Ribut

901 155 6
                                    

Enjoy!

Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas, begitu pula dengan Karina yang kini tengah berjalan di koridor sekolah sambil bersenandung kecil. Hari ini ia berangkat sendiri, Windu tak mengantarnya karena harus mengantar Mama Soraya ke kantor terlebih dahulu.

“Karina!”

Karin menoleh saat seseorang meneriaki nama nya, ternyata itu Hema yang tengah berlari tergesa ke arah nya. Di sebelahnya ada Maudy yang tengah tersenyum manis.

“Akhirnya sekolah lagi lo!” Karina memekik senang sambil memeluk Maudy erat, Maudy tersenyum sambil membalas pelukan Karina.

“Tumben berangkat sendiri? Si Windu kemana?” tanya Hema saat mereka memasuki kelas.

“Windu nganter mama nya ke kantor, jadi gue berangkat sendiri.” jawab Karina.

“Lia belum dateng?”

“Sekarang dia sering kesiangan, dan kalau di tanya alasannya apa, pasti dia ngalihin pembicaraan.”

Brak

Karina, Hema dan Maudy terlonjak kaget mendengar suara pintu yang di buka, kelas masih sepi jadi suara pintu itu benar-benar membuat mereka kaget.

“EUGENE!” Teriak Maudy kesal, ia benar-benar kaget, rasanya jantung seakan lepas dari tempatnya.

“Hehehe” cengir nya bodoh.

“Hai kak Karin, kak Hema” sapa nya.

“Ej kita kaget banget lho, nggak bisa gitu pelan-pelan buka pintunya?”

“Hehe sorry Kak Karin”

“Mau ngapain lo kesini?!” ketus Maudy.

“Hp lo ketinggalan ege! Terus ini dari mami, lo belum sarapan kan?” ucap Eugene sambil menaruh satu paper bag di depan Maudy.

Karina dan Hema hanya diam melihat Eugene dan Maudy. Sebenarnya Hema cemburu, tapi mau bagaimana lagi? Dia bukan siapa-siapa.

“Udah kan? Sana pergi lo!” usir Maudy. Eugene mendengus kesal, sebelum pergi Eugene dengan sengaja menarik rambut Maudy dan berlari kencang.

“EUGENE ASCARY FREDERIK!”

“Suara lo maudy. Udah kayak Toa aja” ucap Karina.

“Gue liat-liat Ej perhatian banget sama lo, kenapa kalian nggak balikan aja?”

Maudy terbahak mendengar penuturan Hema, ah ia tahu kalau temannya ini tengah cemburu.

“Gak usah sok-sokan bilang begitu, gue tau lo cemburu. Lagian gue gak bisa balikan sama Eugene, selain udah ga ada rasa, ada alasan lain.”

“Apa?”

“Dia sepupu gue.” jawab Maudy enteng.

“WHAT?!”

“Kok bisa sih?”

“Ceritanya panjang.” Maudy membuka paper bag berisi bekal yang di berikan oleh Mami Naya, tante Maudy.

“Ceritain dong say..”

“Gini, orang tua papa kan emang udah pisah pas papa masih kecil. Dia punya kakak laki-laki, setelah perceraian nenek sama kakek gue selesai, Papa ikut mama sedangkan kakak nya ikut Kakek.”

“Terus? Itu alasan lo putus sama Ej?” tanya Karina.

“Bukan, gue putus sama Eugene karena emang ngerasa nggak cocok aja. Nah kalau cerita gimana bokap gue bisa ketemu bokap nya eugene tuh pas waktu acara pertemuan para kolega.” Maudy menghela nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

Sewindu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang