Papa?

1K 168 12
                                    


Enjoy!

“Windu nya udah tidur Kak?”

Karina yang tengah menatap Windu kini beralih menatap sang ayah yang tengah berdiri di bibir pintu.

“Udah yah, badan nya panas banget. Mungkin efek obat dia jadi ngantuk”

Karina masih ingat bagaimana lelaki yang datang 3 jam lalu ini menangis sambil memeluk erat dirinya, hingga saat ini Windu tak mau bercerita pada nya, mungkin belum.

Malam ini Windu di paksa menginap oleh Joanna dan Winata, mengingat Windu yang demam tinggi, mereka khawatir jika membiarkan Windu pulang.

“Kak ikut Ayah yuk, ada yang mau Ayah tanyain sama kamu” ajak Winata, Karina menatap Ayah nya heran.

“Jadi Ayah mau tanya apa?”

Kini Pasangan Ayah-anak itu duduk berhadapan di ruang kerja milik Winata. Jika kalian tanya kemana Joanna? Jawabannya ia tengah menemani anak bungsunya belajar.

“Kamu deket banget kan sama Windu? Pasti tau dong tentang Windu”

“Aku emang deket sama dia, cuman ya Windu orang nya tertutup Ayah. Jadi aku nggak begitu tau tentang Windu”

“Emang kenapa sih Yah? Kok tiba-tiba banget nanyain tentang Windu?” tanya Karina penasaran.

“Ayah ngerasa kalau dia mirip seseorang”

Karina menatap Ayah nya bingung, seseorang siapa? Pikirnya.

“Windu pernah cerita gak kalau dia tinggal sama siapa?”

“Windu pernah bilang sih kalau dia cuman tinggal sama mama nya. Kalau soal papa nya aku nggak tau” jawab Karina jujur.

Mendengar Jawaban Karina, Winata merasa yakin kalau Windu ini memang anak dari sahabatnya, apalagi setelah mendengar nama panjang Windu dari mulut Karina.

“Sebenernya Ayah udah nyari informasi tentang Windu dari pertama kali kamu kenalin dia ke Ayah”

Karina melotot kaget, Ayah nya ini kenapa? Bisa-bisanya ia mencari informasi tentang Windu, temannya.

“Ayah ngapain nyari informasi tentang Windu?”

“Ayah kan udah bilang kak, dia mirip seseorang. Makanya ayah cari tau, eh ternyata bener” jawab Winata sambil tersenyum.

“Apa sih Ayah? Aku nggak ngerti”

“Anak kecil nggak akan ngerti, dah sana belajar. Habis itu tidur, Ayah mau lanjutin kerjaan” Winata mengelus kepala putri sulung nya yang tengah cemberut.

“Ihh aku bukan anak kecil!” Karina menghentakkan kakinya ke lantai, lalu pergi meninggalkan sang Ayah yang sedang tertawa.

Setelah merasa sang putri sudah tak ada lagi di ruangan nya, ia segera menelepon seseorang.

“Halo? Saya punya kabar baik. Saya sudah nemuin anak kamu.”

•••

Windu membuka matanya karena merasa terusik oleh sinar matahari, mata nya beralih menatap Karina yang tengah membuka gorden kamar nya.

“Selamat pagi Windu!” sapa nya ceria.

“Emhh hai karin, pagi.” balas windu dengan suara serak khas bangun tidur.

“Gimana tidur nya? Nyenyak?”

“Nyenyak banget.”

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang