Queenza Terbangun Dari Pingsan Nya Dan Menatap Ke Seluruh Penjuru Ruangan Bernuansa Putih Serta Bau Menyengat Khas Rumah Sakit, Ia Duduk Dan Menyandarkan Punggungnya Ke Bantal yang Sudah ia Tumpuk
"Haishh Tadi Pingsan Nih Pasti" Ucapnya Memegang Kepalanya Lalu Memijit Pelipisnya Pelan
Tak Lama Pintu Ruangan Terbuka Menampakkan Seorang Dengan Jas Putih Di Tubuhnya, Itu Dokter Karan Yang Menangani Queenza Tadi, ia Tersenyum Dan Berjalan Mendekat Ke Arah Queenza
Queenza Diam Lalu Menghembuskan nafasnya pelan, Wajahnya Putih Pucat Dengan Bibir Yang Pink Pucat, Jelas Sekali Jika Gadis Itu Sedang Sakit Sekarang
"Gimana? Ada Yang Sakit?" Tanya Dokter Karan Sambil Mendudukkan Diri-Nya Di Kursi Samping Berankar
"Gaada Kok Dokter, Cuma Pusing Dikit, Ak Sakit Apa Ya Dok?" Jawab Queenza Menatap Dokter Karan
"E'em Hasil Vonis, Kamu Mengidap Tumor Otak Stadium 1 Maka Dari Itu Sering Pusing" Ucap Dokter Karan Mampu Membuat Queenza Tertegun
"Saran Saya Kamu Harus Sering Cek up Ke Rumah Sakit, Kamu Bisa Temui Saya, Saya Akan Menangani Mu Sampai Sembuh" Sambungnya Lalu Tersenyum
"Iyaa Dokter Makasih ya" Ujar Queenza Berterimakasih
"Baiklah Perkenalkan Nama Saya Karan"
"Queenza Dokter" Jawab Queenza Tersenyum
"Aah Senyuman Mu Manis Sekali, Sering Lah Tersenyum Queen" Ujar Dokter Karan Tersenyum Balik
"Iyaaa Dokter Karan"
"Sekarang Kamu Istirahat dulu ya Kamu Butuh Istirahat Dan Saya Akan Buatkan Resep Obat Untukmu" Ucap Dokter Karan Mendapat Gelengan Dari Queenza
"Gamau Dokter, Queen Mau Pulang Aja, Biar Istirahat Di Rumah Saja" Ujarnya Pelan
"Baiklah-Baiklah, Tunggu Sebentar Saya Buatkan Resep Obatnya" Queenza Mengangguk
"Ini Resepnya, Kamu Bisa Tebus Di Apotek Depan" Ucap Dokter Karan Sambil Menyodorkan Sebuah Kertas Ke Queenza
"Iyaa Dokter Makasih Sekali Lagi" Jawab Queenza Lalu Mengambil Kertasnya Dan Turun Dari Berankar
Ia Berjalan Keluar Menuju Apotek Untuk Menebus Obatnya, Dokter Karan Memperhatikan Gadis Itu Daritadi, Dokter Muda Itu Seperti Merasakan Sensasi Berbeda Saat Melihat Queenza
"Cantik, Saya akan Suport Kamu Sampai Sembuh" Gumamnya Dan Kembali Ke Ruangannya
♚♚♚
Setelah Selesai Menebus Obat Queenza Langsung Memesan Taksi Dan Pulang Ke Rumahnya, Gadis Itu Masih Lemas Sekarang Dengan Wajah Pucat Pasi
Tak Lama Queenza Sampai Di Kediaman Nya, ia Turun Dari Mobil Tak Lupa Membayar Taksinya
♚♚♚
Sekarang Sudah Jam 12.20 Siang Dimana Sekarang Adalah Jam Pelajaran Terakhir Di Kelas, Namun Saat Ibu Rahmasati Sang Guru IPS Datang Dan Melangsungkan Absen
Ia Tak Menemukan Monic Dan Queenza Di Kelas
"Queenza Sama Monic Dimana!?" Tanyanya Garang, Bu Rahmasati Memang Terkenal Galak Jika Menyangkut Murid Bolos sekolah atau apapun Itu
"Monic Di Lapangan Bu, Kalo Queenza Gatau Kemana Tas Nya Aja Gaada" Celetuk Seli Ratu Bully Di Sekolah Ini
"Keterlaluan Mereka! Ibu Bakal Telfon Ayahnya Queenza Dan Papanya Monic" Ucap Bu Rahmasati Sambil Mengeluarkan Benda Pipih Dari Rok Nya Lalu Menelfon Regan Dan Bara Papanya Monic
"Rasain Tuhh, Siapa Suruh Nabrak Kak Samudra Tadi Pagi Sampai Di Elus nya Kayak Gitu" Batin Seli Tersenyum Smirk
♚♚♚
Baru Saja Queenza Menginjakkan Kakinya Di Ambang Pintu, Regan Langsung Menarik Tangannya Kasar Lalu Menghempaskan Cengkraman Nya Saat Sudah Sampai DiRuang Tengah
Queenza Kaget Plus Tak Percaya Dengan Perbuatan Regan Yang Kasar
"Ayah Kenapa? Kok Gitu Sama Queen" Tanya Queenza Menahan Butiran Bening Untuk Tidak Jatuh Dari Pelupuk Matanya
"Kenapa Kamu Bilang!!?? Barusan Saja Guru Mu Menelfon Saya Kalo Kamu Bolos!! Sudah 3 Guru Pelajaran Yang Telfon Saya!" Bentak Regan Keras Membuat Queenza Mengedipkan Matanya Alhasil Air Matanya Ikut Menetes
"Tapi Yah--
"Tapi apa Haah!? Gausah Banyak Alasan Kamu!" Potong Regan Sambil Melepaskan Ikat Pinggangnya Dan Siap Untuk Mencambuk Queenza, Namun Tak Jadi Saat Kedatangan Seseorang
Regan Langsung Kedepan Menyambut Orang Itu Sambil Tersenyum Hangat, Queenza Benar-benar Tak Menduga Regan Bisa Sekasar Itu terhadapnya, Dan Yah Rehan Sedang Ada Di LA Sekarang ia Tak Tau Harus Berbuat Apa
Queenza Berdiri Dengan Tertatih Karena Keadaannya Yang Belum Stabil, ia Berjalan Perlahan Menuju Kamarnya Di Lantai 2
Sedangkan Regan, ia Sedang Menyambut Seorang Wanita Dan Mengajaknya Ke Ruang Tengah, Lalu Duduk Di Sofa Dan Mulai Bercengkrama
"Akhirnya Kamu Datang Juga Bulan" Ucap Regan Tersenyum Menatap Bulan Yaitu Calon Istrinya, ia Akan Menikahi Bulan Lusa Nanti, Bulan Adalah Janda Beranak 1
"Iyaaa Mas Ak Sibuk Beberapa Hari Ini, Dan Anak Ku Baru Saja Pindah Ke SMA Sini" Jawabnya Tersenyum Balik
"Oh iya Dimana Dia? Kau Tidak Mengajaknya" Tanya Regan Sambil Menaikan sebelah Alisnya
"Gak Mas, Dia Sekolah Gamau Bolos Katanya, Nanti Pas Pernikahan Kita Kamu Pasti Ketemu Dia Kok" Jawab Bulan Ramah
"Aah Baiklah, Di SMA Mana dia Sekolah?"
"SMA Lentera Bangsa"
♚♚♚
Queenza Sudah Berada Di Kamarnya Sekarang, ia Habis Selesai Mandi Dan Melahap Roti Tapi Tak Sampai Habis, Kemudian Ia Meminum Obat Resep Dokter Karan Tadi
Setelah Itu ia Merebahkan Tubuhnya Ke Kasur King Size Miliknya, Tubuhnya Sangat Lelah Dengan Kepalanya Yang Cenat-Cenut
"Ak Kangen Sama Bunda, Ayah Jadi Kasar Banget Sekarang" Ucapnya Tak Sadar air Matanya Sudah Luruh
"Tapi, Mungkin Sekarang Bunda Udah Bahagia Sama Suami Barunya Bunda, Ga Salah Kan Kalo Suami Barunya Bunda Ak Anggap Sebagai Ayah Ku Sendiri" Ucap Nya Pada Diri Sendiri
"Masalahnya Bunda Gamau Ketemu Sama Ak Lagi" Ucapnya Lirih Lalu Menarik Selimut Dan Menutupi Tubuh Mungilnya Kemudian Ia Memejamkan Matanya Dan Tertidur
♚♚♚
"Sam Gamau Dateng Pokoknya!" Ucap Nya Tegas Kepada Orang Yang Di Seberang Telfon Sana
"Tapi Sam, Kamu Harus Dateng Sayang, Please Ya"
"Terserah!" Ucapnya Kesal Lalu Mematikan Telfonnya Sepihak
"Ada Apa Sam? Kok Kayak Kesel Banget" Tanya Seseorang Yang Berada Satu Ruangan
"Bunda Gue Mau Nikah Lagi!"
"Terima Aja Sam, Lagian Kan Ayah Lu beneran Udah Ga Menginginkan Kalian, Kasihan Bunda Lu" Timbal Seseorang Lagi
"Bacot Lu! Lu Gatau Rasanya Jadi Gue Semesta" Jawabnya
"Iyaa Tapi Kasihan Bunda Lu, Dia Juga Butuh Seorang Suami Sam, Lu Liat Sendiri Kan Bunda Lu Kesepian" Ucap Semesta Mencoba Untuk Membujuk
"Hm Iyaa Lah" Jawabnya Pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAZA [and His Son]
Teen FictionKisah kehancuran seorang anak perempuan ketika kedua orang tuanya berpisah. ibu kandungnya sendiri tak mau melihat dirinya lagi beralasan sudah mempunyai keluarga baru dan anak tiri, ibunya tak sanggup menghadapi sifat sang ayah yang ambisius dan m...