Bimbang.

798 142 52
                                    

Enjoy!

__________

Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab?

____

"Hema..."

"Naon?"

"Windu kayak nya marah sama gue, masa pesan gue cuma dia baca doang..." rengek Karina pada Hema yang tengah sibuk dengan bakso nya.

"Lo goblok sih. Dulu siapa yang bilang kalau nggak mau ketemu sama Yosua lagi hah? Siapa?"

"Gue... Huee tolongin napa."

"Males ah, itukan salah lo. Lagian lo kenapa nggak cerita ke Windu tentang Yosua? Terus lo gue liat-liat agak beda ya sama Windu. Kayak agak cuek gitu."

"Masa sih? Gue biasa aja padahal."

"Windu cerita sama Eugene. Ya Eugene bilang lah ke gue. Jawab gue Rin, lo nggak ada apa-apa kan sama Yosua?"

"Lo jangan nuduh gue yang macem-macem dong Hem!" protes Karina tak terima.

"Kok marah? Gue cuman nanya. Lagian sekarang lo lebih sering jalan sama Yosua di banding sama pacar lo sendiri."

Iya, jadi Karina memang sering pergi bersama dengan Yosua, padahal masalah nya dengan Windu belum selesai. Entah apa yang ada di pikiran Karina.

"Minta maaf deh sama Windu, biar dia nggak salah paham. Pacar ngambek tuh di bujuk, bukan malah di diemin terus jalan sama orang lain."

Setelah mengucapkan hal itu, Hema pergi meninggalkan Karina di kantin seorang diri. Diri nya harus banyak bersabar menghadapi temannya yang aneh ini.

Karina menghela nafas karena merasa tersindir atas ucapan pedas Hema. Ia akui jika dirinya lebih sering bersama Yosua daripada Windu, kekasihnya sendiri.

"Windu!" teriak Karina ketika melihat sang kekasih memasuki area kantin.

Di seberang sana Windu memberhentikan tawa nya lalu menatap Karina dengan datar. Melihat Windu berhenti, Karina langsung menghampiri sang kekasih.

"Kenapa?" tanya nya cuek.

"Kamu marah, ya? Kok pesan aku di baca doang?"

Windu menghela nafas kasar, membuat Karina menatap laki-laki itu dengan lekat. Semalas itu kah Windu bertemu dengannya?

"Kalau mau bicara tentang itu, jangan disini. Nanti pulang aja, bisa kan?"

Karina terdiam, hari ini ia ada janji dengan Yosua untuk mengantar sang mantan membeli peralatan sekolah, apa ia batalkan saja ya?

"Kenapa? Nggak bisa ya? Udah ada janji?" tanya Windu bertubi-tubi.

"Bisa kok bisa!" jawab Karina cepat.

"Oke."

Mau nangis... Windu cuek banget!

Batin Karina menjerit.

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang