Tentang Kehilangan.

1K 159 96
                                    

______

Terkadang, Tuhan menghadirkan kehilangan bukan untuk di tangisi, tetapi untuk mengajari agar jangan terlalu dalam mencintai seseorang.

____

Enjoy!

Tidak ada siapa pun yang sanggup kehilangan seseorang yang paling ia inginkan dalam hidup nya. Seseorang yang kepadanya ia pernah mendambakan untuk tinggal dan menua di bawah satu atap yang sama. Seseorang yang kepadanya ia pernah membayangkan tentang menjalani suatu pagi menyambut matahari berdua, sarapan di meja yang sama, lalu saling pamit untuk berangkat kerja.

Seseorang yang kepadanya ia pernah berencana membuat sepasang kursi tempat di mana bisa duduk menyaksikan langit senja. Seseorang yang kepadanya ia pernah berjanji untuk saling menjaga hingga tutup usia. Dan seseorang yang kepadanya ia pernah memohon agar Tuhan kembali mempersatukan nya di Surga.

Namun, tak semua ingin diberi izin, tak semua hadir menjadi takdir. Beberapa harapan memang hanya jadi harapan, tak pernah jadi kenyataan. Sebab, sebaik apa pun rencana makhluk bumi tak akan pernah lebih baik dari apa yang telah di rencanakan oleh langit. Meski pahit, meski sakit, selalu ada alasan yang membuat bersyukur suatu saat kelak, selalu ada kejutan Yang membuat terkagum-kagum tentang betapa hebatnya skenario Tuhan.

Untuk itu; Belajarlah tegar, belajarlah sanggup, belajarlah ikhlas menerima apa pun bentuk ujian-Nya. Hapus air mata dan tampilkan senyum itu lagi pelan-pelan. Hidup tak serta-merta berhenti karena dia tak berhasil kamu miliki.

Percayalah; Kadang kehilangan adalah jalan pahit untuk menemukan kebahagiaan yang paling manis.

Brak!

"SEWINDU!"

Mendengar suara pekikan pak Juno, Windu langsung tersadar dari lamunannya, ia mengalihkan pandangannya pada sang Guru yang tengah menatap tajam dirinya. Ia meringis melihat tatapan itu, berapa lama dirinya melamun hingga pak Juno marah seperti itu?

"Dari tadi, kamu saya perhatikan melamun terus! Ada apa? Nggak suka pelajaran saya?!"

"Maaf pak, saya nggak fokus. Lagi kurang enak badan Saya nya."

"Oke saya toleransi kali ini. Sebagai hukuman nya, kamu bawa buku-buku ini ke perpustakaan." ucap pak Juno final.

Windu mengangguk, lalu berjalan ke luar kelas dan menuju perpustakaan. Kedua teman setianya hanya menghela nafas lelah, sudah tiga hari Windu menjadi pendiam tidak seperti biasanya.

"Susul yok, kasian dia sendirian." ajak Rayen, Eugene mengangguk setuju.

Windu masuk ke dalam perpustakaan yang tampak sepi, dan hanya ada beberapa siswa yang tengah sibuk membaca. Ada beberapa juga yang mengobrol ria karena penjaga perpustakaan tidak ada.

Windu menyimpan tumpukan buku-buku itu di salah satu rak dekat meja penjaga perpus. Rayen dan Eugene tak masuk, mereka hanya diam menunggu Windu keluar dari dalam perpustakaan.

"Hai, Win!"

Windu menoleh ketika seseorang menyapa dirinya. Nafasnya tercekat ketika melihat siapa yang kini berdiri di depannya, seseorang yang akhir-akhir ini sedang ia usahakan untuk ia lupakan. Seseorang yang dengan sengaja nya berusaha menghancurkan dinding pertahanan nya, lihatlah manusia yang membuat nya sakit, kini tengah tersenyum manis padanya.

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang