35. Acara tujuh bulan

43 4 10
                                    

Welcome new part.

Happy Reading ♡

....

"Hai" semua orang yang berada di taman depan menoleh ke arah seseorang yang baru saja datang bersama Zergan juga Nilam.

"Eeh akhirnya a'a Dante datang juga" Yuna yang tengah menyantap kue langsung menghampiri laki-laki itu yang bernama Dante. Ia adalah anak dari Zergan dan Nilam, bisa dibilang adiknya Samudra dan queenza.

Tak ada yang menyangka bahwa saat queenza tengah mengandung Sean saat itu, Nilam pun mengandung Dante saat itu juga. Laki-laki yang bernama lengkap DANTE LAUT ALBION berusia sama seperti Sean dan juga lainnya, padahal ia adalah om bagi Sean.

"Yuna jangan kayak gitu iihh" ucap Monic menarik Yuna agar sedikit menjauh dari Dante.

"Yuna sini aja sama aku" ajak Geura yang tengah menata bunga di dalam vas. Gadis itu mendengus dan terpaksa menjauh dari Dante.

"Eeh om muda udah dateng" gurau Sean, baru keluar dari rumah. Dante yang tengah mengamati Geura teralihkan menatap Sean.

"Lihat temen kamu" Sean melihat ke arah jari Dante. Sean mengangguk, "Geura? Kenapa emangnya?" tanya Sean.

"Kamu beruntung bisa dapat teman sepertinya, udah cantik, manis, baik, ramah pula" puji Dante pada Geura, walau gadis itu tak mendengarnya.

"Om suka sama dia?" gurau Sean lagi memanggilnya dengan sebutan om. Dante menggeleng.

"Saya juga punya teman sepertinya, dan saya sangat menyukainya" jawab Dante.

"Dia bersinar dan hangat saat di dekatnya" sambung Dante.

"Sudah dulu memuji matahari" ucap Nilam. Dante terkekeh kecil mendengarnya.

"Yaudah ayo masuk keponakan" kata Dante ikut bergurau. Merangkul pundak Sean dan masuk ke dalam rumah.

"Saya juga sangat suka padanya" gumam Fatih masih bisa terdengar oleh beberapa pasang telinga.

"Siapa tuhh?" tanya Nathan merangkul pundak Fatih. Yang ditanya hanya menggeleng tanpa menjawab. "Dasar lu" sergah nathan dan langsung saja membawa Fatih masuk ke dalam.

....

Acara sudah dimulai, mulai dari pembacaan do'a, mandi kembang dan juga acara sambutan lainnya. Kini mereka semua tengah berfoto bersama. Giliran Sean, Geura, dan juga Dante yang berfoto. Ketiga orang itu berfoto, bertempat Geura di tengah.

"A'a Dante foto sama Yuna yuk" ajak Yuna.

"Maaf, tapi fotografer nya harus foto yang lain juga" tolak Dante. Yuna mendengus dan berinisiatif untuk berfoto lewat HP saja, tapi Dante sudah pergi terlebih dahulu.

"Yuna, jangan gatel ih" ucap Geura menggelengkan kepalanya menatap Yuna. Yuna mendelik menatap Geura.

"Gue ga gatel! Lu kali" ketus Yuna, langsung pergi begitu saja. Geura hanya menghela nafasnya sabar. Padahal ia hanya bergurau.

....

Acara masih berjalan, semuanya disibukan dengan aktivitas masing-masing. Geura hanya duduk di kursi sambil tersenyum melihat tingkah Yuna yang bermain bersama teman-temannya.

"Kok sendirian?" tanya Dante, baru saja datang bersama Sean. Kedua orang itu mengambil duduk di sebelah Geura.

"Aku mau liat aja" jawabnya.

"Ga mau gabung sama mereka?" Geura menggeleng. "Geura mah sendirian mulu" cetus Sean.

"Kamu temenin lahh" goda Dante. Sean hanya memasang mimik wajah julid nya. Geura mengulum senyumannya mendengar perkataan Dante barusan.

"Jangan gitu lah, bersemu tuh dia" gurau Sean tertawa melihat raut wajah Geura. Pipi gadis itu semakin memerah bak kepiting rebus, tangannya tergerak memukuli lengan Sean. Dante tersenyum melihat keduanya.

"Mari kita persilahkan Sean untuk memberikan kata sambutan untuk calon adiknya" Sean yang tengah bermain dengan Geura jadi tersedak air liurnya sendiri. Tidak ada bilang kalo dirinya akan memberikan kata sambutan. apa yang akan ia katakan.

"Gue mau ngomong apaan? Gaada yang bilang kemarin-kemaren" protes Sean berkacak pinggang. Dante dan Geura mentertawakan Sean yang kebingungan.

"Maju aja sana, tamu udah nunggu tuh" suruh Geura di sela tawanya. Sean dengan muka memelas nya berjalan ke atas panggung. Memegang sebuah mikrofon Sean siap untuk berbicara.

"Ekhem" deham Sean.

"Gue sih bingung mau ngomong apaan tapi yaudah lah, buat calon adek gue nanti kalo udah lahir jangan nakal ye, kalo cowok harus ganteng kayak abang, kalo cewe tetap harus mirip abang, versi cewenya, jangan gantiin posisi gue kalo gak gue buang lu ke laut"

semua orang yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak. Sean dengan bangganya turun dari atas panggung sembari menyugar rambutnya ke belakang. Lain halnya dengan kedua orang tua Sean yang merasa sedikit malu. Akibat perlakuan Sean barusan.

"Woi Sean!! Kata-kata lu bagus juga!" teriak Yuna tertawa keras. Sean hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kata-kata kamu lucu banget tau gak" ucap Geura terkekeh, menggelengkan kepalanya menatap Sean.

"Sean gitu lohh, Sean Alzabiru Angkasa" laki-laki itu langsung tertawa setelah menyebutkan nama lengkapnya.

.....

Tak terasa acara tujuh bulanan tadi sudah usai, hari sudah menjelang sore. Acara tadi pun ditutup sekitar satu jam yang lalu.

Sore atau petang ini merupakan suatu masa di dalam hari sesudah berlangsungnya siang. Sore sebagai penghubung waktu antara siang dan malam.

Dan ketika datang malam waktu ini dipergunakan sebagai waktu untuk istirahat. Semuanya tengah berada di dalam rumah, tepatnya di dalam rumah sang pemilik acara.

"Bunda janji ya jangan lupa sama sean nanti kalo udah ada adek" pinta Sean bersedekap dada. Queenza dengan jahilnya menggeleng.
"Lupain aja ah, kamu kan nakal" ucap queenza mendapat kecupan manja dari Sean.

"Cean ga nakal kok unda" kata Sean meniru suara anak kecil. Tapi queenza masih menggelengkan kepalanya, Raka menepuk-nepuk bahu Sean. "Sabar nak" ucapnya.

"Iss awas aja kalo beneran dilupain, Sean pergi aja dan ga pulang lagi" rajuk Sean.

"Yaudah pergi aja, lagian kamu dari kecil udah nakal banget, siapa tau adek kamu lebih baik dari kamu" ucap queenza, masih berunsur bercanda. Laki-laki itu mengerucutkan bibirnya.

"Tega banget sama cean" sergah Sean berlalu ke kamarnya. Queenza dan juga Raka tertawa puas karena berhasil menjahili Sean.

"Ntar pergi beneran nangis" beo Monic melihat sahabatnya itu. Queenza berhenti tertawa sambil menghapus air mata di sudut matanya.

"Hanya bercanda, Sean lah yang mengisi hari-hari ku dengan indah, sikapnya yang nakal memang sedikit menyebalkan tapi itu berhasil membuat waktu hingga saat ini begitu berwarna." jawab queenza mendapat anggukan setuju dari Monic.

"Itu benar, entah bagaimana rumah kita tanpa anak-anak" imbuh Gina tersenyum.

"Anak-anak pada nakal" gosip para suami-suami yang masih terdengar oleh para istrinya.

"Kayak kamu!" jawab istri mereka serempak.

....

Tbc.

Spam next.

Janlup vote komen nya 🫶🏻


Maaf, kalo cerita tujuh bulannya disingkat soalnya sy tidak terlalu paham dengan acara begituan.

RAKAZA [and His Son] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang