Official?

1.1K 168 12
                                    

______________

“Do'a ku semoga kamu, mau.”
_____

Enjoy!

Sudah dua minggu semenjak gosip tersebar, Windu benar-benar menjauhi Karina. Padahal kedua temannya sudah berusaha membuat Windu percaya bahwa itu hanya gosip belaka, namun bukan Windu namanya jika tak keras kepala.

“Pulang sekolah nanti kalian berdua harus bantuin gue, oke?” Karina menatap Ray dan Ej dengan tatapan memohon.

Sebenarnya adik dan Kakak itu ragu membantu Karina untuk membujuk Windu agar mau mendengar penjelasan Karina tentang gosip yang tersebar itu.

“Please? Gue gak mau masalah ini berlarut-larut. Nggak kuat gue nya jauh dari Windu” rengek Karina.

Ray dan Ej menatap Karina dengan tatapan sulit diartikan, sejak kapan Karina jadi lebay begini?

“Iya, nanti gue sama Ej bantuin. Tapi nggak janji, lo tau sendiri Windu keras kepalanya gimana."

Karina yang mendengar ucapan Ray seketika berlari dan memeluk kedua laki-laki yang berbeda tinggi itu.

“Makasih.. makasih!” teriaknya heboh.

“Fak, gue kejepit anjir!” Ray mencoba melepaskan diri dalam pelukan Karina, sedangkan Ej hanya terdiam pasrah.

“Kalau mau pelukan jangan di depan pintu, orang mau lewat jadi susah.” celetuk seseorang, Karina buru-buru melepaskan pelukannya pada kakak beradik itu, ia hafal siapa pemilik suara itu.

“Mau ikutan Win?” goda Karina.

“Nggak minat.” lelaki dengan perawakan sedang itu melangkah pergi, sedangkan Ray dan Ej hanya menahan tawa melihat Karina yang cemberut Karena di tolak Windu.

“Jangan ketawa!” Karina berbicara dengan mata berkaca-kaca. Ia berusaha agar bulir itu tak jatuh melewati pipi nya.

Ia sedikit sakit hati atas ucapan datar Windu, ternyata gosip itu berefek besar pada hubungan nya dengan Windu, ia jadi takut kalau Windu tak mau bicara lagi pada nya.

Tes..

Tanpa di minta, air mata Karina jatuh.

“Eh eh jangan nangis dong kak!” Ej berteriak panik dan mencoba menenangkan. Namun gagal, tangis Karina malah semakin kencang.

“Oh God...”

“WINDU TANGGUNG JAWAB LO!”

•••

“Sudah menangis nya?”

Karina hanya diam enggan berbicara, kepala nya tunduk ke bawah, Kaki nya tak berhenti memainkan batu kecil.

Disini lah mereka, di taman. Berterimakasih lah pada Frederik sibling's karena sudah berusaha menyeret Windu agar menemui Karina.

“Karin?”

Karina masih diam.

“Oh ayo lah.. Oke Saya minta maaf soal tadi. Saya minta maaf kalau ucapan saya tadi bikin kamu sakit hati..”

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang