ENNUI BAGIAN V

1.5K 180 60
                                    

Dengan perasaannya yang tak menentu, Mew memberanikan diri mendekati meja tempat Gulf dan pria asing itu berada.

Entah seberapa sakit ketika Mew mengetahui kejelasannya nanti, tetapi Mew tak bisa lagi menahan prasangkanya didalam hati sementara kebenaran sudah nyata di depan mata.

Dengan hati yang kian goyah, Mew berdiri tegak tepat di samping Gulf. Laki-laki yang duduk berhadapan dengan Gulf sedikit mendongak untuk menatap Mew yang baru saja menghampiri dirinya juga Gulf.

Manik Bi yang menyorot objek selain Gulf membuat Gulf tertarik untuk ikut melihat apa yang kiranya mengalihkan fokus Bi.

"M-Mew? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Gulf pada Mew yang menatap dirinya juga Bi dengan tatapan datar.

Gulf menarik nafas, mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja. "Bi, ini suamiku. Namanya Mew," ucap Gulf memperkenalkan Mew pada pria dihadapanya.

"Oh, Mew?" tanya Bi canggung sebab tatapan Mew terlihat tak bersahabat. "Tolong tulis nomor yang bisa aku hubungi sebagai wali Win, dan aku perlu pas fotonya." sambung Bi pada Gulf yang mungkin harus cepat pergi kerena telah dijemput suaminya.

"Pas foto? Tunggu, aku sudah siapkan karena kau sudah menjelaskannya di chat tadi malam." ujar Gulf seraya menggekedah isi tasnya untuk menemukan pas foto yang mereka maksudkan.

"Nah," ujar Gulf seraya menyodorkan foto formal Win yang berukuran 3x4.

"Sayang, duduk. Karena kau ada disini, kau tulis juga nomormu. Jaga-jaga jika smartphone milikku mungkin tidak bisa dihubungi." ucap Gulf seraya memegang lengan Mew.

"Untuk apa?" Mew semakin bingung, untuk apa semua ini?

Gulf tertawa pelan. "Kau memintaku mendaftarkan Win di kelas bahasa Inggris, jadi aku mendaftarkannya. Data orang tua diperlukan untuk berjaga-jaga jika ada kepentingan mendesak, sayang." jelas Gulf.

"Perkenalkan, namaku Bi. Aku salah satu pembimbing di kelas bahasa, kebetulan kelas yang aku pegang adalah kelas bahasa Inggris dan aku pernah berteman dengan Gulf sebelumnya." jelas Bi yang akhirnya membuka suara seraya mengulurkan tangannya.

"Kenapa kalian bertemu disini?" tanya Mew tanpa menyambut uluran tangan Bi.

"Sebenarnya aku merasa bersalah pada Bi, tempatnya bekerja tutup hari ini dan baru buka besok. Tapi aku memiliki kesibukan besok, jadi aku memaksanya untuk tetap membawakan formulir hari ini."

"Sayang?" ucap wanita yang tiba-tiba menhampiri meja mereka dan langsung duduk di samping Bi setelah menaruh tiga gelas jus. "Maaf, apa aku terlalu berisik?" tanya si wanita dengan merendahkan nada bicaranya.

"Mew, ini istriku. Kami menginap di hotel depan sana."

"Hai, aku Min, istri Bi. Aku juga kenal Gulf dengan baik."

Badan Mew terhuyung kebelakang saat prasangkanya terbukti salah, rasanya Mew ingin menertawakan dirinya dengan sangat nyaring.

'Love' dari isi pesan yang Gulf terima jelas merupakan nama dari cafe yang saat ini mereka pijak sebab terdapat sebuah tulisan yang begitu besarnya di meja barista, dan Bi si pengirim pesan ternyata sudah beristri. Bi bahkan mengajak istrinya saat bertemu dengan Gulf, lalu Mew mencurigai Gulf yang akan mendaftarkan Win dikelas bahasa Inggris? Mew pasti sudah gila.

"Mew, kau baik-baik saja?" tanya Gulf saat Mew tiba-tiba kehilangan sedikit keseimbangan.

"Iya, aku pulang duluan. Hati-hati di jalan saat kau pulang nanti," ucap Mew dengan nafas beratnya lalu segera pergi setelah menulis nomor telpon-nya pada kertas yang Bi sediakan.

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang