ENNUI BAGIAN XXXXI

1.5K 213 102
                                    

Sebuah buket tergeletak di atas meja kerja Gulf, seperti biasa, itu pasti pemberian Kao.

Gulf bergerak mendekati lemari, mengambil vas kemudian mengisinya dengan air lalu menata ulang bunga-bunga didalam buket kedalam vas.

"Kau siang sekali baru sampai toko," ucap Kao yang tiba-tiba masuk tanpa sapaan hangat.

"Kau pasti sudah tau, aku melewati hari-hari yang sulit." sahut Gulf ringan dan tetap menata bunganya.

Kao menghampiri Gulf, memeluk kekasihnya itu dari belakang. "Kenapa tidak mengubungi ku semalaman?" tanya Kao manja.

"Aku pulang dari apartement mu juga sudah cukup larut, aku perlu waktu untuk istirahat." balas Gulf seadanya.

"Bagaimana kau dengan Mew?"

"Begitulah, dia masih sering mengabaikanku."

"Kalian masih berdebat?" tanya Kao seraya memegang tangan Gulf.

"Em, semua hal mejadi besar dimata Mew."

Kao tersenyum dan semakin rileks menyandarkan diri di bahu Gulf, hingga saat ia membuka mata untuk menatap tangan yang ia genggam, ada tanda merah di pergelangan tangan Gulf.

Kao mengerutkan keningnya, memperhatikan tangan Gulf dengan lebih seksama bahkan ia samapi membalik tubuh Gulf.

"Tanganmu kenapa?" tanya Kao khawatir.

Gulf menarik kembali tangannya dari genggaman Kao, "tidak kenapa-kenapa."

"Mew melakukan kekerasan fisik? Dia melukaimu?"

"Tidak," balas Gulf kemudian.

Kao terdiam sejenak, memperhatikan wajah Gulf dengan lekat. Bibir kekasihnya itu menampakkan bekas yang tidak biasa, bekas ciuman. Kao mencoba mengingat, rasanya ia tak begitu kuat memggigit bibir Gulf.

"Kenapa kau menatapku begitu?" tanya Gulf kesal.

"Kau tidak mengangkat telpon ku sampai pagi ini, pesanku bahkan tidak terkirim padamu."

Gulf menghela nafas. "Aku berkelahi dengan Mew."

"Kalian bertengkar tadi malam, lalu pagi ini?"

"Mew membaca pesanmu, dia membanting smartphone milikku!"

Tatapan Kao menjadi sedikit lebih sinis, lirikan tajamnya beralih untuk menatap leher Gulf. Tanda serupa ada di mana-mana. Padahal jelas-jelas Gulf melarang Kao membuat tanda.

"Kau tidak bertengkar dengan Mew, kalian tidur bersama kan?"

Gulf memalingkan wajah. "Seandainya iya pun kenapa? Mew suamiku, Kao. Kau tau itu." keluh Gulf.

"Bukan itu masalahnya, Gulf. Kau membohongiku.

Kau melarang ku membuat tanda, tapi ada banyak tanda di tubuhmu! Kau bilang tidak bisa menghubungiku karena sedang bertengkar dengan Mew tapi kenyataannya kalian tidur bersama?!" protes Kao.

"Aku berkelahi dengan Mew! Itu karena kau mengirim pesan padaku ditengah malam buta! Aku sudah katakan padamu untuk tidak menghubungiku sebelum aku memghubungimu, tapi kau tidak mendengarkan aku! Setelah Mew membanting smartphone milikku, kau malah menyalahkan aku karena tidak memberimu kabar?

Memangnya kita bisa berbicara lewat bahasa telepati?!"

"Tetap saja jangan berbohong padaku!"

"Aku muak! Aku bersamau adalah untuk mengurangi rasa bosan ku pada Mew. Jika kau hanya ingin mengomel dan melakukan semua yang Mew lakukan, pergi saja!" sentak Gulf sebelum kembali menata bunga.

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang