ENNUI BAGIAN XXXVIII

1.4K 203 99
                                    

"Mew! Berhenti mengabaikan aku!" keluh Gulf.

"Diam, aku sedang bekerja." sahut Mew dengan matanya yang terus fokus pada laptop.

"Persetan dengan pekerjaan sialan!" umpat Gulf.

Mew menghela nafas, berusaha untuk mengabaikan ocehan Gulf.

"Bekerja saja sampai gila!" teriak Gulf yang muak dengan sikap dingin Mew.

Brak!

Mew menutup laptopnya dengan kasar. "Lebih bagus aku gila karena bekerja dibandingkan harus gila karena memikirkan perselingkuhan mu dengan bajingan Kao."

Tit! Tiiiit...
Tiiiiiiiiiit

Lampu menyala hijau, mobil-mobil yang berjejer di belakang Gulf membunyikan klakson, menyadarkan pengendara mobil merah itu untuk segera melajukan kendaraannya agar tidak menutup jalan.

Dengan gerakan lesu Gulf menginjak pedal, mengemudi ke arah yang akan ia tuju, rumahnya yang lain.

••• • •••

Kao termangu ketika mendengar suara pintu. Sosok yang begitu ia sayang dan kagumi berdiri tegak dengan wajah lesu. Lelah dan penat yang Gulf rasakan seakan lenyap ketika kelopak mata itu tertutup setelah Kao memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

"Gulf?" ucap Kao pelan dengan sebelah tangannya mengusap punggung Gulf

"Aku bertengkar dengan Mew, lagi." adu Gulf yang hanya menikmati pelukan Kao tanpa membalasnya.

"Aku lelah, Kao. Aku muak berdebat setiap hari, aku muak menjalani semuanya seperti ini. Aku muak saat Mew mengabaikanku dan Win menjadi sangat keras kepala. Aku tidak ingin kehilangan keluargaku, aku mencintai Mew." sambung Gulf menyandarkan kepalanya pada dada bidang Kao.

"Kao," panggil Gulf lirih ketika matanya terbuka.

"Aku disini," sahut Kao yang masih setia memeluk Gulf. Meskipun hatinya sudah semakin retak karena Gulf terus mengatakan bahwa Gulf mencintai Mew.

"Aku juga mencintaimu," bisik Gulf yang kemudian mengecup ceruk leher Kao.

Kao sedikit menunduk untuk dapat menatap Gulf yang mendongak setelah memberinya kecupan hangat. Senyuman manis dari Gulf kembali membuat Kao yakin bahwa hanya dirinya yang mampu diandalkan oleh Gulf, tak perduli seberapa besar rasa yang Gulf simpan untuk Mew. Jika Gulf masih bersedia menemui dan memeluknya, maka bagi Kao ruang terbesar dihati Gulf adalah miliknya.

"Rasaku untukmu lebih besar dari yang kau punya untuk Mew." Kao menatap dalam kedua manik Gulf yang memantulkan bayangan wajahnya. Sosok Gulf tak dapat di jabarkan kesempurnaannya, tapi jatuh ke tangan Mew adalah salah satu cacat di tengah kesempurnaan Gulf menurut Kao.

"Seharusnya kau menjadi milikku," sambung Kao seraya menempelkan dahinya pada dahi Gulf.

Sepasang tangan putih yang Gulf miliki mengusap perut Kao, naik perlahan ke dada hingga berakhir mengalung di leher seksi selingkuhannya itu. "Iya, aku milikmu."

Tak ada lagi kalimat setelahnya, ciuman penuh gairah dimulai setelah Kao tersenyum nakal dan mulai memiringkan kepalanya untuk dapat menjamah bibir manis Gulf dengan bibirnya.

Desahan tipis meluncur dari mulut Gulf disela ciuman mereka. Gulf melepaskan sebelah tangannya dari leher Kao dan beralih untuk meremas lengan atas pria itu untuk menyalurkan rasa yang menjalari tubuhnya.

Tangan kekar Kao bergerak tegas dan pasti dalam meremas bongkahan kenyal milik Gulf, membuat lebih banyak sensasi yang menyenangkan bagi Gulf.

"Aku benar-benar mencintaimu, Gulf." bisik Kao menahan hasratnya dan memilih untuk merangsang Gulf lebih banyak.

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang