Tongkrongan

870 150 12
                                    

Enjoy!

Rayen memarkirkan motornya di Angkringan Bu Nana tempat yang sudah menjadi markas R.E.W Gang, ia tak sendiri ada seseorang yang menemaninya.

Hari ini R.E.W Gang full team datang ke tempat tongkrongan, mereka akan mengajak gebetan atau pacar. Rencananya akan mengadakan party kecil-kecilan untuk menyambut Giselle yang baru saja pindah.

“Yuk Ji.” Ray menggenggam tangan wanita yang di ajak nya.

Tongkrongan masih sepi, Karena yang sudah datang hanya Pasangan bucin kita semua, yup betul, Winrina.

“Eyyo bro!” Ray menepuk bahu Windu hingga sang empu menoleh.

“Beneran bawa gandengan ternyata!” seru Windu tertawa.

“Kenalin, Ini Yemima. Kalian cukup panggil dia Yeji.”

“Lah? Agak gak nyambung tapi gak apa-apa. Kenalin Gue Windu, dan Ini pacar Gue, Karina.”

“Karina.”

“Yeji.”

“Bentar-bentar. Lo bukan nya yang waktu itu di tempat kemah kan?” tanya Windu, Yeji mengangguk.

“Iya, dia yang waktu itu sama Gue. Yang waktu lo sama Ej nyari gue.”

Windu mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Ray dan gandengannya sudah datang, tinggal Eugene dan Giselle yang entah mengajak siapa.

Sedikit cerita tentang Giselle. Giselle adalah sepupu Windu, anak dari adik Mama Windu. Dulu Giselle tinggal berdekatan dengan R.E.W Gang, bahkan satu sekolah saat SMP. Namun saat akan memasuki dunia SMA, Giselle pindah ke Amerika karena sang Ayah di pindah tugaskan ke negara tersebut.

Ngomong-ngomong Karina sempat cemburu kemarin, karena Giselle yang terus menempel pada Windu.

“Adik Lo dateng kan?” tanya Windu.

“Dateng, katanya sih mau jemput gebetan nya dulu, dan gue gatau siapa.”

“Lo punya adik met?” tanya Yeji.

“Punya lah, yang waktu kemarin miting leher gue, Itu adik Gue.”

“Kok adik lo lebih ganteng? Gue pindah haluan aja kali ya?”

“Ya jangan atuh, gue kan lagi pdkt sama lo.” ucap Ray sedikit melas.

Geleuh sia jiga buraong!” Windu melempar tisu bekas ke arah wajah Ray karena merasa geli dengan tingkah Ray yang sok imut.

Kumaha aing we atuh, Syirik wae sia mah!”

Karina dan Yeji hanya diam mendengarkan percakapan Ray dan Windu yang tidak mereka pahami. Entah bahasa apa yang mereka gunakan, pikir Karina dan Yeji.

Terdengar suara berisik yang mereka yakini bahwa itu adalah si bungsu Frederick. Bocah bongsor itu tidak datang sendiri, tentu dengan gebetannya.

“Udah kenapa sih?”

“Nggak bisa, itu kan mobil kesayangan aku!”

“Hehe, Hai” sapa gebetan Ej ramah.

“Lah, Hema?”

Betul, Gebetan Ej adalah Hema. Ya mungkin yang satu ini pasti sudah tertebak.

“Hai Karina. Ini siapa?” tunjuk Hema pada Yeji.

“Kenalin, Gue Yeji. Gebetan Rayen.”

Semua orang agak nya sedikit terkejut mendengar ucapan berani dari Yeji. Ini adalah salah satu point plus kenapa Ray menyukai Yeji.

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang