Slight 🔞 ya 😝
———
Kala sudah berangkat dari pagi sekali, penerbangannya masih berjarak sekitar sejam lagi tapi gadis itu sudah sampai di airport. Ia menggeret kopernya asal untuk segera boarding. Ia segera duduk di seat miliknya dan memasang sabuk pengaman segera setelah tiba di dalam cabin. Gadis itu memejamkan matanya, rasa kantuk menyerang. Maklum saja ini masih terlalu pagi baginya.
Suara captain penerbangan yang bertugas hari ini membangunkan gadis itu dari tidurnya. "Good morning dear passangers, this is Captain Natra speaking. We're currently approaching our landing position and will arrive on destination at 03.00 right on schedule. Welcome to Frankfurt. Thank you for flying with us, and see you on the next flight. Flight attendant, prepare for arrival".
Kala melirik kearah jendela, langit malam turut menyapanya. Astaga, ia tertidur sepanjang perjalanan. Gadis itu hanya ingat sempat terbangun sekali, yaitu untuk makan. Entahlah, berdiam diri membuatnya mengantuk berat. Senyumnya mengembang tatkala mengingat kalau sebentar lagi ia akan segera bertemu dengan Nara.
Gadis itu sengaja tidak memberitahu terlebih dulu perihal kedatangannya, biar menjadi surprise kecil-kecilan untuk hubungan mereka yang masih seumur jagung itu. Dengan mengandalkan taxi, Kala segera bergegas menuju ke alamat dorm Nara yang memang sudah ia ketahui lama lokasinya. Ini jam 3 pagi, pasti lelaki itu sedang tertidur lelap. Mungkin perlu waktu untuk membangunkannya nanti.
Kala pada akhirnya tiba di tujuan, dorm yang bernuansa serba hitam itu sudah berada didepan matanya. Kala memutuskan untuk menelepon kekasihnya, yang langsung tersambung dengan suara khas kantuk milik Nara.
"Hm?". Sahut Nara saat telepon mereka tersambung.
Kala tersenyum gemas mendengarnya. "Hi, maaf ngebangunin, udah bobo ya?".
"Gak apa-apa, sayang. Ada apa?". Tanya Nara.
"Keluar dorm sebentar boleh?". Pinta Kala.
Lelaki itu terkejut. "Hah?"
"Keluar dari kamar dorm-mu sebentar". Ulang Kala.
"Kamu ngirimin makanan ya?". Ujar Nara menebak.
Kala berdecak sebal. "Ih, keluar aja dulu bentar bisa gak sih?".
"Iya, iya sebentar. Awas kalo ngerjain aku ya".
Kala menunggu lelaki itu membuka pintu kamarnya, dan bersiap menghadapi ekspresi terkejut kekasihnya itu dengan rasa deg-degan. Pintu kamar itu akhirnya terbuka, menampilkan Nara dengan wajah bangun tidur, rambutnya pun terlihat berantakan. Nara menatap kosong selama beberapa detik,
otaknya seperti belum memproses dengan baik dengan pemandangan didepannya."Kok aku liat orang mirip kamu ya didepan dorm? Hantu apa ya?". Ucap Nara, masih berbicara di telepon.
"Nyebelin banget sih, ini aku. Masa dibilang hantu". Jawab Kala kesal
Mata Nara melotot seketika saat menyadari kalau orang yang berhadapan dengannya kali ini betul-betul Kala. Ia menatap tak percaya, sebelum akhirnya maju selangkah untuk meneliti wajah Kala lebih dekat.
"Kamu beneran ini?". Tanya Nara sembari menyentuh pipi kanan Kala, hangat rasanya.
"Surprise". Ucap Kala disertai senyum gemasnya.
Nara langsung mencium bibir Kala tanpa ampun, membiarkan rindunya berbaur dengan milik Kala, kemudian diakhiri dengan memeluknya erat dan menghirup aroma gadis itu dalam. Memorinya seakan dibangkitkan, aroma yang selalu menjadi rumah baginya, ini benar Kala miliknya. Nara sungguh tidak dapat banyak berkata, ia terlalu bahagia saat ini.
"Kok kamu tiba-tiba kesini? Astaga, aku kayak lagi mimpi". Ucap Nara, sembari mengecupi pundak Kala.
Gadis itu mengalungkan tangannya di leher Nara dan tersenyum menatapnya. "Abis aku kangen kamu".
Kala mencium Nara duluan kali ini, membiarkan bibir mereka saling menyesap. Nara membawa tubuh mereka mundur hingga masuk ke dalam dorm-nya. Ciuman mereka yang mulanya didominasi kerinduan mulai naik tingkat kearah yang berbahaya, nafsu mereka mulai mengambil alih. Nara mengakhiri ciuman itu, sengaja menjauhkan dirinya juga dari Kala.
"Kok berhenti?". Tanya Kala dengan terengah, masih setia bergelung manja dengan melingkarkan tangannya di leher Nara.
Nara menatap netra cantik itu. "Bahaya. Aku takut gak bisa nahan".
"Ngapain ditahan?". Tanya Kala lagi.
Nara terkekeh kecil, gadis ini memang cobaan baginya. "Kamu baru sampe, sayang. Badanmu butuh istirahat, kita bisa lakuin itu nanti".
"Tapi aku mau. Di pesawat tadi tidurku cukup kok". Ucap Kala lagi.
"Kala.. Kamu tuh pasti jet lag. Dengerin aku ya, istirahat dulu. Biarin badan kamu adaptasi sama jam tidur disini". Ucap Nara lembut sembari menyisir rambut panjang Kala dengan jemarinya.
Kala manyun, namun sepertinya omongan Nara ada benarnya. Badannya memang sakit-sakit terlalu banyak duduk di pesawat tadi. Ia kemudian mengangguk mengiyakan.
"Kasurku gak besar disini, gak apa-apa tidurnya mepet aku?". Tanya Nara.
Gadis itu menyenderkan dagunya di dada Nara agar dapat melihat lelakinya itu dengan jelas. "Tidur sambil pelukan biar muat juga gak apa-apa".
"Besok siap-siap ya kamu. Gak aku kasih turun dari kasur pokoknya sampe susah jalan". Bisik Nara nakal.
———
Kala bangun dengan tubuh yang jauh lebih segar, ia menatap kesebelahnya, kosong. Nara tidak terlihat disana. Suara gemericik air dari arah kamar mandi membuatnya menyadari keberadaan Nara. Lelaki itu keluar tak lama dari itu, hanya mengenakan handuk menggantung menutupi area bagian bawahnya. Tubuh atletis Nara yang sudah lama tak terlihat itu terpampang nyata seperti sarapan yang menggairahkan bagi Kala.
Nara menangkap gadisnya yang seakan tengah hilang dalam observasi di tubuhnya. Netra Kala menjelajah seakan mengabsen tiap jengkal dari tubuh Nara, tak lupa menggigit bibir bawahnya secara refleks. Kala terlihat begitu menggoda, begitu indah berada diatas kasur dorm milik Nara.
"Stop biting your lip, baby". Ucap Nara memperingatkan.
Netra Kala bergerak menatap mata Nara sensual. "Susah, abis pemandangannya gitu".
Nara bergerak mendekat kearah Kala, kemudian menunduk untuk berbisik pelan. "Jangan mancing aku pagi-pagi".
"Aren't morning sex one of the best type of sex?". Ucap Kala vulgar.
"Fuck. Kal, I'm hard just by hearing that". Umpat Nara.
Kala menantang tatapan gelap Nara. "Yeah? You're hard for me?".
Nara mengambil jemari Kala dan mengarahkannya kearah bagian selatannya yang sudah mengeras. "Feel it".
———
Yup, abis ini part 🔞🔞🔞 ya!
Yang gak mau baca bisa langsung skip aja nanti😝😝😝
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA
RomansaAku sudah pernah bilang, kamu boleh pergi jika kamu lelah. Tidak apa. Jika bersamaku memang menyiksamu, lepaskan saja. Tidak apa. Tapi ingat, pergilah ke tempat yang bisa ku tuju. Ingatlah untuk menarikku kembali, bersamamu. Karena jiwa kita sepasa...