Poor you, Argo.

21.1K 1.4K 390
                                    

"Ta.."

Greta di kagetkan dengan kemunculan Argo yang tiba-tiba. Saat ini Greta sedang menyirami tanaman di taman belakang rumah mamanya.

"Ar, ngagetin aja."

Argo terkekeh pelan, "Sorry."

"Gapapa, nggak perlu minta maaf juga."

Argo tersenyum tipis, "Aku kangen kamu, Ta."

Tangan Greta yang sedang menyirami tanaman mendadak terhenti, ia menoleh kearah Argo.

"Ar, aku—" Ucapan Greta terpotong,

"Kamu cinta sama Naga?" Ucap Argo cepat, memotong ucapan Greta.

Greta mendadak mematung mendengar pertanyaan Argo. Greta membasahi bibirnya menghilangkan rasa gugup dari pertanyaan Argo.

"Ar, bukan gi—" Lagi-lagi ucapanya terpotong dengan pertanyaan selanjutnya dari Argo.

"Kamu udah mulai cinta sama Naga?" Tanya Argo lagi seperti tadi.

Greta tak menjawab, entahlah di hanya merasa tidak enak kepada Argo yang notabennya adalah mantan kekasihnya.

"Hm?" Argo menatap Greta intens.

"A-aku, aku nggak tau." Ucap Greta pelan, menunduk tak kuasa melihat Argo yang mungkin akan menampilkan raut kecewa atau sedih.

Benar saja, tampak raut sedih dan kecewa di wajah Argo sekarang bahkan ia tersenyum masam, "Jadi aku kalah lagi ya, Ta?" Ucap Argo lirih.

Greta masih setia menundukan wajahnya, "Maafin aku, Ar." Ucapnya pelan tapi mampu di dengar oleh Argo.

"Secepat itu, Ta?"

Argo meraih tangan Greta, "Apa masih ada aku di hati kamu, Ta?"

Greta lagi-lagi tak menjawab, ia juga tidak tau apa masih ada Argo di hatinya atau tidak. Tidak dipungkiri juga, ia sudah mulai nyaman dengan Naga meski kadang Naga bersikap seperti iblis. Ia sulit mendesripsikan perasaannya saat ini. Yang ia tau, ia hanya ingin selalu dekat dengan suaminya dan tak ingin memberikan harapan apapun untuk mantan kekasihnya ini, tapi juga tak ingin Argo menjauhinya. Ia ingin selalu berteman dengan Argo dan tentu saja tanpa melibatkan perasaan di masa lalu, apa dia egois untuk itu?

Greta hanya ingin semuanya baik-baik saja, antara dirinya, Naga dan Argo.

"Ta, jawab aku." Ucap Argo lirih, bahkan seperti memohon dengan halus.

Greta menarik pelan tangannya yang digenggam oleh Argo tadi, Argo yang melihatnya kembali tersenyum masam, seperti tau jawabannya.

"Sedikitpun, Ta?" Ucapnya lagi.

"Aku nggak tau, Ar." Jawab Greta juga sama lirihnya.

Ia sungguh tak menyukai situasi seperti ini, dimana ia tanpa sengaja menyakiti hati orang yang dulu pernah sangat dicintainya.

Argo menganggukkan kepalanya lemah, "Naga baik sama kamu?"

"Slightly improved."

"Serious? Not hurt you anymore?"

"Maaf, tapi itu privasi rumah tanggaku, Ar." Ucap Greta pelan.

Argo terkekeh pelan, "Even now you protect him."

"Enggak kaya dulu, kamu selalu mengebu-gebu menceritakan kebrengsekannya." Sambungnya.

"Does this mean I have no hope?" Tanya Argo lagi.

"I'm sorry to say, but kamu pasti akan mendapatkan perempuan yang lebih baik dari aku, Ar. Yang akan selalu ada untuk kamu and will never let you down." Ucap Greta menatap Argo serius.

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang