Akhir.

1.1K 142 42
                                    

Enjoy!

Entah apa yang akan terjadi setelah ini, entah dimana hati akan berhenti, entah kembali patah oleh orang yang salah, entah mendekat dengan sosok yang tepat. Semoga akhir dari cerita adalah bahagia, semoga yang hadir bukanlah air mata.

Kali ini;

Aku tidak akan lagi mencintai seseorang sedalam dulu, aku tidak akan lagi menggantungkan kebahagiaan pada seseorang setinggi dulu, aku tidak akan lagi menggenggam tangan seseorang seerat dulu. Sebab yang dulu, pernah menenggelamkan ku, pernah menghempaskan ku, pernah melepaskan ku.

Kali ini;

Aku hanya ingin menjadi seseorang yang baik-baik saja, aku hanya ingin menjadi seseorang yang tak berharap banyak pada semua. Sebab yang dulu, aku selalu terluka, aku selalu kecewa.

Kali ini;

Siapa pun yang datang, aku terima dengan baik, siapa pun yang hilang, aku lepaskan dengan baik. Tak akan aku pertahankan sekuat dulu, tak akan aku paksa menetap sekeras dulu. Sebab yang dulu, tetap memilih pergi, tetap memilih berpindah hati.

Kali ini;

Aku tidak ingin rumit, tidak ingin sakit.

•••

Hari yang paling di tunggu oleh semua siswa kelas dua belas telah tiba. Hari dimana masa pembelajaran selama tiga tahun akan berakhir, hari kelulusan.

Jujur, Windu tak pernah menyangka jika dirinya akan bertahan hingga sampai saat ini. Dulu, saat dirinya sedang dalam masa kacaunya, ia pernah berfikir untuk berhenti sekolah, menjadi berandalan lebih baik pikir nya. Namun hal itu tidak terjadi karena kedua temannya selalu mengingatkan dan menguatkan.

"Ke Aula bos, pengumuman nya bentar lagi mulai." Ucap Eugene sambil menarik Windu untuk ke aula.

Banyak perubahan yang terjadi pada Bandidos, mereka terlihat lebih dewasa dan kalem. Saat semester satu kemarin, Bandidos berkomitmen untuk berubah dan tidak main-main lagi dalam belajar, mengingat mereka akan segera lulus.

"Hai, Windu!" Sapa Karina dengan senyum cerahnya. Windu terkekeh lalu mengusap kepala gadis itu.

"Duduk sini."

Windu mengangguk, lalu laki-laki itu duduk di samping Karina sesekali melirik sang gadis yang asik berfoto ria dengan Hema, Giselle dan Lia. Lalu ia melirik ke arah teman-temannya yang asik berfoto juga, ia jadi berfikir sejak kapan teman-temannya jadi narsis begini?

Pengumuman belum di mulai, kepala sekolah masih memberikan kata sambutan dan lain-lain. Windu sudah mulai bosan.

"Kamu bosan, win?"

"Sedikit, tapi masih bisa tahan. Tapi jujur, saya degdegan banget. Takut nggak lulus."

Karina terkekeh, "Semua pasti lulus, berdoa aja. Nih minum, biar gugup nya berkurang." Karina menyodorkan botol Tumbler miliknya pada Windu.

"Makasih, kamu juga jangan dedegan ya. Saya yakin kamu pasti lulus sih, pinter gini ya kan." Ucap Windu sambil menepuk-nepuk kepala Karina.

"Rambut aku rusak ih!" Protes Karina seraya memukul tangan Windu.

Windu hanya tertawa sebagai balasan.

Aula tiba-tiba hening karena pengumuman akan segera di mulai. Jantung Windu kembali berdegup kencang, bahkan tangan nya berkeringat dan ia tak mau diam.

"Win! Diem ih!"

"Saya degdegan.."

"Sama aku juga, mending kamu diem sebelum aku Jambak!"

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang