ENNUI BAGIAN X

1.3K 166 42
                                    

Gulf menggenggam botol alkohol ditangannya dengan sangat erat, pikirannya yang kalut dan kacau mendorong air mata untuk keluar kian deras.

Seorang pria dengan tergesa mengeluarkan sebuah kunci dari sakuya dan membuka pintu dengan kasar, jantung Kao berdegup kencang ketika menatap Gulf yang meminum alkohol langsung dari botolnya.

"Kao?" pria yang setengah mabuk itu tersenyum ketika botol alkohol di tangannya direbut perlahan.

"Kenapa minum?" tanya Kao khawatir.

"Lalu aku harus apa? Ini hari peringatan pernikahan kami, Mew tidak pulang dan Win juga belum kembali. Aku sendirian dirumah, ini bukan hari bahagia lagi."

"Sayang, aku disini untukmu." ujar Kao yang kini berlutut di hadapan Gulf dengan tangannya yang mengusap wajah Gulf.

"Kenapa Mew tidak bisa selalu ada sepertimu? Apa kau tidak lelah?" tanya Gulf.

"Sama sekali tidak."

"Lalu apa Mew lelah? Aku kira aku tidak pernah mengeluh terlalu banyak."

Gulf memeluk Kao, sorot mata Gulf yang seolah tanpa harapan itu menatap lurus kearah kaca jendela yang samar memantulkan bayangannya juga Kao.

"Aku bersama Mew selama lima belas tahun, dan bersamamu hanya tujuh bulan. Tapi aku lebih banyak mengeluh padamu daripada Mew, mungkin kau lebih mengenalku dibandingkan dengan Mew?"

"Iya, persis seperti yang kau pikirkan." sahut Kao seraya membalas pelukan Gulf. "Aku mencintaimu, Gulf." bisik Kao mengeratkan pelukannya.

"Aku juga mencintaimu, terimakasih karena selalu ada untukku." ucap Gulf tulus.

Kao melepaskan pelukan mereka dan beralih untuk menangkup kepala Gulf dengan kedua tangannya. "Dengar, aku akan selalu ada jika itu untukku."

Gulf tersenyum menatap wajah teman dari suaminya itu. Tanpa aba-aba dengan tangannya yang masih melingkat di leher Kao, Gulf mencium bibir pria di hadapannya.

Kao membalas ciuman Gulf, ciuman yang semula sederhana berubah menjadi lumatan yang amat dalam. Kao menuntun Gulf untuk mengubah posisinya menjadi setengah berbaring, agar mempermudah Kao untuk melanjutkan kegiatan mereka.

"Ahhhh, Kao. Kita tidak bisa melakukannya disini," ucap Gulf menghentikan Kao yang mulai menggelayuti lehernya.

Kao tak menggubris ucapan Gulf, ia kembali mencium sepasang labiun yang tadi sempat ia lumat. Gulf tak bisa menahan hasratnya ketika sang kekasih gelap semakin mempertegas ciuman mereka.

Gulf mendesah pelan dengan mata yang terpejam. "Kao, enghh." nafas keduanya tak lagi teratur saat Gulf mendorong Kao menjauh. Kao sama sekali tak kesal, Gulf bangkit dan tersenyum miring seolah menantang Kao untuk mengeluarkan tenaga yang lebih.

Tanpa basa basi, kedua insan yang dikuasai oleh libido tinggi itu kembali saling berpagutan dengan sangat erat dibarenagi dengan ciuman kasar yang semakin dalam. Sepasang kaki Gulf respek melangkah mendekati tangga tanpa melepaskan ciuman mereka. Kao mengangkat tubuh Gulf ala bridal style dan perlahan menaiki tangga diiringi desahan halus dari mulut Gulf.

Kao menurunkan Gulf ketika mereka sampai didepan pintu kamar, Gulf kemudian membuka pintu menggunakan tanganya dengan tergesa. Ia tak bisa menunggu lebih lama untuk apa yang mereka rasakan saat ini.

Gulf mendorong Kao keatas kasur ketika mereka berada di dalam kamar. Seolah tak ingin kalah, Kao membalik posisi mereka dan mengunci Gulf tepat di bawahnya.

ENNUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang