ENNUI BAGIAN XXXX

1.4K 214 99
                                    

Mew masih betah menatap wajah dari pria yang memeluknya dalam tidur lelap.

Tidak, Mew bukan terbangun, tapi ia terjaga. Rasanya alkohol pun tak bisa membuat Mew lupa pada Gulf, sebab sampai sekarang, menatap Gulf masih membuat Mew bahagia juga terluka di waktu bersamaan.

Layar smartphone yang ada di atas meja kecil di samping ranjang menyala. Saat itu, jantung Mew berdebar kencang. Trauma? Tidak, Mew hanya teringat saat dimana ia pertama kali mencurigai Gulf, saat itu Gulf menerima pesan dari Bi.

Mew meraih smartphone milik pasangannya. Dan lagi, Mew merasa seperti ia berada di tempat yang lebih buruk daripada neraka.

Kao:
|Smartphone milikmu mati?

Mew menghela nafas lalu membuka password smartphone milik Gulf.

Kao:
|Kau tidak berkelahi dengan Mew lagi kan?

|Sayang, parfume strawberry milikmu tertinggal, haruskah aku membawanya saat ke tokomu besok?

|Atau kau ingin mengambilnya sendiri ke apartement kita?

Gulf mengeratkan pelukannya pada tubuh Mew yang tak lagi berada pada posisi nyaman untuknya. "Mew? Kau sudah bangun?" tanya Gulf dengan suara parau dan mata yang masih sulit untuk dibuka.

Mew tidak menjawab, ia hanya terus menatap layar smartphone Gulf dengan tatapan dingin.

Melihat smartphone miliknya yang berada dalam genggaman sang suami, Gulf tentu merasa sedikit khawatirkan.

"Aku membaca pesan dari Kao."

"Mew," ucap Gulf pelan seraya menatap mata suaminya.

"Parfume strawberry? Yang ku belikan untukmu? Kau tinggal di apartement Kao?" Mew bangkit dari kasur, bersiap membanting smartphone dalam genggamannya.

"Sayang, aku suka pemberian darimu, aku membawanya kemanapun aku pergi, jadi aku mungkin lupa memasukkannya lagi setelah memakainya."

"Tapi, aku mengatakan padamu bahwa aku suka saat kau memakai itu." lirih Mew.

"Karena itulah aku selalu memakainya!"

"Benarkah? Jadi kau tidak sadar? Saat kau pergi ke arah Kao kau menggunakan aroma favorit ku, dan ketika kau berlari kearahku bau mu sama dengan Kao!" Mew melemparkan smartphone Gulf yang ada dalam genggamannya ke lantai, benda itu terpental hingga pecah menjadi beberapa bagian.

"Aku sadar sekarang, aku hanya menyiksa diriku sendiri." lirih Mew meremas kepalanya.

"Aku tidak sanggup, Gulf. Kau pikir apa yang aku lakukan saat aku memisahkan diri dari mu? Aku berpikir sendirian! Aku mememikirkan secara berulang-ulang tentang bagaimana aku harus bersikap!

Aku bisa benar-benar gila karena bertekat meyakinkanmu, meminta, membujuk, memohon!"

Sebuah tangan melepaskan sebelah earphone. Lagi, pertengkaran itu terdengar semakin nyaring setiap harinya.

Brak!!!

"Mew, itu hanya parfume. Kenapa kau melebih-lebihkan?!" ujar Gukf seusai kepergian Mew yang membanting pintu dengan sangat kuat.

••• • •••

Tek tek tek

Jam dinding berdetak, seirama dengan detak jantung Win.

Beberapa kali Win mengedipkan mata, entah kapan kali terakhir saat ia bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan obat tidur tidak dapat membantunya tidur.

Anak itu terus menggoyangkan kakinya, sampai matahari berada dalam posisi yang cukup tinggi dan Gulf pergi.

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang