31 - Ambil rapot

99 14 7
                                    

My Queen

Bun, ntar jangan lupa ambil rapot aku

Jam berapa?

Bunda lupa

Jam 10

Inget kelas aku kan?

Iyeeee

Okey, babay cantik

Babay anak gantengku






Sebuah chat singkat dari Arjuna buat ibunya. Yang hari ini Jihan emang harus ambil rapotnya Arjuna untuk semester genap, Arjuna masih kelas 10 SMA, dan tahun ini baru mau masuk kelas 11 SMA.
















Sementara itu Jihan masih rempong masak buat makan siang, karena tau buat rapat wali murid itu gak cukup satu jam. Jadi biar pas pulang udah ada makanan.

Apalagi Arjuna ini termasuk murid berprestasi pasti nanti ada kumpulan lagi buat kasih apresiasi ke anaknya dan orang tua harus ada.


















"Untung aja baju bunting gak keburu dikasih orang" gumam Jihan terus ngambil dress yang dia pake pas lagi hamil buat dipake hari ini. Dia cuma pake dress kalo mau bepergian aja sih kalo dirumah ya pake daster.















"Kita ke sekolahnya mas dulu ya" kata Jihan terus ngelus perutnya.

















"Eh, itu siapa dah? Cantik banget we" kata para bocah anak kelas 10 yang terpesona sama emaknya Arjuna.

"Pagi ibunya Arjuna" sapa walikelas nya Arjuna "pagi Bu" kata Jihan "udah mulai ya rapatnya?" Tanya Jihan "oh belum, ini juga saya baru mau ke kelas" kata walikelasnya Arjuna.







"Ibunya Arjuna makin cantik aja, rahasianya apa Bu?" Tanya walimurid sebelahnya Jihan "hehe, amin. Ya gak ada sih, cuma lihat kelakuan Arjuna sama bapaknya aja saya jadi awet muda" kata Jihan "Haekal cerita katanya Arjuna mau punya adek ya?" Tanya si walimurid tadi yang emang ibunya Haekal temen temennya Arjuna "iya" jawab Jihan terus ngelus perutnya "oh? Udah gede ternyata, kirain tadi masih kecil, efek bajunya yang besar apa emang badannya ibu yang kecil?" Tanya si ibunya Haekal "dua duanya" jawab Jihan "berapa minggu?" Tanya ibunya Haekal "jalan 19 minggu" jawab Jihan "oooh, udah besar ya ternyata. Kirain Arjuna bakal jadi anak tunggal selamanya" kata ibunya Haekal "ya saya sama ayahnya aja gak nyangka, sempet mau di gugurin juga karena masalah kesehatan saya yang udah beda sama pas muda dulu. Tapi ya saya nya gamau, dia kan gak salah apa apa. Masa iya di bunuh tanpa alasan" kata Jihan "bener" kata ibunya Haekal.



















Dan rapat wali murid pun dimulai. Jihan mendengarkan dengan baik baik apa yang walikelasnya Arjuna katakan.

Hampir 1 jam setengah walikelasnya Arjuna ngomong dan baru deh walimurid di beri kesempatan berbicara, Jihan lagi males ngomong jadi dia diem aja.




















"Buuun, gimana nilai aku?" Tanya Arjuna yang langsung nyamperin ibunya "seperti biasa anak bunda selalu membanggakan" kata Jihan "Alhamdulillah" kata Arjuna "hebat banget kamu nak" kata Jihan "iyadong, harus. Biar bunda gak ngerasa sia sia lahiran aku" kata Arjuna.





















Seperti biasa Arjuna selalu masuk 3 besar, mungkin dia gak bisa dapet peringkat satu di semester ini tapi itu udah cukup bikin Jihan sama Agung bangga karena ngerti Arjuna ikut banyak organisasi dan ekskul.















"Wah, anak ayah hebat banget sih, mau di traktir apa?" Tanya Agung pas lihat rapot anaknya "motor baru" kata Arjuna "nggak ya kalo motor" kata Jihan "iiiih, orang bentar lagi juga udah legal" kata Arjuna "tetep aja" kata Jihan "udahlah sayang, biarin aja. Toh udah besar juga" kata Agung "tapi kan-" belum selesai Jihan ngomong Agung udah nyela "dia udah cukup pinter bawa motor" kata Agung "yaudahlah" kata Jihan "horeeeee, motor baru, motor baru" kata Arjuna terus pergi ke kamarnya.

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang