TIGA BELAS - Dion.

609 56 2
                                    

Dion dan Kala tengah berada di restoran rekomendasi Dion. Nuansa khas Italia tergambar dari design bangunan restoran ini. Kala membolak-balik buku menu di tangannya, menimbang-nimbang makanan apa yang ingin ia pesan.

"Kamu makan ikan?". Tanya Dion memecah konsentrasi Kala.

"Makan kok". Jawab Kala.

"Salmon steak disini enak banget. Smokey dan lembut. Mau saya pesankan?". Ujar Dion menawarkan.

"Oh ya? Boleh. Kebetulan udah lama gak makan itu". Ujar Kala.

"Minumnya mau apa?".

"Sparkling water deh. Gak dingin tapi".

"Okay. Biar saya pesankan dulu".

Kala melihat Dion mengangkat satu tangannya isyarat memanggil waitress. Salah seorang waitress datang menghampiri dan mencatat pesanan mereka. Selama Dion berbicara, Kala memperhatikan. Lelaki itu mengenakan kemeja hitam dengan lengan digulung, membuat setengah lengannya terlihat. Ia tidak bisa berbohong, Dion memang sangat menarik.

Alis tegas, mata yang tajam tapi lembut, hidung yang mancung, bibir dengan bentuk yang indah. Ditambah postur tinggi lelaki itu dengan badan yang atletis, terlihat dari bagaimana kemeja yang ia kenakan menempel dengan sempurna di tubuhnya. Lelaki ini hampir terlihat sempurna.

"Saya pesankan dessert juga untuk kita. Kamu harus coba dessert mereka. Chocolate Mousse-nya juara".

Kala sibuk mengangguk mengiyakan. "Kamu sendiri pesen makanan apa?".

"Aglio Olio, makanan favorit saya". Jawabnya singkat.

Makanan favorit Nara juga. Alam bawah sadar Kala refleks berucap.

"Anyway, saya lupa, terakhir kali kita ngobrol, kamu ini ambil jurusan apa di kuliah kamu?". Tanya Dion.

"Management bisnis". Jawab Kala singkat.

"Ah, iya saya baru inget. Karena kamu pengen punya bisnis sendiri ya suatu hari nanti?".

"Iya, berharapnya sih gitu. Tapi, aku pastinya mau kerja dulu juga. Pengen ngerasain dunia kerja, dan asam garamnya sebelum punya bisnis sendiri". Jelas Kala.

Dion memperhatikan saat gadis itu tengah menjelaskan. Satu tangannya menopang dagunya, perhatiannya seperti terfokus pada lawan bicaranya.

"Kamu sendiri? Kerja di bagian apa? Terakhir kita ngobrol cuma banyak bahas aku, sampe gak tau apa kerjaanmu". Balik Kala bertanya.

"Saya ini Project Manager di bidang Konstruksi, tugasnya memaintain satu project pembangunan sampai kelar. Lalu lanjut maintain project lainnya, begitu terus". Jelas Dion.

"Ooh. Seru gak?". Tanya Kala polos.

Dion mau tak mau tertawa mendengar pertanyaan polos gadis itu. "Kalo dibilang seru, ya seru. Tapi banyakan stressnya, apalagi kalo deadline pembangunannya pendek. Saya bisa gak tidur berhari-hari".

"Aku dengernya aja udah kebayang pressurenya". Sahut Kala.

"Semua pekerjaan pasti ada suka dukanya kok. Nanti kamu juga merasakan, tapi itu yang buat kamu jadi jauh lebih dewasa. Karena di dunia kerja, kamu bakal ketemu hal-hal yang belum pernah kamu temui sebelumnya". Lanjut Dion.

"Kamu orangnya serius juga ya". Cetus Kala tanpa sadar.

Dion kembali tertawa. "Masa sih? Kenapa kamu jadi ikut blak-blakan kayak saya ya?".

Kala ikut tertawa. "Kebawa".

"Kamu pergi sama saya berasa pergi sama om kamu gak?". Tanya Dion dengan nada usil.

JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang