ENNUI BAGIAN XXXIV

1.1K 162 39
                                    

Brak!!!

"Argh!" ringis Win lirih sesaat setelah sebuah penghapus mendarat di bahu kanannya hingga membuatnya terbangun.

"Win! Sudah berapa kali saya katakan? JANGAN TIDUR DI JAM PELAJARAN SAYA!" tegas Bu Veron pada Win yang masih mengerjapkan mata.

"Kalau kamu masih mau tidur, keluar sekarang!" sambung guru yang masih berapi-api dengan jari telunjuknya yang mengacung ke arah pintu.

Tanpa sepatah kata, Win bangkit dari kursinya dengan alis yang menukik tajam sebab masih harus menyesuaikan pandangannya dengan cahaya yang ada. Tanpa merasa bersalah atau meminta maaf, Win meninggalkan kelas seraya mengusap bahunya.

Seisi kelas tak terkecuali Bai menatap kepergian Win yang seolah tanpa penyesalan.

"Tidak biasa."

"Dia memang begitu akhir-akhir ini."

"Aku tidak tau, dia juga tidak hadir ketika upacara."

"Dua hari yang lalu dia bolos."

"Dia bahkan di keluarkan saat pelajaran bahasa Inggris."

Bai hanya bisa mengehela nafas mendengar bisikan yang menggema terkait sahabatnya. Bukan maksud Bai untuk tinggal diam, tapi semua yang anak-anak lain katakan benar.

Sejak Win izin sakit, Win menjadi anak yang berbeda.

Semua orang tau bahwa Win bukan anak pemalas dan bodoh meskipun bukan juara kelas, tapi sekarang dia hanya mengalihkan waktu belajarnya untuk tidur dan menjalani hukuman.

Sebelumnya, Win tak pernah tak tersenyum pada siapapun. Namun sekarang, meskipun orang menyapanya Win tidak membalas.

Ting... ting... ting....

Brak!

Sepasang mata mengitari rooftop dengan nafas yang tersengal selepas menaiki tangga.

Dapat!

Win tengah duduk diatas salah satu meja yang tak terpakai, dengan kemeja yang tak di masukkan dan tanpa mengenakan dasi.

"Hai!" pertama kalinya dalam sejarah ketika Mili harus menyapa Win terlebih dahulu dan Win mengabaikannya.

"Kenapa kau keluar dari kelas lagi? Kau tau Bu Veron tidak benar-benar mengusir mu, dia hanya memintamu untuk berhenti tidur."

"Dia memintaku keluar, dan aku mengantuk."

Gadis itu memilih untuk duduk di salah satu kursi yang berada tepat disebelah meja tempat Win duduk, dengan santai ia mengeluarkan sebatang rokok juga sebuah pemantik dari dalam sakunya.

"Mengantuk? Memangnya kau tidak punya waktu tidur dirumah?" ejek Mili.

Win tidak menjawab, ia tidak tau jawabannya.

"Aku tidak tau kenapa, anak sepertimu tiba-tiba menjadi tidak terduga. Kau sedang merajuk pada orangtuamu? Wah, bagaimana rasanya hidup di keluarga yang bahagia?"

Win menghela nafas. Muak, kesal, entah harus digambarkan dengan kata apa lagi ketika Win mendengar kalimat yang baru saja Mili ucapkan. "Sama seperti sebelum ketika keluargamu hancur." sahut Win datar sebelum meninggalkan tempat.

Mili yang akan mengisap rokoknya terpaku seusai kepergian Win. "Dia kenapa?" gumam Mili.

Jejeran siswa mengantre, rutinitas yang memang harus dilakukan sebelum mata pelajaran Bahasa Inggris dimulai.

"Mana kamusmu?" tahan si pengajaran pada Win yang terlihat tak membawa satupun buku di tangannya.

"Aku lupa membawanya."

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang