"Hah?! Pacaran?!". Seru Gittya pada Kala saat mendengar sahabatnya itu menceritakan perihal hubungannya dan Nara.
Kala otomatis menutup mulut Gittya segera. "Sst gak usah teriak juga kali, Git".
"Ngaco lo, sejak kapan?". Tanya Gittya lagi, seluruh fokus gadis itu tengah mengarah pada Kala.
Kala melirik kearah sekitarnya, suasana kantin di kampus hari ini benar-benar ramai. Beruntung tidak ada satupun yang memperhatikan mereka. "Baru berapa minggu".
Kali ini Gittya sukses menyemburkan jus jeruk yang sedang ia minum, gadis itu bahkan terbatuk karena tersedak. "Berapa minggu?! Gila lo ya, dan gue baru tau?".
"Ya kan gue baru ketemu lo lagi, kan udah lama gue gak masuk kuliah". Jelas Kala.
"Kal, Kal. Gue udah duga endingnya lo bakal pacaran sama Nara. Yaiyalah selama ini aja udah kayak pasutri lo berdua. Masih aja denial bilang sahabatan dari kecil". Ucap Gittya.
Kala mengaduk teh manisnya pelan. "Tapi gue sedih deh LDR gini Git, gak enak banget rasanya".
"Yaiyalah lo kan clingy banget sama Nara". Jawab Gittya.
"Gue pengen nyamperin dia, Git. Kalo minggu depan gue berangkat gimana?". Tanya Kala, membuat Gittya menautkan alisnya.
"Berangkat ke Jerman?". Tanya Gittya.
Kala mengangguk. "Iya, Jerman. Gue pengen diem-diem nyamperin dia, surprise gitu. Abis sedih banget masa gue pacaran pas kita jauhan. Tadinya pengen pas kelar Ujian tengah Semester, tapi kok lama banget ya".
"Astaga, bucin banget nih manusia. Jerman tuh jauh hey, lo pikir Jakarta-Bandung? Kalo mau kesana ya lo siapin dulu semua, visa, penerbangan, penginapan lo disana. Eh, nginepnya mah di tempat Nara lah ya, kan udah pacaran.. Sekalian deh setoran". Ucap Gittya usil.
Kala menjambak rambut Gittya pelan. "Mulut lo".
Tepat setelah itu, ponsel Kala berdering, memunculkan nama Dion di layar. Gadis itu mengetukkan jarinya ke meja beberapa kali sebelum mengangkatnya.
"Halo?". Sapa Kala.
"Hai, Kal. Kamu masih dikampus? Saya di depan kampus kamu, tadi ibumu bilang kamu lagi kuliah. Boleh ketemu sebentar?". Tanya Dion segera.
"Hah? Disini?". Tanya Kala dengan nada terkejut.
"Iya, Giskala. Sebentar aja, saya janji". Ucap Dion.
Kala mematikan panggilan telepon itu dan menghela nafas panjang. Gittya yang melihatnya otomatis bertanya. "Kenapa Kal?".
"Dion udah ada didepan kampus, mau ketemu katanya"
"Selingkuh mulu temen gue nih". Komentar Gittya.
"Kalo ngomong sembarangan aja. Udah, gue kedepan bentar".
———
Dion menunggu dengan duduk tenang diatas kap mobilnya, beberapa pasang mata menatap terang-terangan kearahnya saat melintas. Dion memang selalu terlihat menawan, membuat siapapun yang melihatnya ingin berlama-lama memanjakan mata mereka masing-masing. Kala berjalan pelan kearah Dion dan berhenti tepat dihadapannya. Sepasang mata Dion langsung menatap kearah netra di hadapannya. Senyuman kecil tercetak disana.
"Maaf, kamu lagi ada perkuliahan ya?". Tanya Dion lembut.
Kala hanya mengangguk menanggapinya, sengaja menjaga jarak dengan Dion agar tidak saling berdekatan. "Ada apa?".
"Gak apa-apa, saya cuma... kangen. Udah berapa lama ini kita gak ketemu, bahkan kamu udah jarang bales chat dari saya". Jelas Dion.
Kala melihat bagaimana cara Dion menatapnya, tersirat tanda tanya untuknya di dua bola mata itu. Gadis itu hanya menunduk, menghindari pandangan Dion yang makin lama makin intens.
"Kamu sengaja ngehindarin saya ya, Kala? Saya ada salah kah ke kamu?". Tanya Dion.
Kala menghela nafas panjang sebelum pada akhirnya menjawab. "Kita kayaknya udah gak bisa ketemu lagi".
Dion mengerutkan keningnya. "Kenapa?".
"Aku udah tau apa mauku sekarang, Dion. Aku udah memilih, dan rasanya gak baik kalo kita tetep kayak kemarin-kemarin sedangkan aku udah sama oranglain". Ucap Kala.
"Maksud kamu?". Tanya Dion lagi.
Kala menghela nafas sekali lagi. "Aku dan Nara udah pacaran".
Dion menatap lurus kearah Kala seakan tak terpengaruh. "Terus?".
"Ya terus, we should stop seeing each other. Gak etis rasanya kalo kita masih deket sedangkan aku udah punya pacar". Jelas Kala.
Dion terdiam di tempatnya, bermain-main dengan ujung lengan panjang baju yang sedang ia gunakan. "Sejak kapan?".
"Weeks ago". Jawab Kala.
"I see". Respon Dion.
Keduanya kemudian terdiam, tak satupun berani berkata. Hingga akhirnya Dion menyudahi kesunyian diantara mereka.
"Saya sebenernya gak perduli kamu pacaran sama siapa, tapi kalo kamu udah minta saya menjauh, saya akan lakuin. Fair and square, just like I told you". Ucap Dion mantap.
Kala melirik kearah Dion yang tengah memandangnya dalam, seakan menghabiskan sisa waktunya meneliti wajah Kala.
"Well, thanks for everything, Kal. Saya janji mulai sekarang gak akan ganggu kamu lagi. Hopefully you are happy, always". Pesan Dion sebelum tersenyum simpul dan berbalik untuk pergi.
Kala menatap bagaimana Dion berbalik darinya dan masuk kedalam mobil, pandangan mereka sempat bertemu untuk yang terakhir kalinya sebelum pada akhirnya resmi berpisah. Perasaan bersalah bercampur lega bersemayam dalam hati Kala. Pada akhirnya ia memang harus memilih jalan mana yang terbaik untuknya, meskipun hal itu menyakitkan bagi sebagian orang.
———
"Terus? Kamunya gimana?". Tanya Nara pada Kala dari layar laptop sembari mengunyah makanannya.
Saat ini, kedua manusia itu tengah berada di sesi makan malam bersama via layar laptop. "Aku bilang kita udah pacaran, jadi udah gak bisa ketemu lagi".
"Bagus". Respon Nara sembari mengangguk. "Terus, tuh orang bilang apa?". Lanjut Nara bertanya.
"Dia janji untuk gak ganggu aku lagi mulai sekarang". Jawab Kala.
Kala dapat melihat bagaimana Nara tersenyum dari layar laptopnya. "Ya, udah seharusnya dia jauhin kamu. Orang dari awal kamu punya aku, enak aja mau deketin".
Kala balik tersenyum. "Emang iya punya kamu?".
Nara menghentikan acara mengunyahnya dan menatap Kala tak percaya. "Berani-beraninya kamu nanya gitu?".
Kala melihat bagaimana mata lelaki itu menuntut jawaban darinya. Gadis itu tersenyum usil. "Iya punya kamu".
"Siapa?". Tanya Nara lagi.
"Aku, sayang". Jawab Kala cepat.
Nara tersedak mendengar panggilan itu meluncur lagi dari bibir Kala, gadis itu benar hobi sekali membuatnya gila. "Aku tuh lagi makan, Kal".
"Iya kan ini aku temenin". Respon Kala.
Nara meneguk minumannya guna melegakan tenggorokan yang tadi sempat tersedak. "Maunya kamu disini, soalnya aku jadi gak nafsu makan lagi".
"Kenapa?". Tanya Kala.
"Soalnya aku nafsu yang lain".
💜💜💜
———
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA
RomanceAku sudah pernah bilang, kamu boleh pergi jika kamu lelah. Tidak apa. Jika bersamaku memang menyiksamu, lepaskan saja. Tidak apa. Tapi ingat, pergilah ke tempat yang bisa ku tuju. Ingatlah untuk menarikku kembali, bersamamu. Karena jiwa kita sepasa...