ENNUI BAGIAN XXV

1K 134 46
                                    

'KAMUS LENGKAP'

'Untuk jagoan daddy'

Tatapan hampa tak dapat teralihkan dari buku dengan jumlah halaman lebih dari 600.

"Apa gunanya menulis omong kosong seperti ini? Daddy sudah tidak menyayangiku." gumamnya.

Win tidak lagi mengunci pintu kamarnya, sengaja untuk melihat apakah Mew masih mengunjunginya di pertengahan malam atau tidak, apakah Mew masih menaikkan selimutnya atau tidak? Apakah Mew masih mengusap kepalanya ketika tertidur atau tidak? Apakah Mew masih mengecup keningnya lalu mengucapkan 'selamat malam putra daddy'?

Iya, Mew masih melakukan semuanya, rutin dan urut. Tapi itu seperti tidak berarti lagi bagi Win, anak laki-laki itu bahkan kesal pada dirinya sendiri karena terus merasa bahwa ia telah kehilangan daddy-nya.

Tok tok tok

"Win?"

Win yang sudah berseragam rapi menoleh ke arah pintu yang terbuka. Mew tersenyum menyambutnya, seakan sangat tulus.

"Sudah siap? Ayo sarapan, papa masak banyak."

Anggukan kepala singkat dari Win tak memudarkan senyum di wajah Mew meski mengentalkan rasa kelu di hatinya. Sampai detik ini, Mew masih belum tau apa sebab perubahan sikap putranya.

Bertanya? Mew bahkan hampir tak sempat bertatap muka sebab Win selalu menghindarinya.

Lelah Mew merenung, tapi ia tetap tak menemukan hal apa yang mungkin membuat putranya sebegitu kecewa.

Padahal Mew rasa waktunya lebih luang untuk sekarang, dan perhatiannya lebih bayak dibandingkan dengan dulu. Tapi kenapa keluarganya semakin hambar?

"Pa, Win bawa bekal saja." ucap Win sesampainya ia di ruang makan.

"Oke, papa akan siapkan. Tapi Win tetap harus sarapan dirumah, sedikit tidak apa-apa." ujar Gulf.

Dengan berat hati Win mendudukkan bokongnya pada kursi yang ada di ruang makan, masih sama seperti sebelumnya, Win tetap menjaga jarak dengan Mew.

"Win tidak dijemput Bai lagi hari ini?" tanya Mew.

"Tidak."

"Berarti setelah pulang sekolah Win akan langsung pergi ke kelas Bahasa Inggris?"

"Iya."

"Win kalau daddy mengajak Win dan papa untuk-"

"Win sibuk, daddy tau Win punya kelas sampai sore."

"Baiklah, hati-hati ketika Win melakukan aktivasi nanti." ujar Mew.

"Sayang, kau mau makan dengan apa? Sayur atau ikannya? Mau semua?" tawar Gulf pada Mew yang masih tersenyum kecut menatap putra mereka.

Win tersenyum miring, apa gunanya bersikap baik pada Mew? Jika Gulf tau bahwa Mew menghianati mereka, seharusnya Gulf tak perlu terlalu lembut pada Mew kan?

••• • •••

"... apabila mangga berbuah kecil dan manis disilangkan dengan mangga berbuah besar dan masam, maka ...."

Dari tempatnya duduk Win bisa melihat bagaimana ramainya halaman sekolah, tetapi dari balik kaca ini Win tak dapat mendengar apa yang mereka semua bicarakan.

Sama halnya dengan dirinya sendiri, Win rasa. Pikiran Win begitu ramai dan yang orang lain dapat lihat hanya dirinya yang terdiam.

Win sangat ingin marah langsung kepada Mew, apa Mew tidak bisa melihat perubahan sikap Win, Win putranya kan?

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang