I'm not the one!

22.9K 1K 133
                                    

Naga memacu mobilnya diatas kecepatan rata rata, emosi masih menyulutinya. Greta? Ia hanya diam saja meremas pinggiran kursi dengan kuat karena Naga memacu mobilnya dengan gila gilaan.

"Turun lo!" Perintah Naga setelah mereka sampai di parkiran apartement. Greta menuruti, turun darisana.
Setelah memastikan istrinya turun dengan aman, Naga kembali melajukan mobilnya keluar dari gedung apartement. Entahlah akan pergi kemana dia.

Greta menghembuskan nafas kasar, "Malam ini cukup panjang, rasanya" Ucapnya lirih. Masuk kedalam gedung apartement menuju lift yang akan menghantarkannya ke lantai unitnya dan Naga.

Naga memarkirkan mobilnya dengan sembarang, mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang.

"Apaan"

"Club biasa, Now!" Ucapnya kemudian memutuskan sambungan telepon sebelum mendengar umpatan dari sebrang telepon.

Naga sudah menghabiskan 5 botol alkohol, sepertinya ia sudah sedikit mabuk. "Anjing. Lo kenapa lagi sih!" Bara baru saja datang, melihat teman sekaligus bossnya ini sudah menghabiskan 5 botol alkohol.

"Greta sialan!" Umpatnya, Sudah mabuk rupanya.

Bara mengusap wajahnya kasar, mengerti kenapa temannya ini berakhir disini. "Berantem lagi sama bini lo?" Tanyanya, merampas botol alkohol yang sudah siap diminum oleh Naga, "Lo udah mabuk anjing!"

"Bukan gue yang bunuh dia. Bukan gue orangnya. Dia sendiri yang mau, sialan!" Naga mengoceh tidak jelas.

Naga tertawa meremehkan, "Lo minta pisah? Nggak akan, anjing!" Naga terus terusan meracau tidak jelas.

Bara menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Sialan, mabuk nih orang" Bara meraih tubuh Naga, melingkarkan tangan Naga dipundaknya membopongnya dengan susah payah.

"Sialan sialan. Diakan bawa mobil ya" Bara tidak sengaja melihat mobil Naga yang terparkir asalan di ujung sana. "Bodo lah. Hilang juga palingan dia beli lagi" Ujarnya.

Bara menekan bell apartement Naga, ia tidak tau passwordnya.

Greta yang baru saja habis meminum susu, menoleh kearah pintu. Siapa yang bertamu malam malam? Kalau Naga kenapa harus menekan bell? Bukannya ia tau passwordnya?

Greta berjalan kearah pintu, membuka sedikit pintu dan mengintip dicelahnya. Siapa tau orang jahatkan? "Gre, bukain. Ini gue Bara"

Melihatnya Greta lantas membuka lebar pintu apartement tersebut, terlihat jelas Bara yang kesusahan membopong tubuh suaminya, Naga.

"Loh, kenapa?" Tanyanya bingung. "Suami lo mabok" Ucap Bara.

"Yaudah, bawa masuk kekamar aja" 

"Bantuin, Gre. Susah banget ini"

"Ah, iya" Greta membantu Bara membopong suaminya menuju kekamar laki laki itu. Naga? tentu saja sudah tidak sadar.

"Lo urus dah tuh suami lo, capek banget gue" Ucap Bara, ngos ngosan.

"Gue minta air minum dong" Lanjutnya.

"Ambil aja di dapur" Ucap Greta, langsung diangguki oleh Bara. "Gue sekalian pamit ya"

"Iya. Makasih ya, Bara"

"Santai lah" Ucap Bara, berlalu darisana.

Greta menatap lekat kearah Naga, banyak hal yang ingin ia utarakan namun rasanya tertahankan. Ia membuka sandal yang digunakan suaminya dan membuka baju yang dikenakan suaminya. Celana? Oh tidak. Greta tidak berani.

Greta menatap takjub pada tubuh suaminya, perut sixpack dan putih mulus tanpa bulu. Oh, ternyata bukan hanya di lengan dan leher bagian belakang saja tattonya, tetapi juga ada dibagian dadanya. Tatto bergambarkan burung elang dengan sayap yang terukir indah. Menakjubkan.

Greta menggelengkan kepala beberapa kali, berusaha menyadarkan diri dari ketakjuban nya. "Lo mikirin apa sih, Ta" Greta memukul pelan kepalanya sendiri.

Saat hendak berbalik, suara Naga menghentikannya. "Bukan gue orangnya" Greta lantas berbalik, Ah, ternyata suaminya hanya meracau. Naga masih setia memejamkan matanya.

Greta segera keluar darisana sebelum Naga tersadar, Greta tau rasanya mabuk. Ia juga pernah minum alkohol akan sangat mual rasanya ketika bangun jika mengkonsumsi alkohol terlalu banyak. Ia pun berinisiatif membuat sup kari untuk menetralisir rasa mual suaminya nanti ketika bangun.

"Kurang apa coba gue, udah dikasarin masih aja gue baikin tuh orang. Emang dasarnya gue baik sih ya"

Tidak memakan waktu lama, sup kari telah jadi. Masih panas kalau suaminya bangun sebentar lagi, tapi kalaupun suaminya bangun di pagi hari sup ini masih belum basi. Masih bisa dihangatkan.

Karena takut suaminya bangun ketika ia sudah tidur, maka Greta menuliskan pesan di sebuah sticky note.

'Kalo mual muntahin dulu, habis itu makan sup ini. Rasanya enak kok, gue juga pernah minum alkohol dan makan ini work banget kok. Gue yakin lo bakalan lebih better besoknya. Hangatin lagi aja kalo udah dingin'

Kemudian ia menempelnya di ujung mangkuk sup kari tersebut, "Astaga baik banget lo, Greta" Ucapnya.

Pukul 02.12, Naga terbangun ketika merasakan mual diperutnya, berlari menuju toilet dan memuntahkan segala isi perutnya. Setelah puas, ia keluar dari kamarnya menuju dapur. Ia membutuhkan minum, saat meneguk air minumnya tak sengaja matanya melihat sebuah sticky note berwarna kuning. Ia mencabutnya dan membaca tulisan yang tertera, kemudian netranya menatap kearah mangkuk yang ditutup. Naga membukanya, benar saja isinya adalah sup kari buatan istrinya. Lelaki itu memanaskan sup itu sesuai perintah istrinya, hangatin lagi aja kalo udah dingin.

Setelah memanaskan supnya, Naga menyantapnya. Not bad, masih bisa ditelan.

Naga tersenyum tipis, entah kenapa cuma dengan perhatian kecil seperti ini membuat hatinya menghangat. Eh, no! Tidak tidak, ia tidak boleh luluh. Ia masih harus membalaskan dendamnya. Iya harus!

•••

Pagi pagi sekali Greta sudah siap dengan setelan kantornya. Ia diminta pergi awal hari ini karena ada beberapa berkas yang harus diurus, perintah dari bossnya.

"Aduh telat nih kalo sarapan dulu. Udahlah dikantor aja" Greta buru buru keluar. Berdiri si depan gedung apartement mencari taksi.

Tepat pukul 07.00 Greta tiba dikantor, berpas pasan dengan Axel yang juga baru saja tiba. "Selamat Pagi, Pak" Sapanya.

"Pagi, Greta. Maaf ya membuat kamu harus buru buru datang ke kantor" Axel merasa tidak enak karena mendadak menyuruh Greta datang kekantor pagi pagi sekali.

Greta tersenyum menanggapi "Tidak apa-apa, Pak"

Mereka beriringan menuju lift untuk keruangan masing masing. Setibanya diruangannya, Greta langsung saja menyelesaikan berkas berkas yang diperlukan segera.




hawwwooo!
maaf ya baru up sekarang hehe

gimana sama part ini masih seru nggak ?
suka part yang mana ?

bantu vote dan comment ya ges ya hehe
ramaikan cerita ini hihi...

mau bilang apa sama Greta ?

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang