TIGA PULUH EMPAT - Pertama

1.8K 84 7
                                    

Chapter ini 🔞🔞🔞 yaa!
Udah di warning, yang gak mau skip ajaaa, okay?😝

———

Nara terkejut saat Kala meremas bagian selatannya, seakan menantang. Gadis itu terengah, gairahnya sungguh tersulut melihat pemandangan Nara yang bertelanjang dada. Nara membawa dirinya turun untuk mengecup bibir manis itu, yang langsung bersambut dengan kecapan keduanya. Lidah saling menyapa, tangan saling menyentuh, hingga tanpa sadar posisi Nara kini mengukung Kala dibawahnya.

Nara melepas pagutannya sekilas. "Kal, aku kayaknya gak bakal bisa berenti".

"So?". Balas Kala dengan nada menantang. Jemarinya sibuk meraba kearah lilitan handuk yang masih setia membelit pinggang Nara.

"Kamu beneran mau ini kan?". Tanya Nara, menahan tangan mungil itu bergerak lebih jauh sebelum mendapatkan jawaban.

Kala mengangguk tanpa ragu. "Do anything you want to do to me".

Nara tersenyum sebelah melihat Kala berupaya melepaskan tangannya dari cekalan Nara. "Eager, huh? Udah pengen banget aku masukin?".

Kala melenguh mendengar ucapan kotor itu. "Lepasin tanganku".

Nara menggeleng. "Number one rule is you get naked first, then me. Jadi jangan harap kamu bisa copot handuk aku sebelum ku telanjangin kamu".

Dominan. Kala sampai lupa betapa dominannya Nara didalam hubungan, hal itu membuat lembab makin terasa diantara dua kakinya. "Yaudah cepet".

Nara terkekeh dan menggigit daun telinga gadis itu, menyebabkan desahan lolos dari bibir Kala. "Buru-buru banget sih? We have forever to fuck, Kal".

"Stop talking dirty, Nara. I'm wet already just by your mouth". Rintih Kala sembari meraih belakang kepala Nara yang kini tengah asik mencumbu bagian lehernya, meninggalkan bekas kemerahan disana.

Nara menjejalkan dua jarinya ke mulut Kala untuk membungkamnya. "Mulutku? Padahal mulutku belom ngapa-ngapain loh. Mau aku bikin keluar pake mulutku?".

Kecupan Nara terus turun, menyiksa tiap jengkal kulit Kala yang tengah sensitif. Jemarinya beralih meremas gundukan di dada Kala yang masih berlapiskan pakaian, membuat gadis itu melenguh. Desahan itu terdengar seperti melodi di telinga Nara, membuatnya ingin terus mendengarnya.

"Nara..". Rintih Kala saat gadis itu merasakan jemari Nara menjamah dadanya dari balik pakaian yang is kenakan.

Nara kemudian menarik lepas pakaian yang Kala kenakan, melucutinya satu persatu hingga berserakan di lantai. Kulit mulus itu bersemu karena tatapan Nara yang mengabsennya tanpa ada yang terlewat. "Cantik, selalu cantik".

Nara membiarkan lidahnya bermain dimulai dari leher Kala, dadanya, perut, hingga terus turun kebawah menuju ke antara dua kaki gadis itu. Kala sampai memejamkan matanya menahan nikmat yang bertubi-tubi.

Tak perlu waktu lama untuk Nara melanjutkan aksi lidahnya disana, tepat di bagian inti Kala, memujanya tanpa jeda. Memori Kala tersegarkan akan pagi hari itu, di kamar Nara, saat pertama kali ia merasakan hal yang sama akibat lidah lelaki itu. Kala merasakan puncaknya akan segera datang, hingga ia meremas rambut ikal Nara lebih kencang, memberi isyarat tanpa suara.

Nara yang mengetahui hal itu langsung mencabut lidahnya dari sana, sengaja menunda agar gadisnya tidak dulu keluar. Rengekan langsung terdengar dari Kala. "Nara.. Aku udah mau keluar, kenapa berhenti.."

"Who told you to cum?". Tanya Nara dengan nada otoriter.

Hanya Kala dan tuhan yang tahu betapa terangsangnya ia saat ini. "Please, baby. Fuck me, let me cum. Aku gak tahan".

JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang