Ditolongin

1.3K 208 2
                                    

Enjoy!

“Denger-denger anak Rajawali ngajak tawuran anak Elang.” pagi yang cerah untuk memulai perghibahan.

“Kata siapa lu?” Tanya Windu pada Ray.

Saat ini mereka tengah berjalan di koridor sekolah, ini sebuah keajaiban mereka tidak datang terlambat ke sekolah. Seperti biasa, semua mata memandang ke arah mereka. Namun kali ini bukan tatapan kagum, melainkan tatapan heran.

Tumben mereka dateng pagi?

Bukan tanpa alasan mereka datang lebih awal, semua ini karena Ray yang memaksa Ej dan Windu agar berangkat lebih awal, ingin jadi anak baik kata nya.

“Ethan. Ethan bilang ke gua, kalau sekolah mereka mau nyerang Elang”

Windu menggeleng samar “Gak ada kapok nya emang hahah” Ray hanya tersenyum mendengar perkataan Windu.

Walaupun R.E.W Gang ini nakal, tapi mereka tidak pernah tawuran kok, bahkan mereka kalau berantem jarang menggunakan kekerasan. Intinya mereka nakal masih dalam batas wajar.

“Ej lu kenapa diem aja dah?”

“Lagi malu dia” Ray menjawab pertanyaan Windu, sebetulnya Ej malu karena hidung nya di perban, padahal Ray sudah bilang itu tidak apa-apa.

“Gara-gara hidung bukan? Ah elah je ngapain malu dah, orang-orang juga tau kalau hidung lu luka”

“Tetep aja gua malu hehe” cengir Ej

Setelah sampai di kelas, R.E.W gang duduk di bangku nya masing-masing, tidak lupa dengan senyum yang menghiasi wajah tampan mereka. Entah lah, sejak kejadian kemarin mereka jadi tampak lebih kalem dari sebelum-sebelumnya.

Suasana kelas Karina pagi ini tampak tidak kondusif, terlihat Maudy dan Hema tengah melakukan aksi kejar-kejaran dan membuat keributan di dalam kelas. Lia sebagai ketua kelas sudah mencoba menghentikan dua orang itu. Namun nihil, mereka tak mendengar.

“Hema! Balikin Handphone gue ih!!” teriak Maudy. Bukan nya menurut, Hema malah menjulurkan lidahnya pada Maudy.

“Gak mau wlee!”

Karina yang pusing akhirnya harus turun tangan. “Stop! Kalian berdua berhenti atau gue lempar pake sapu?!” ancam nya dengan tegas. Dan ajaib nya mereka menurut.

“Nih hp lo” ucap Hema sambil memberikan handphone pada sang pemilik.

“Lo nyebelin banget sih Hema!” lagi lagi Maudy berteriak.

“Udah diem, nanti Karina makin ngamuk” ucap Lia

“Gue denger ya Lia”

Keadaan kelas mulai kondusif, semua ini berkat Karina. Siapa sih yang tidak takut pada Karina? Dia memang sedikit pendiam, namun sekali nya marah maka semua orang akan takut. Tak lama guru pun datang.

“Selamat pagi anak-anak”

“Pagi pak”

•••

“Gue pulang duluan ya Karin, lo hati-hati” pamit Lia.

“Iya Li, lo juga hati-hati”

Hari ini sekolah di pulangkan lebih awal, dengan alasan ada rapat dadakan. Maudy dan Hema sudah pulang terlebih dahulu dengan Hema menebeng pada Maudy, sedangkan Lia baru saja pamit beberapa menit yang lalu. Kini tinggalah Karina seorang diri, sekolah mulai sepi dan Karina masih menunggu sang jemputan tiba.

Karena bosan sendirian akhir nya Karina melangkah kan kaki nya menuju cafe yang berada di dekat sekolah, jarak antara cafe dengan Sma Mandala sekitar 30 meter.

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang