Murid Baru

843 142 12
                                    

Enjoy!

“Abang bangun..” Soraya berusaha membangunkan Windu, hari sudah mulai siang, tapi laki-laki yang berstatus sebagai anak nya itu masih terlelap dalam tidurnya.

Biasanya ada Egi yang membangunkan, tapi hari ini Egi ada penerbangan ke Tokyo dan akan kembali minggu depan.

“Bang...” Soraya menggoyangkan badan Windu agar terbangun dari tidurnya.

“Emhh.. Morning Ma!” sapa nya setelah membuka mata, Soraya tersenyum lalu membalas sapaan anak nya.

“Pagi Bang. Bangun ya, habis itu sarapan, mau jemput Karina kan?”

Windu mengangguk sebagai jawaban, lalu ia bangun dari tidurnya dan melangkah pergi untuk mandi.

Berbicara soal Karina, Soraya sudah dekat dengan pacar Windu itu, sebab Windu sering mengajak Karina ke rumah nya jika hari libur. Soraya tentu senang, bahkan Karina menyebut dirinya dengan sebutan Mama.

“Maaa! Abang mau sarapan nasi goreng ya!” teriak Windu dari dalam kamar mandi.

“Iya!” balas Soraya.

Hubungan Windu dan Soraya memang sedekat itu, bahkan mereka tidak tampak seperti pasangan ibu dan anak tiri, malah seperti ibu dan anak kandung. Soraya sangat menyayangi Windu seperti anak nya sendiri, mengingat dirinya tak bisa punya anak karena kelainan pada rahimnya. Soraya bersyukur ada Egi dan Windu yang menerima kekurangan nya.

“Ma abang udah rapi belum?” tanya Windu sambil meletakan tas nya di atas kursi. Soraya yang tengah menata nasi goreng di meja makan pun menoleh.

“Dasi nya miring, sini mama benerin.” ucap Soraya, Windu mendekat.

Tinggal bersama sang Papa Windu lebih terurus karena ada Soraya yang memperhatikan dirinya. Rasanya sangat bahagia, walaupun Soraya bukan ibu kandungnya, tapi Windu sangat menyayangi Soraya.

“Selesai. Abang sarapan ya, susu nya jangan lupa di minum.”

“Makasih ma, mama nggak makan?” tanya Windu sambil melahap nasi goreng buatan Soraya.

“Mama agak siangan makan nya. Mama ke atas dulu ya, kamu nggak di temenin nggak apa-apa kan?”

“Nggak kok ma, habis ini Windu mau langsung berangkat.”

“Iya, kamu hati-hati bawa kendaraan nya.”

“Siap ma!”

•••

“Widih masih pagi, A Windu udah dateng aja.” celetuk Rei yang tengah menunggu sang Ayah.

“Hehe, pagi Rei. Karina nya udah siap belum?”

“Kak Kayin masih dandan. Aa masuk dulu aja, tadi Bunda nanyain Aa.” ucap Rei.

Gadis kelas satu SMP itu memang memanggil Windu dengan sebutan Aa, alasannya karena Windu lahir di Bandung, sedikit tidak masuk akal tapi suka-suka Rei saja.

Tak lama datang Karina dengan wajah cerahnya.

“Pagi sayang!” sapa Karina menghampiri Windu lalu memeluk laki-laki itu sekilas, Rei yang melihat itu hanya mendengus malas.

“Pagi Rin.” balas Windu tersenyum hangat.

“Seakan dunia milik berdua.” celetuk Rei, Karina dan Windu menoleh, “Bocah syirik aja! Kasian jomblo.” ledek Karina.

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang