“Jika kebetulan terjadi terlalu banyak, apakah kamu percaya
Bahwa itu tidak bermakna?”Enjoy!
Windu menatap wajah Karina, sesekali mengaduk milkshake yang sengaja ia pesan tadi. Windu sengaja membawa Karina ke kafe yang berada di sebrang minimarket, ya anggap saja ini sebuah permintaan maaf Windu karena telah membuat dagu gadis itu terluka. Windu menghela nafas pelan
“Luka mu, apa masih sakit?” tanya nya pelan. Karina menoleh lalu tersenyum samar.
“Sedikit”
“Sorry, saya beneran nggak tau kalau kamu ada di belakang saya” Windu menunduk bersalah.
“Astaga udah kali minta maaf nya, minta maaf mulu. Sekali lagi minta maaf lo dapet piring cantik”
“Maaf” cicit nya.
“Lah kok?!”
“Mana?”
“Apa nya?” Karina mengernyit heran seraya menatap mata hazel milik Windu.
“Piring nya”
“Gue becanda kali, udah ah”
“Oh iya, ini kita udah berapa kali ketemu tanpa sengaja begini ya? Perasaan setiap ketemu kamu, saya nabrak kamu mulu deh”
“Nama nya juga kebetulan, gak ada yang tau” jawab Karina sekenanya.
“Tapi saya gak percaya sama kebetulan tuh, di dunia ini nggak ada yang nama nya kebetulan, Karina.”
“Terus?”
“Hidup itu serangkaian kebetulan, dan kebetulan adalah takdir yang menyamar. Intinya nggak ada yang serba kebetulan, semua ini sudah rencana Tuhan” Windu tersenyum ke arah Karina. Karina mengangguk setelah mendengar jawaban Windu, lalu mata nya melirik ke arah jam tangannya, waktunya pulang.
“Gue harus pulang nih hehe, takut kena marah Bunda” izin Karina pada Windu. Windy mengangguk “Saya juga mau balik, mau hujan juga” matanya melirik ke arah luar, sudah mendung.
“Eh tapi bentar deh Karina” Windu menahan tangan Karina yang hendak pergi. Karina menoleh “Apa?” tanya nya heran.
“Saya Sewindu, mendaftarkan diri untuk menjadi teman kamu” Windu berkata sambil mengulurkan tangannya pada Karina.
Kok ngajak temenan nya lucu sih?!
“Eh?” Karina terdiam menatap tangan Windu yang terulur pada nya. Saat tersadar ia langsung membalas uluran tangan Windu.
“Gue Karina, menerima lo sebagai teman gue” jawab Karina. Senyum terbit di wajah manis Windu.
“Terimakasih”
“Iya, kalau gitu gue balik ya. Makasih udah traktir tadi”
“Hati-hati Karina, dan sampai jumpa esok hari!” Windu melambai kan tangan nya pada Karina yang sudah melenggang pergi dari hadapan nya.
Anw sejak kapan Windu jadi selembut ini?
“Bye Teman!” teriak Karina di depan sana, Windu terkekeh sebelum akhirnya membalas teriakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sewindu✔️
Teen Fiction"Jatuh cinta tidak pernah ada dalam rencana saya. Sampai suatu hari saya baru menyadari bahwa saya sangat mencintai orang ini." - Sewindu Saka Pranata. ©️abyks_ 2022