut Greta kasar "Berani lo teriak sama gue! HAH?!"

"Ga, sakit. Lepasin!" Rintih Greta, merasakan sakit dikulit kepalanya karena jambakan kasar dari Naga

"Sakit, heh?! SAKIT?!"

"Ga! Your crazy!"

Naga semakin kuat menarik rambut Greta hingga beberapa rambut Greta ikut tercabut. Ia menyeret Greta dengan terus menjambak rambutnya berjalan ke arah kamar mandi.

Ia menghempaskan tubuh Greta ke lantai dan menyalakan shower hingga tubuh Greta menjadi basah. Greta tidak siap mengelak saat Naga dengan kejam menendang dirinya di bawah guyuran shower. Demi apapun itu sangat sakit, Naga benar benar gila!
Ia mengambil shamppo dengan botol kaca dan hendak melemparkannya kearah Greta,

"GA! GUE HAMIL GA!" Teriak Greta

Tangan Naga tertahan keatas saat ia hendak melempar botol kaca itu kearah Greta.

"LO GILA? HAH?!"

"LO MAU BUNUH ANAK LO! HAH?!"

Greta bergetar menahan tangis, ia terus menatap kearah Naga yang juga tengah menatapnya penuh amarah.

"ARGH!"

Prankk...

Naga melempar botol kaca itu kearah dinding belakang Greta hingga botol shamppo itu menjadi pecah berhamburan, Naga mendekat dan mencengkram pipi Greta kuat "Ini akibatnya kalo lo bikin gue marah, Greta!" Geramnya

Naga menghempaskan wajah Greta kesamping dan berlalu meninggalkan Greta begitu saja.

Greta yang masih kaget hanya bisa menangis sembari memukul-mukul dadanya yang sesak, "Kenapa harus aku, Tuhan?" Ucapnya disela isak tangisnya.

Naga menuruni tangga dengan amarah yang masih mengebu-gebu, disana ia melihat semua keluarganya tengah berkumpul dan menatap dirinya.

"Hari ini juga saya akan bawa Greta" Ucapnya

Gaung melangkah mendekat kearah Naga, "Kamu sudah berjanji sama saya untuk tidak menyakiti anak saya!" Ucapnya marah

"Sorry, saya tidak pernah berjanji untuk itu. Saya hanya mengatakan saya berhak melakukan apapun terhadapnya. Because. she. is. my. wife!" Ucap Naga penuh dengan penekanan

"Kurang ajar!" Ingin rasanya Gaung menampar laki-laki dihadapannya ini.

"Get out of my sight!" Ucap Naga

Gaung mengepalkan tangannya, menahan amarah untuk tidak menerjang laki-laki kurang ajar dihadapannya ini.

Gaung berlalu pergi meninggalkan ruang tengah, entah akan pergi kemana ia. Diikuti oleh seluruh orang yang berada disana.

Naga hendak berlalu, namun ujung bajunya ditarik oleh seseorang. Naga membalikan badannya, melihat siapa yang menarik ujung bajunya.

"Aga, did you hurt my Eta?" Tanya gadis kecil dengan gaun lucu dan rambut yang masih dikepang dua.

Naga mengembuskan nafas kasar, berjongkok dan memegang pundak gadis kecil itu, "I didn't hurt her, I just gave her a little reprimand" Ucapnya

"But, why Eta cry?" Gadis kecil itu berucap lirih kemudian menunduk kan kepalanya sedih.

Naga menangkup wajah Gaby dan menatap wajah Gaby lamat-lamat, "Gaby, I won't hurt her if she obeys me"

"Is that true?"

"Hm" Naga mengangguk,

"Do you love my Eta?"

Naga terkejut dengan pertanyaan adik iparnya itu, bagaimana cara dia akan menjawabnya. Haruskah ia berkata jujur? Oh ayolah itu tidak akan mungkin.

Naga tidak tau bagaimana ia harus menjawabnya, hingga akhirnya dia hanya tersenyum sembari mengusap puncak kepala adik iparnya yang lucu tersebut.

"You are too young to understand what love means" Ucapnya

"Can you take care of my Eta?"

Naga sedikit ragu untuk menjawabnya. Hingga akhirnya, "Yes. I could"

Gaby tersenyum senang mendengar jawaban dari abang iparnya, Naga. Entah mengapa ia merasa lega karena sudah ada yang menjaga Eta-nya sekarang, meskipun ia akan kesepian ketika ditinggal oleh Greta nantinya.

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang