Panik menyergap gadis mungil dengan piyama birunya yang terbangun dengan segera setelah merasakan sinar matahari menusuk matanya. Tangannya sibuk meraih nakas, tempat dimana ponsel miliknya terletak. Matanya yang masih sulit terbuka itu membelalak menatap layar benda kecil di genggamannya.
"Jam 11?". Ia menepuk dahinya kencang dan berdecak.
Gadis itu segera loncat dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Hatinya merutukki keteledoran yang ia lakukan kali ini. Hari ini seharusnya menjadi hari pertama ujian semester lima kampusnya, tapi gadis itu baru bangun tepat 2 jam setelah ujian pertamanya berakhir.
Sepatunya ia kenakan asal, tanpa terikat. Gadis itu berlarian menuju ke pintu depan dengan tergesa sembari membawa tas ranselnya. Masih keburu ujian kedua, pikirnya.
"Dek, mau kemana sih lari-larian?". Ucap sosok wanita separuh baya dengan kening berkerut.
Tak ada jawaban, gadis itu masih sibuk mengaduk-aduk laci mencari kunci mobil.
"Giskala.. Dek, cari apa sih?". Panggilnya lagi.
Gadis itu, Giskala. Singkatnya, Kala, menoleh. "Cari kunci mobil bu.. Kala mau ke kampus".
Suara gemericik terdengar tatkala Kala menemukan apa yang ia cari. "Kala hari ini UAS kok gak dibangunin pagi sih, bu?".
"Lho, Ibu nggak tau loh, Dek. Kalau tahu pasti ibu bangunin". Jawab Ibu.
Kara kemudian mengecup pipi ibunya, sembari tersenyum kecil. "Yaudah, Kala berangkat ya bu. Doain masih keburu ujian kedua".
Dengan itu, gadis cantik berambut cokelat ikal itu melangkahkan kaki meninggalkan ibunya yang masih geleng-geleng kepala.
————
"Gue telfonin lo berulang kali tau, cek deh handphone lo. Lo nggak angkat, Gue kira udah berangkat dari kapan tau. Kaget gue lo nggak ada di kampus".
Kala menghembus nafas mendengar ucapan lelaki di depannya. "You could have saved my life, Nara".
Lelaki didepannya tertawa kecil. "Maaf".
Mereka kini sedang duduk berdua di lorong kelas sembari menikmati minuman kaleng. Lelaki bernama Nara itu memperhatikan wajah Kala dihadapannya. Jemari Nara bergerak menyibakkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu.
"Udah gak usah dipikirin, masih ada semester pendek. Gue juga paling ikutan semester pendek". Ucap Nara.
Sudut mata Kala tertarik mendengarnya, ia tersenyum.
"Lo gak belajar sama sekali ya?". Tanya gadis itu.
Senyum Nara mau tak mau ikut mengembang. "Menurut lo?".
"Dasar, gak berubah-berubah dari dulu, gimana mau jadi orang sukses?". Gelak tawa Kala mengiringi, membuat lelaki didepannya turut tertawa kecil.
"Nanti kalo udah saatnya juga bisa sukses". Ucap Nara sembari menarik kembali tangannya dari rambut gadis dihadapannya.
"Balik yuk, udah sore". Ucap Nara.
"Nar, hari ini gue bawa mobil.. Jadi lo nggak perlu anterin gue pulang ya". Ucap Kala sembari beranjak dr tempat duduknya.
"Yaudah, tapi gue kerumah lo ya? Udah lama gak kesana". Jawab lelaki itu.
Kala mengerutkan dahinya, seperti berpikir. "Perasaan baru 2 hari yang lalu kerumah gue, kapan udah lama nya?".
"Berisik ah, males dirumah gue. Udah kerumah lo aja enak bisa numpang makan sama numpang tidur". Jawab Nara sembari turut berdiri dan berjalan mendului Kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA
RomanceAku sudah pernah bilang, kamu boleh pergi jika kamu lelah. Tidak apa. Jika bersamaku memang menyiksamu, lepaskan saja. Tidak apa. Tapi ingat, pergilah ke tempat yang bisa ku tuju. Ingatlah untuk menarikku kembali, bersamamu. Karena jiwa kita sepasa...