Please, comeback.

1.1K 141 58
                                    

Enjoy!

Kelas 12 Ipa satu tampak sepi kali ini, Cleo tengah menulis di papan tulis karena guru tak masuk. Beberapa anak menggerutu karena tugas menulis mereka sangat banyak, termasuk Bandidos.

Ah iya, Bandidos kini berada di kelas Ipa satu karena sistem random setiap kenaikan kelas, dan sebuah keberuntungan mereka satu kelas.

Karina menjadi ketua kelas 12 ipa 1 karena Chandra di deportasi ke kelas ipa 3. Sedangkan wakil ketua ada Eugene, walaupun laki-laki itu tidak bisa di andalkan. Giselle kali ini menjabat sebagai bendahara dengan Windu sebagai wakilnya, lalu Cleo menjadi sekertaris dan Rayen menjadi wakil nya. Bandidos sempat protes karena merasa tidak cocok dengan jabatan mereka di kelas, tapi karena Giselle mengamuk jadi mereka mau-mau saja.

The power off Giselle.

Brak!

Beberapa siswa terlonjak kaget ketika mendengar suara gebrakan meja di bagian belakang. Sang pelaku hanya nyengir tak berdosa.

"Cie pada kaget." Ucapnya.

"EUGENE!" teriak beberapa siswa karena merasa kaget.

Bayangkan saja ketika kelas tengah hening damai dan tentram, tiba-tiba suara keras gebrakan meja terdengar. Untung saja mereka tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

"Sorry sorry. Cleo lo bisa nggak gedein dikit tulisannya? Nggak keliatan ege!" Protes Eugene karena merasa pusing melihat tulisan cleo di papan tulis.

"Udah tau mata lo bolor, kenapa milih duduk di belakang?!"

"Wah anjir. Lo nggak usah ngatain gue bolor juga dong!"

"Kan emang!"

"Jahat lo!"

Brak!

"Berisik." Desis Windu tajam. Dirinya sakit kepala tapi kedua manusia ini terus berdebat dan itu membuat kepalanya semakin pusing.

Tiba-tiba kelas menjadi hening, cleo maupun Ej tak ada yang berani kembali membuka suara. Aura tiba-tiba mencekam karena ucapan Windu.

"Lo pindah ke depan Je. Dan lo cleo, beresin tulisan lo."

"I-iya.."

"Anjrit serem." Gumam Ej sambil mendudukkan dirinya di bangku paling depan.

Karina melirik ke arah Windu yang tengah meringis sambil memegang erat kepalanya. Rasa khawatir mulai menjalar ke hatinya kala melihat orang yang disayangi nya terlihat kesakitan. Karina menghampiri Windu dan duduk di bangku Ej yang kosong karena sang pemilik berpindah tempat.

"Kenapa?" Tanya nya lembut.

Windu menoleh, "Nggak apa-apa, cuman sakit kepala dikit aja." Ucapnya sambil tersenyum tipis, mencoba meyakinkan Karina yang terlihat sangat khawatir.

"Muka kamu pucet banget, Win. Nggak mau ke uks aja?"

Karina memegang kening Windu.

"Tuhkan! Kamu demam!" Pekik Karina.

Semua penghuni kelas 12 ipa 1 menoleh ketika mendengar pekikan Karina. Rayen, Eugene dan Niel berlari menghampiri Karina yang masih berusaha membujuk Windu agar mau di bawa ke ruang kesehatan.

"Kan apa gue bilang, lo ngeyel banget sih pake segala pengen sekolah. Buru ke uks!" Paksa Ray sambil terus mengomel.

"Gue nggak apa-apa, Ray. Gue oke."

"Matamu oke! Buru ah jangan ngeyel, atau gue telepon Mama Soraya buat jemput lo?!" Ancam Ray.

Windu menggeleng, ia lebih baik di ruang kesehatan daripada di jemput oleh Mama Soraya. Dirinya sudah banyak merepotkan Mama nya itu, jadi ia lebih memilih pasrah.

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang