Tidak terasa, hari terakhir liburan semester semakin dekat. Mood Kala berubah muram jika mengingatnya. Ia niatnya hari ini hanya akan bermalas-malasan dirumah seharian, menikmati hari-hari santai terakhirnya sebelum bertemu dengan mata kuliah lagi. Namun, pagi-pagi sekali Nara sudah meneleponnya.
Katanya, lelaki itu ingin mengajaknya jalan-jalan. Entah kemana, Kala juga tidak tahu. Tapi kini, suara mobilnya sudah terdengar dari depan pagar. Kala beranjak untuk membukakan pintu untuknya, ketika dilihatnya Nara turun dari mobil dan bersandar di kapnya.
Lelaki itu menggunakan setelan lengan panjang hitam dan celana bahan berwarna cokelat, lengkap dengan sepasang sneakers berwarna hitam yang senada dengan bajunya. Hari ini ia juga mengenakan aksesori berupa jam tangan hitam, dan beberapa butir gelang yang bertumpuk di lengannya.
Nara melambaikan tangannya sesaat setelah matanya menangkap Kala berjalan dari dalam rumah.
"Gak mau masuk dulu?". Tanya Kala.
Lelaki itu menggeleng. "Engga usah, nanti aja baliknya aku mampir ya. Takut kesorean".
Dibukakannya pintu mobil untuk Kala, yang langsung disambut oleh senyum manis gadis itu.
"Cantik banget". Gumam Nara saat dilihatnya Kala memasuki mobil.
Gadis itu hanya tersipu. "Apa sih kamu".
Nara terkekeh melihat respon yang Kala berikan, ia kemudian berjalan menuju ke bangku kemudi dan menyalakan mesin. Tangannya kemudian bergerak meraih seat belt di sisi Kala dan dipasangkannya ke sekitar tubuh gadis itu.
"Kebiasaan banget sih gak langsung pake seat belt". Ujar Nara.
"Hehe, lupa". Jawab Kala sambil terkekeh.
Nara mulai menjalankan mobilnya. "Lupa apa sengaja biar aku pasangin terus?".
"Enak aja. Orang beneran lupa". Tukas Kala sebal.
Nara kembali tersenyum. Ia kemudian meraih ke bangku belakang dan membawa sebuah sekotak ke pangkuan Kala.
"Aku bawain sarapan buat kamu, udah makan belum?". Tanya Nara.
"Wah, ini apa?". Ujar Kala sumringah. Tangannya sibuk membuka kotak bekal berwarna putih itu.
"Sandwich tuna sama ada sandwich telur juga". Jawab Nara.
"Ih, keliatannya enak. Siapa yang buat?".
"Aku lah. Kan udah sering aku buatin sandwich itu buat kamu".
"Rajin banget. Menantu idaman deh". Ledek Kala.
"Pacar idaman juga gak?". Ledek Nara balik dengan nada usil.
Kala hanya tersenyum malu mendengarnya. Ia kemudian mengambil salah satu sandwich dan mencobanya.
"Enak. Kayak biasanya". Komentar Kala.
"Enak? Aku bangun pagi demi masak itu tuh. Special pake cinta". Ujar Nara.
"Ngaku deh, beneran. Kamu bukan Nara kan? Kamu pasti orang yang cuma mirip Nara yang ngaku-ngaku terus deketin aku kan? Gak mungkin Nara kayak gini". Ujar Kala dengan mata disipitkan.
Kala mencolek pipi kanan Kala yang menggembung. "Kebanyakan nonton Drakor".
"Abis jadi beda banget gini. Kan, aku bingung". Ujar Kala sambil mengunyah sandwichnya.
"Dari dulu juga udah gini. Cuma dulu ditahan-tahan aja biar gak keliatan suka nya". Jelas Nara polos.
Strike. Ucapan barusan berhasil membuat Kala kembali tersipu. Ia berpikir rasanya lebih baik mengalihkan pembicaraan. "Kita mau kemana sih?".
![](https://img.wattpad.com/cover/303732108-288-k725849.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA
RomanceAku sudah pernah bilang, kamu boleh pergi jika kamu lelah. Tidak apa. Jika bersamaku memang menyiksamu, lepaskan saja. Tidak apa. Tapi ingat, pergilah ke tempat yang bisa ku tuju. Ingatlah untuk menarikku kembali, bersamamu. Karena jiwa kita sepasa...