Hard Nature, Naga.

22.4K 1.2K 172
                                    

Naga melihat keadaan istrinya yang jauh dari kata baik-baik saja. Bahkan istrinya sampai saat ini belum juga membuka matanya.

"Gue nggak tau, setiap ngeliat lo gue selalu ingin membuat lo hancur, Gre."

"Sebesar itu luka yang gue rasain karena lo."

"Lo juga harus sakit, Gre. Lo harus rasain apa yang gue rasain selama bertahun-tahun."

"Nggak mudah buat gue bertahan sejauh ini, Gre."

"Gue emang jahat, Gre. Lo pantes benci sama gue! Lo harus benci sama gue, Greta!"

Naga memperhatikan wajah istrinya yang di penuhi luka "Bahkan luka itu nggak cukup untuk membalas sakitnya gue."

Naga mengambil tangan Greta, mengenggamnya.

"Jangan suka apalagi jatuh cinta sama gue, Gre. Gue nggak akan ngasih lo kebahagiaan. Gue hanya akan kasih lo rasa sakit, Greta."

Setelah mengatakan itu, Naga keluar dari ruangan rawat inap Greta. Entahlah kemana dia akan pergi.

Greta sudah sadar sejak tadi, hanya saja dia kembali memejamkan matanya saat Naga masuk ke ruangan rawat inapnya. Greta mendengar semua apa yang Naga katakan tadi. Jujur saja, Greta tak mengerti rasa sakit seperti apa yang suaminya rasakan dan katakan tadi. Sesakit itukah sampai dia harus menerima balasannya, hingga disiksa seperti ini. Oh Tuhan.

"Rasa sakit seperti apa yang gue ciptakan buat lo, Ga. Sampai segininya gue harus menerima balasannya."

"Sebesar apa luka yang gue kasih buat lo?"

"Dulu gue benci sama lo, Ga. Tapi setelah apa yang lo lakuin kemarin itu bikin gue nyaman, Ga. Ada sesuatu di hati gue yang gue rasain ketika sama lo. Gue nggak ngerti, dan gue juga berharap gue nggak jatuh cinta sama laki-laki brengsek kayak lo, Ga."

Diluar, tepatnya di taman rumah sakit. Naga duduk sendirian entah apa yang menganggu pikirannya.

"Bang."

Naga menoleh, ternyata adiknya.

"Lo lagi mikirin apa?" Altha duduk di kursi sebelah abangnya.

"Mami gimana?" Tanya Naga.

"Udah better." Jawab Altha. "Greta, gimana?" Tanya Altha hati-hati.

Naga menghela nafas berat, "Dia belum bangun."

Altha mengangguk, "Lo kesana tadi?" Tanyannya.

Naga mengangguk mengiyakan.

"Jujur, gue nggak terlalu percaya kalo Greta yang buat mami kayak gini. Kalo pun iya, pasti ada sebabnya." Ucap Altha.

Naga menoleh, mengkerutkan keningnya, "Kenapa lo belain dia?"

"Gue nggak belain, tapi gue tau Greta nggak akan sejahat itu. Bahkan lo sendiri juga ragu kan kalo Greta yang buat mami kayak gini."

Jujur sebenarnya iya, Naga ragu. Tapi berdasarkan apa yang Naga liat tadi di apartement membuatnya sedikit yakin kalau Greta yang lebih dulu menyakiti maminya.

Naga menggeleng, "Gue liat pake mata gue sendiri kalo Greta dorong mami sampai membentur meja."

"Lo liat dari awal nggak?"

GRETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang