ENNUI BAGIAN XXIII

1K 145 93
                                    

Nikmati waktu membaca kalian, geng. (Jarang-jarang kan dikasih opening🤣)





Isak tangis Gulf kian mereda didalam dekapan hangat Kao, namun amarah dalam diri Win semakin berkobar amat besar.

Masalah apapaun yang terjadi di antara Mew dan Gulf, bukankah tetap tidak pantas jika mereka saling memeluk orang lain? Mereka bukan lagi anak kecil, mereka sudah dewasa dan semestinya mereka tau cara untuk menyelesaikan masalah.

Brak!

Win membuka pintu dengan kasar, mengejutkan Kao dan Gulf yang masih saling berpelukan.

Melihat sang putra berdiri tegar dengan raut wajah datar membuat Gulf semakin khawatir, dia memang ceroboh karena membiarkan Kao memeluknya di rumahnya.

"Win, sayang?" ucap Gulf yang dengan cepat menyeka air matanya.

Win masih diam, hanya menatap Kao dengan tatapan tajam yang menyala.

"Kenapa paman disini?" tanya Win dingin.

"Aku ...."

"Kenapa paman memeluk papaku?"

"Win, dengarkan papa." pinta Gulf panik dan segera menghampiri sang putra.

Sudah cukup menyiksa saat Mew berubah sikap, Gulf tak ingin Win memperlakukannya sama. Secinta apapun Gulf pada Mew, hal pertama yang ingin Gulf pertahankan tetaplah kepercayaan putranya.

"Dengarkan apa? Win melihat semuanya, kenapa papa diam saja saat orang ini memeluk papa?!" tanya Win dengan sedikit membentak.

"Win! Dengar! Apa yang Win lihat tidak sperti yang Win pikirkan!" ucap Gulf yang terus mendekati Win dan berusaha untuk menggenggam lengan putranya.

"Memangnya apa yang papa tau tentang pikirkan Win?" tanya Win mengindari Gulf.

"Win hanya salah paham. Win, jangan bersikap seperti ini pada papa." pinta Gulf yang kembali tersedu-sedu dan terus berusaha untuk menggenggam lengan sang putra.

Win tak bisa lagi menghindar saat Gulf berhasil menggenggam lengannya erat. Tapi Win tidak tinggal diam, ia terus memberontak agar Gulf melepaskannya.

Genggaman Gulf yang erat dan pemberontakan Win yang kuat membuat genggaman Gulf melemah sebelum akhirnya terlepas bersama dompet Mew yang terpental ke lantai.

Tau apa yang lucu untuk Win? Saat ini, ia melihat foto Art terpajang rapi di dompet Mew, daddynya.

"Hiks ...."

Hanya isak tangis Gulf yang menggema nyaring ditengah berkecamuknya perasaan Win. Win tidak tau mana yang harus didahulukan, amarahnya atau perasaan sedih.

"Papa hanya ingin Win mendengarkan papa, setelahnya terserah kalau memang Win tetap ingin marah. Hiks...." Gulf jatuh ke lantai, memungut dompet Mew dan kembali menyimpannya rapat-rapat dalam genggaman.

"Memang benar yang Win lihat, paman Kao memeluk papa. Tapi papa tidak tau apa yang Win pikirkan, paman Kao haya mencoba menenangkan papa karena kami teman." ucap Gulf berusaha meyakinkan Win.

"Tidak mungkin daddy menyukai orang lain, Win tau daddy." sahut Win yakin meskipun baru saja ia melihat dengan nyata bagaimana Mew memeluk orang yang ada di dalam foto.

Tidak, Win tidak ingin keluarganya hancur. Tidak boleh.

"Hiks, papa minta Win jangan katakan pada daddy bahwa Win melihat foto di dalam dompet daddy." Gulf menutupi wajahnya dengan telapak tangan seraya berucap seolah ialah yang tengah menutupi kesalahan Mew.

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang