Hate Gazella.

21K 1.4K 426
                                    

"Tha, makasih ya. Hati-hati pulangnya." Ucap Greta saat sudah sampai dikantornya diantar oleh Altha.

"Siap. Gue pulang ya, nanti gue jemput." Ucap Altha.

Greta hanya menganggukan kepalanya.

"Selamat pagi, Greta." Sapa Gazella menghampiri Greta yang sedang menunggu lift.

Greta hanya tersenyum singkat membalas sapaan, "Pagi."

Entah kenapa Greta menjadi malas setiap bertemu dengan Gazella mengingat Gazella dan suaminya ada sesuatu.

"Lemes banget lo, belum sarapan?"

"Udah kok." Jawab Greta seadanya.

Gazella bingung, ia merasa aneh dengan sikap Greta mengapa menjadi agak dingin dan ketus kepadanya.

"Hm, Gre. Gue ada salah ya sama lo?" Tanya Gazella.

Ting...

Pintu lift terbuka.

"Gue duluan ya." Ucap Greta, yang menandakan dia tidak ingin berada satu lift dengan Gazella.

Gazella menyadarinya, karena biasanya Greta selalu mengajaknya bersama naik lift kelantai atas jika bertemu.

"Gue ada salah ya?" Tanya Gazella pada dirinya sendiri.

Setibanya diatas, Greta langsung menuju meja kerjanya. Sebenarnya moodnya cukup bagus pagi ini tapi sejak bertemu dengan Gazella tadi tiba-tiba saja moodnya jadi memburuk hingga saat ini.

"Pagi bestie-ku." Sapa Mika.

"Pagi, Ka." Greta membalas.

"Kenapa sih lesu amat si bumil pagi-pagi."

"Udah sarapan belum?"

Greta mengangguk, "Gatau tiba-tiba nggak mood aja."

"Kenapa? Si Naga api nyari masalah sama lo?"

Greta menghembus nafas kasar, "Gue mau cerita sama lo jam istirahat nanti."

"Oke siap bumil-ku." Mika menjawab antusias dengan tangan membentuk hormat.

Mika senang berteman dengan Greta yang selalu mau berbagi cerita dengannya dan mempercayainya dalam situasi apapun, ia merasa beruntung dipertemukan dengan Greta. Selain itu Greta juga satu-satunya orang yang paling care terhadap dia setelah pacarnya, bahkan keluarganya tidak ada yang se-care Greta. Mika sangat-sangat merasa beruntung.

"Gre, gue ada berita bagus." Ucap Mika tiba-tiba.

Greta menoleh, "Apa?"

"Gue dilamar."

Greta terkejut sekaligus senang mendengarnya, akhirnya sahabatnya ini akan menyusul dirinya menjadi seorang istri.

"Serius?!"

Mika mengangguk antusias, "Kemarin pas dinner dia ngelamar gue."

"Oh my God, Congrats Mika!" Greta memeluk Mika dengan perasaan gembira.

Tetapi rautnya tiba-tiba saja berubah sedih saat ia melepaskan pelukannya kepada Mika, "Hei, kenapa?" Tanya Mika.

"Lo beruntung banget, Ka. Dapet suami yang sayang sama lo yang cinta sama lo yang selalu ada buat lo. Gue iri."

"Hei, Lo juga beruntung punya suami kaya, ganteng, terus nih lo juga beruntung dipercayai Tuhan untuk punya dia." Mika mengusap perut buncit Greta yang sedikit tidak terlihat karena Greta menggunakan blazer oversize.

"Tapi suami gue nggak cinta sama gue, buat apa punya suami ganteng, kaya, tapi kita tersiksa setiap hari?"

"Iya gue tau, tapi lo harus tetep bersyukur meskipun suami lo brengsek, setidaknya lo masih punya dia." Mika menepuk pelan perut Greta.

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang