Enjoy!
Kalau di tanya apa yang lebih panas melebihi matahari, maka Windu akan menjawab, Hatinya. Ia merasa terbakar ketika melihat Karina yang tengah asik tertawa dengan Jean.
Dipikir-pikir sejak kapan Karina dekat dengan Jean? Setau nya mereka tak begitu dekat. Bahkan akhir-akhir ini mereka sering pulang bersama.
“Eyo! Napa nih cemberut aja?” Seseorang tiba-tiba berkata sambil merangkulnya.
“Gapapa..”
“Jawaban lu kayak cewek anjir! Kenapa sih? Sini cerita sama babang”
“Lo kayak jamet Ray, udah ah sana pergi. Ganggu aja lo” usir Windu.
“Dih sensi, ya udah gue pergi ya lu jangan galau terus!”
“Iye-iye, sana pergi!”
Setelah Ray pergi, Windu pun meninggalkan tempat itu lalu berjalan melewati Karina dan Jean yang masih asik mengobrol. Karina yang melihat Windu melewati tanpa menyapa dirinya pun terheran, lalu ia berteriak memanggil Windu.
“Windu!”
Windu menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya. Karina yang melihat wajah Windu yang tampak kusut itu malah jadi tak enak, lalu ia tersenyum canggung dan menggeleng pelan. Windu mengangkat bahunya acuh lalu melangkah pergi.
Dia kenapa sih?
“Eh Rin jadi gimana? Mau balik bareng gue gak?” tanya Jean membuyarkan lamunan Karina.
“Lain kali aja ya Je? Gua ada perlu dulu sama Windu”
Jean mengangguk, sepertinya rencana mendekati Karina akan gagal, bagaimana pun Windu akan lebih unggul dari nya.
"Nggak apa-apa, tapi kalau nanti gue ajak lagi lo harus mau ya? Ya udah gue balik ke kelas dulu. Bye rin!" Ucap Jean mengacak rambut Karina lalu pergi.
Karina melirik ke arah jam tangan nya masih ada dua puluh menit menuju bel. Lalu ia pergi menuju kelas Windu.
“Ada Windu?” tanya Karina pada salah satu anak kelas 11 ipa 1, Cleo.
“Windu tidur, mau gue bangunin?”
“Eh nggak usah, kalau dia bangun bilang aja kalau gue nyariin. Makasih” setelah mengucapkan terimakasih Karina berlalu pergi menuju kelasnya dengan wajah di tekuk.
“Asem banget muka lo, kenapa deh?” tanya Lia.
“Gue gapapa, cuman kesel aja dikit”
“Kesel kenapa?” kali ini Hema yang bertanya.
“Windu, dia tuh nggak tau kenapa. Akhir-akhir ini kayak jauhin gue” jawab Karina lesu.
“Masa sih? Perasaan tiap balik sekolah dia suka kesini nyari lo, tapi lo nya kemarin-kemarin balik bareng Jean kan?”
Karina mengangguk sambil menenggelamkan kepalanya di bangku. Ia bingung, sebenarnya Windu ini kenapa sih?
Sayang nya Karina tidak se-peka itu.
•••
Karina kesal, rasanya ingin menangis saja. Tadi ia berpapasan dengan Windu namun lagi-lagi Windu tak menyapanya, sudah dua hari ia tak melihat Windu tersenyum padanya, bahkan pesan nya saja tak di balas.
Ia pusing memikirkan hal ini, di tambah gosip tentang dirinya yang berpacaran dengan Jean, Tambah pusing lah Karina.
“Mau nangis...” rengek nya di pelukan Maudy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sewindu✔️
Teen Fiction"Jatuh cinta tidak pernah ada dalam rencana saya. Sampai suatu hari saya baru menyadari bahwa saya sangat mencintai orang ini." - Sewindu Saka Pranata. ©️abyks_ 2022